Wanita karir dan keluarga – Tidak seperti pria yang “ditakdirkan” untuk bekerja–tidak peduli mereka masih single atau sudah berkeluarga, wanita sayangnya tidak merasakan keistimewaan tersebut. Begitu sudah menikah, banyak wanita dihadapkan pada pilihan antara karir atau keluarga.
Di zaman yang serba modern sekarang ini, bahkan masih ada saja pemikiran kuno yang menyebut bahwa wanita seharusnya hanya mengurus keluarga (suami, anak, bahkan mertuanya) dan tidak perlu lagi bekerja.
Ini tidak jadi masalah jika memang yang diinginkan oleh wanita adalah menjadi ibu rumah tangga, bukan wanita karir. Namun, menjadi masalah jika mereka diharuskan memilih antara wanita karir dan keluarga. Apa benar wanita memang harus memilih di antara keduanya?
Pertimbangan saat memilih antara wanita karir dan keluarga
Bagi para wanita karir yang bekerja karena tuntutan ekonomi (gaji suami kurang dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, misalnya), mungkin tidak akan terlalu merasa bersalah karena tetap bekerja walaupun sudah berkeluarga.
Meskipun hal ini tidak membuat beban dan tanggung jawab si wanita karir lebih ringan karena dia tetap dituntut untuk mengurus keluarganya sambil bekerja karena itulah “kodrat” wanita, padahal suami seharusnya memiliki beban dan tanggung jawab yang sama.
Namun, bisa jadi pertanyaan banyak orang jika gaji suami sudah besar dan lebih dari cukup untuk keluarganya, tetapi sang istri tetap bekerja dan menjadi wanita karir. Tidak jarang hal ini membuat wanita dianggap lebih memilih pekerjaan dibandingkan keluarganya.
Padahal, banyak yang bisa menjadi pertimbangan saat seorang istri dan ibu juga ingin sekaligus menjadi wanita karir. Misalnya saja pasion, terlanjur jatuh cinta dengan pekerjaannya, atau menganggap bekerja sebagai me time yang efektif.
Jika sudah seperti ini, wanita tidak seharusnya memilih antara wanita karir dan keluarga karena sudah banyak bukti yang memperlihatkan bahwa wanita bisa memiliki karir dan keluarga yang baik.
Perusahaan tidak seharusnya membuat karyawan memilih antara wanita karir dan keluarga
Masalah antara wanita karir dan keluarga ini sebenarnya tidak hanya terjadi di keluarga si wanita karir, tetapi juga di perusahaan tempatnya bekerja. Mulai dari masih banyaknya perusahaan yang lebih memilih menerima wanita berstatus single dibandingkan sudah menikah hingga kesulitan wanita mengurus rumah tangganya saat bekerja.
Sampai sekarang, wanita karir lebih dituntut untuk membuktikan kemampuannya kepada perusahaan dan rekan-rekan kerja, yang membuat mereka masih tetap bekerja di luar jam kerja. Hal tersebut membuat waktu untuk mengurus keluarga jadi berkurang.
Wanita karir yang lebih sering meminta izin atau dispensasi untuk urusan keluarganya juga terkadang membuat perusahaan menganggap mereka tidak profesional. Padahal, jika perusahaan menawarkan jadwal kerja yang fleksibel atau peluang kerja dari rumah saat ada urusan keluarga, sangat membantu wanita karir dalam menjalankan pekerjaannya.
BACA JUGA: Apa Itu Glass Ceiling? Sering Dirasakan Karyawan Wanita
Keberadaan wanita karir membuat perekonomian lebih baik
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, jika Indonesia melihat potensi pekerja wanita yang besar dan kesempatan yang diberikan kepada karyawan pria dan wanita sama, hal tersebut akan berakibat sangat baik kepada ekonomi, khususnya untuk generasi muda.
“Maka tugas policy makers seperti kita adalah membuat supaya halangan untuk perempuan seminimal mungkin. Misalnya harus ada daycare, ada tempat nursery, pemerintah juga harus bisa memberikan cuti melahirkan yang penuh atau bahkan di beberapa negara maju bapaknya juga diberikan cuti. Jadi level playing field-nya menjadi lebih terasa dan beberapa beban yang muncul karena nature perempuan itu berbeda harusnya bisa dikurangi,” jelasnya.
Jadi, perusahaan tidak seharusnya bersikap diskriminatif kepada karyawan wanita dan secara tidak langsung mengharuskan mereka memilih antara wanita karir dan keluarga. Padahal, banyak dari kelebihan wanita karir yang bisa sangat bermanfaat untuk perusahaan.
Jika di perusahaan Anda memiliki masalah mengenai wanita karir dan keluarga mereka, Riliv for Company memiliki program kerjasama Employee Assistance Program sebagai berikut:
- Konseling karyawan langsung melalui chat tanpa harus repot mengatur jadwal bertemu untuk konsultasi psikologi online
- Kelas untuk karyawan dari pakar dunia psikologi, karir, dan mindfulness untuk menemukan performa maksimal dari karyawan Anda
- Konten mindfulness berupa audio guide mindfulness content untuk menciptakan fokus dan keseimbangan dalam bekerja dan beristirahat
- Asesmen psikologis yang terpercaya sehingga Anda bisa memastikan masalah apa yang dihadapi untuk menentukan solusi tepat guna
- Harga terjangkau karena Anda akan langsung mendapatkan semua paket dalam harga yang masuk akal
- Produktivitas terjaga karena karyawan tidak perlu meluangkan waktu pergi atau meditasi yang lama.
Bila Anda tertarik untuk bekerjasama dengan Riliv for Company demi investasi kesehatan mental para karyawan Anda, kontak Indra 0857-8587-5736 untuk informasi lebih lengkap tentang motivasi karyawan dan peningkatan produktivitas karyawan.
Referensi:
- finance.detik.com. Sri Mulyani Bicara Tentang Pilihan Wanita: Karir atau Ibu Rumah Tangga?
Ditulis oleh Elga Windasari
Baca Juga:
5 Cara Meningkatkan Percaya Diri Wanita, Wajib Tahu!
Tips Ibu Rumah Tangga yang Bisa Membantumu Menjadi Super Mom!