Marah-marah – Kendali emosi setiap orang memang berbeda-beda. Lebih-lebih, suasana hati juga bisa mempengaruhi mudah-tidaknya kamu merasa marah. Kalau dari awal mood-mu memang sedang buruk, lihat orang bersin di depanmu saja kamu bisa marah. Apalagi lihat mantan jalan sama pacar barunya. Duh, panas rasanya hati berdarah-darah!
Tapi, rasa marah itu kalau nggak kamu kendalikan dengan baik, selain berakibat buruk untuk kesehatan juga, membuatmu jadi kurang elegan.
Kenapa Kita Marah-marah?
Menurut Paul Ekman, ada enam emosi dasar, yaitu takut, marah, gembira, sedih, jijik, dan terkejut. Setiap emosi yang kita rasakan dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan maupun suasana hati kita. Kemampuan kita untuk bisa mengendalikan emosi ditentukan dari coping mechanism, yaitu kemampuan untuk menilai dan mengambil alih situasi yang membuat kita merasakan emosi tertentu.
Lalu, bagaimana dengan amarah? Dilansir dari American Psychological Association, amarah adalah emosi yang ditandai dengan antagonisme terhadap seseorang atau sesuatu yang kita pikir salah. Sebetulnya, amarah dapat memberi ruang bagi kita untuk mengungkapkan perasaan negatif atau memotivasi untuk menemukan solusi atas masalah. Namun, kalau kemarahan yang berlebihan tidak kita kendalikan, takutnya malah bisa menimbulkan masalah pada orang-orang di sekitar kita.
Cara Belajar Mengendalikan Diri Supaya Nggak Marah-marah
Belajar mengendalikan amarah memang nggak mudah, apalagi kalau kamu memang termasuk sebagai pribadi yang punya temperamen tinggi. Nah, saat kamu menemukan hal yang memancing emosi dan siap membuatmu meledak, beberapa hal ini bisa kamu lakukan untuk menenangkan diri!
1. Biar hatimu lebih adem, coba deh lihat ke atas. Langit bersinar cerah dan burung-burung berkicau dengan riangnya!
Melihat ke atas memberikan suntikan energi positif yang bisa membuat hatimu lebih tenang. Berbeda dengan menunduk ke bawah yang justru memberikan energi negatif pada jiwamu yang sedang dilanda emosi.
Ketika kemarahanmu sudah sampai di ujung lidah, segera saja mendongak ke atas selama beberapa detik, nikmati langit biru yang indah, sampai kadar kemarahanmu menurun di titik aman.
2. Untuk menenangkan emosimu yang sudah di ubun-ubun, segera pasang senyum lebar. Tahan sedikit lebih lama, sambil selfie juga boleh!
Senyum palsu nggak selamanya buruk kok. Penelitian membuktikan bahwa tersenyum akan membuat kamu lebih bahagia. Emosi dalam diri kita bisa mempengaruhi ekspresi di wajah kita, dan sebaliknya, ekspresi di wajah kita bisa mempengaruhi warna emosi yang kita rasakan.
Kalau kamu merasa emosimu mulai tersulut, coba deh tarik bibirmu ke samping dan tersenyum selama beberapa detik. Amarahmu yang meledak-ledak akan mulai surut dan tergantikan oleh hormon bahagia.
3. Kalau senyum saja gak cukup, buru deh cari-cari video lucu di Youtube. Dengan tertawa, kamu bisa lupa pada amarahmu seketika
Tertawa saja, gimanapun caranya! Jika amarahmu benar-benar hebat, mungkin senyum saja nggak cukup. Tenang, selain senyum, tawa juga bisa mengendalikan amarah yang menggelegak kok. Jadi, kalau ada yang membuatmu kesal, jangan diturutin. Langsung saja buka video-video lucu di Youtube dan asingkan dirimu di sana.
Dengan tertawa-tawa beberapa saat, dijamin kamu lupa kalau tadi kamu sudah hampir marah. Memangnya kamu bisa tetap marah-marah kalau kamu sedang nonton Mr. Bean atau Warkop DKI?
4. Kalau emosi biasanya nafas jadi kembang kempis menyiksa. Coba pause sebentar dengan ambil nafas panjang biar kamu sedikit lebih lega
Saat emosi menguasai diri, nafasmu pasti akan kembang kempis menyiksa. Wajar, kamu sedang menahan lahar yang siap keluar. Di sini, kamu bisa menahan nafas selama beberapa detik, untuk membuat nafasmu tidak kembang kempis lagi.
Setelah menahan nafas, jangan lupa untuk mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya kuat-kuat. Bayangkan saja emosi yang tadi di hatimu ikut keluar bersama nafas yang kamu hembuskan. Lakukan beberapa kali supaya hatimu lega.
5. Biar emosimu nggak meledak, coba ambil jeda sejenak untuk berpikir jernih. Cari tempat yang tenang, dan melamunlah sebentar di situ
Kejadian apapun bisa membuatmu marah bila kamu memang sedang dalam situasi hati yang buruk. Supaya amarahmu nggak meledak, saat hatimu mulai cekat-cekit ingin marah, segera menyingkir saja dari situ.
Cari tempat yang agak sepi dan duduklah dahulu. Melamunlah di situ sambil mengevaluasi hal yang sudah membuatmu marah. Pikirkan baik-baik, siapa tahu yang sebenarnya terjadi tidak seburuk itu.
6. Menahan amarah juga bisa dengan hal bermanfaat seperti olahraga, efek sehatnya jadi berpangkat dua
Selain dengan berbagai bahasa tubuh sederhana, kamu juga bisa mengontrol amarah dengan olahraga. Kalau kamu sedang sendirian di kamar, kamu cukup lari-kali kecil keliling kamar saja.
Tapi, kalau kamu lebih niat, kamu bisa jogging beneran. Olahraga akan membuat pikiranmu lebih rileks dan tenang. Selain membuang amarahmu jauh-jauh, kamu juga jadi sehat kan? Manfaatnya jadi kuadrat!
7. Karena marah-marah langsung agak berbahaya, coba deh tulis kemarahanmu di selembar kertas, biar kamu puas
Sebenarnya, yang paling efektif dari meredakan kemarahan adalah dengan mengungkapkannya. Saat kamu begitu marah pada seseorang, pastinya kamu ingin orang itu tahu bahwa kamu sedang marah.
Setelah dia tahu, perasaanmu akan jauh lebih lega. Ya nggak? Tapi, kadang situasi nggak memungkinkan untuk kamu langsung mengungkapkan kemarahanmu. Tapi, kamu bisa menggantinya dengan menulis isi perasaanmu.
Ungkapkan saja kemarahanmu dalam bentuk tulisan. Mau memaki, ya maki saja pakai huruf kapital. Sampai kamu puas. Setelah selesai ditulis, coba deh kamu baca sendiri. Lebih lega nggak?
Rasa marah memang merupakan salah satu keunikan yang dimiliki manusia dan bisa terjadi pada siapapun. Tapi, selalu ingat bahwa emosi bisa menyabotasi hal-hal baik yang bisa datang padamu, karena kamu salah ambil keputusan.
Karena biasanya, keputusan yang diambil saat emosi sedang dalam puncaknya, akan kamu sesali selama-lamanya. Selain itu, amarah juga akan membuat hidupmu yang sudah berat jadi semakin berat.
Yuk, mulai belajar mengendalikan emosi, biar hari-harimu lebih indah lagi! Jika kamu masih kesulitan menghadapi hari-harimu yang sedang penuh emosi, psikolog Riliv siap membantumu!
Referensi:
- An, H. Y., Chen, W., Wang, C. W., Yang, H. F., Huang, W. T., & Fan, S. Y. (2020). The Relationships between Physical Activity and Life Satisfaction and Happiness among Young, Middle-Aged, and Older Adults. International journal of environmental research and public health, 17(13), 4817. https://doi.org/10.3390/ijerph17134817
- Gu, S., Wang, F., Patel, N. P., Bourgeois, J. A., & Huang, J. H. (2019). A Model for Basic Emotions Using Observations of Behavior in Drosophila. Frontiers in psychology, 10, 781. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2019.00781
- Lund, D. A., Utz, R., Caserta, M. S., & De Vries, B. (2008). Humor, laughter, and happiness in the daily lives of recently bereaved spouses. Omega, 58(2), 87–105. https://doi.org/10.2190/om.58.2.a
- Ma, K., Sellaro, R., Lippelt, D. P., & Hommel, B. (2016). Mood migration: How enfacing a smile makes you happier. Cognition, 151, 52–62. https://doi.org/10.1016/j.cognition.2016.02.018
Artikel ini ditulis oleh Hipwee dan terinspirasi dari Lifehack.org.