Tips Lebih Percaya Diri – Di usia kamu, menjadi percaya diri mungkin jadi salah satu problem paling mendasar yang sulit kamu hadapi. Apalagi kalau kamu sudah sering melihat pencapaian teman-teman yang lain.
Mungkin kamu akan membayangkan, benarkah aku memiliki potensi? Benarkah aku layak untuk pencapaian lainnya?
Belum lagi jika kamu merasa bahwa semua yang kamu dapatkan hingga hari ini hanyalah keberuntungan! Hal ini bisa menjadi tanda adanya impostor syndrome, lho!.
Penyebab Insecure Muncul pada Usia Remaja Akhir dan Dewasa Awal
Golongan remaja akhir dan dewasa awal mencakup usia 18-25 tahun. Pada usia ini sangat rentan dengan krisis kepercayaan diri. Padahal, pada usia ini cara kamu memandang dirimu sangat penting untuk bekal menghadapi hidup yang lebih jauh.
Ada beberapa penyebab munculnya insecure pada usia remaja akhir dan dewasa awal:
Rasa Tidak Aman Karena Kegagalan atau Penolakan
Banyak kegiatan yang kamu ikuti pada usia ini, seperti aktivitas sekolah atau pun kuliah.
Ada pula mungkin beberapa kegiatan seperti pekerjaan paruh waktu atau sukarelawan.
Mengikuti kegiatan tersebut bisa membantu kita menemukan jati diri. Tapi apa jadinya bila ternyata kamu selalu ditolak atau menganggap dirimu gagal?
Hal ini sangat mempengaruhi perspektifmu dalam memandang siapa kamu. Apalagi jika kamu tidak mendapat dukungan dari orang-orang terdekatmu.
Penolakan pasti membuat seseorang melihat dirinya sendiri dan orang lain secara lebih negatif, setidaknya untuk sementara waktu.
Kamu perlu memahami bahwa kegagalan adalah pengalaman yang semua orang pasti merasakannya, dan kegagalan diciptakan agar setiap orang bisa belajar dari kesalahan dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Memiliki Kecemasan Sosial
Penyebab yang satu ini bisa jadi diakibatkan oleh kebiasaan sejak kecil untuk ‘bersembunyi’ dari kerumunan sehingga menyebabkan kamu takut dievaluasi oleh orang lain.
Hasilnya, kamu mungkin tidak percaya diri untuk berhadapan dengan orang dan akhirnya memilih menarik diri.
Ya, pengalaman tidak mengenakkan di masa lalu sangat berpengaruh terhadap bagaimana kamu memandang orang lain dan kritik yang disematkan kepadamu.
Bila hal ini terjadi, kamu bisa segera mendiskusikannya dengan psikolog agar kamu tidak semakin menarik diri, loh!
Media Sosial Mendorong Seseorang Untuk Tampak atau Terpinggirkan
Menariknya, media sosial sangat berpengaruh terhadap bagaimana kamu melihat dirimu sendiri, lo.
Apalagi di media sosial kamu hanya melihat pencapaian orang lain.
Hal ini seringkali membuatmu membandingkan dalam berbagai bidang seperti pekerjaan, “Kenapa aku tidak bisa seperti mereka?”
Faktanya, media sosial adalah selektif. Artinya, tidak semua orang bisa membagikan momen-momen terburuknya. Sama sepertimu, kok!
Oleh karena itu, kamu tidak perlu terlalu banyak menilai seseorang dari media sosialnya saja, ya!
Pikiran Kritis yang Semakin Tajam Pada Usia Ini
Kita adalah kritikus paling tajam terhadap diri kita. Benar tidak?
Apalagi di usia 20-an, banyak hal yang kita pelajari di masa lalu membentuk bagaimana cara kita melihat diri kita sekarang.
Mungkin orang tuamu termasuk toxic karena sangat perfeksionis sehingga kamu pun terbawa untuk menjadi yang terbaik di semua lingkungan.
Atau kamu pernah mendapat pengalaman tidak mengenakkan sehingga kamu takut untuk memulai sebuah pekerjaan karena takut gagal.
Inilah mengapa kamu perlu mengenali alasan dari insecure kamu dan coba perhatikan kalimat buruk apa saja yang mereka ungkapkan kepada kamu.
7 Tips untuk Tampil Lebih Percaya Diri
Hanya Dapatkan Feedback dari Orang yang Kamu Percaya
Banyak sekali feedback yang membuat kamu pasti kelelahan. Apalagi jika kritik atau masukan datang dari orang yang tidak kamu kenal.
Mendengar ketika orang asing berkata lipstikmu terlalu merah atau pun rambutmu terlalu kuno pasti menyakitkan.
Tapi coba ingat lagi, apakah kamu akan meminta saran dari mereka yang tidak kamu kenal dan tidak bersinggungan langsung untuk keseharianmu?
Sangat penting untuk menyeleksi siapa yang berhak memberi kamu masukan untuk hidupmu. Kamu tidak akan pernah bisa memuaskan semua orang.
Jadi fokuslah untuk mendengarkan dari orang-orang terdekat yang kamu percaya saja!
Tentukan Tujuan Hidup dan Nilai-nilai Penting yang Realistik
Ada kalanya kamu memiliki tujuan hidup yang begitu tinggi dan juga menakjubkan.
Ini bukan masalah! Harapan adalah salah satu hal positif yang membuatmu merasa tetap ‘hidup’.
Tapi apakah kamu sudah menyiapkan langkah-langkah realistik yang bisa kamu lakukan secara perlahan?
Menyiapkan langkah-langkah konkrit untuk mencapai tujuan tersebut secara satu per satu menjadi tips untuk lebih percaya diri dengan hidupmu.
Para perfeksionisme sering terjebak dalam lamunan tinggi tetapi ketika hal tersebut tidak tercapai karena mereka tidak tahu caranya, mereka akan kecewa dan memutuskan tidak mau lagi bermimpi.
Persiapkan Dahulu Hal yang Ingin Kamu Lakukan
Ya, bagaimana pun juga untuk sukses kamu harus bisa mempersiapkan, bukan?
Cobalah untuk menyiapkan naskah teks sebelum presentasi, latihan, atau kegiatan apa pun yang membuatmu semakin percaya diri!
Ini artinya, kamu sudah melatih dirimu untuk bangkit dan menghadapi tantangan yang akan datang.
Berkumpullah dengan Orang, Menarik Diri Justru Membuat Self Critic Semakin Besar!
Sangat mudah untuk menarik diri ketika kamu gagal atau pun tidak berhasil.
Kamu boleh kok untuk menyendiri sejenak, tetapi jangan lupa untuk kembali berkumpul dan mencari dukungan.
Sahabat dan keluarga akan selalu bisa melihat kualitas positif dari dirimu, sehingga kamu tidak akan terjebak dalam self critic terus menerus!
Daripada Melihat Hitam dan Putih, Cobalah Membuat Ranah Abu-abu
Poin ini menjadi penting bagi para perfeksionis!
Dengan mindset all or nothing, hal ini sangat berbahaya karena sejatinya kesuksesan bukanlah pilihan.
Sukses adalah sebuah spektrum, dimana kamu bisa menafsirkan kesuksesanmu sendiri.
Kamu gagal diterima kampus yang kamu sukai? Tidak apa-apa, memang hal itu membuatmu sedih, tetapi kamu masih bisa belajar atau pun bekerja paruh waktu untuk mempersiapkan diri.
Tidak lupa kamu juga bisa mengikuti kursus yang ada di internet sebagai pilihan lainnya, bukan?
Sehingga ketika kamu diterima di kampus tahun depan, kamu justru memiliki ilmu yang lebih daripada teman-temanmu!
Tentukan Kualitas Diri yang Kamu Suka Tanpa Berkaitan dengan Hasil Pekerjaan
Kamu mungkin merasa bahwa harga dirimu ditentukan dari kesuksesanmu.
Jika kamu bertanya pada dirimu sendiri, apakah kamu tetap akan mencintai dirimu meskipun kamu tidak sukses?
Pertanyaan ini seringkali sulit untuk dijawab. Karena itu, cobalah untuk menggali kualitas diri apa saja yang kamu temui dari dirimu.
Semakin kamu mengenal dirimu di luar konteks produktivitas, semakin kamu bisa mencintai dirimu tanpa syarat.
Berikan Waktu Kepada Dirimu untuk Menerima Siapa Dirimu
Tentunya, semua ini juga harus dilalui dengan proses panjang yakni penerimaan diri, ya.
Kamu bisa mengambil jeda kesibukan atau memprioritaskan diri untuk fokus pada dirimu sendiri dan mengenalinya lagi.
Sama seperti hubungan romantis, tentu butuh PDKT atau pendekatan dengan si dia, bukan?
Anggaplah dirimu adalah seseorang yang sangat kamu cintai sehingga butuh waktu untuk semakin mengenal.
Jika kamu tidak nyaman, kamu bisa mendapat bantuan psikolog untuk mengenal lebih jauh tentang siapa dirimu dari perspektif yang berbeda, loh!
Tanpa dihakimi, psikolog bisa membantu menemukan potensi serta cara menghadapi suara-suara negatif dalam dirimu.
Sumber:
- https://journeyhomeeast.com/blog/the-secret-to-self-confidence-in-young-adults/
- https://www.psychologytoday.com/us/blog/strategies-living/202204/the-insecurities-driving-young-adults
- https://www.mind.org.uk/information-support/for-children-and-young-people/confidence-and-self-esteem/
- https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-mindful-self-express/201512/the-3-most-common-causes-insecurity-and-how-beat-them