Dear, tahukah kamu ada berbagai tipe meditasi di berbagai kultur di dunia? Salah satunya adalah meditasi sufi. Meditasi sufi atau muraqabah adalah salah satu bagian dari ajaran sufi.
Ajaran dan praktik-praktik muraqabah ini dilakukan oleh Jalaludin Rumi, seorang sufi sekaligus salah satu penyair paling terkenal sepanjang masa, lho, Dear!
Apa itu ajaran sufi?
Ajaran sufi atau sufisme adalah salah satu kepercayaan mistis Islami di mana muslim membangun hubungan personal dengan Tuhan melalui praktik penyerahan diri, berputar, meditasi dari hati, dan pengulangan dzikir.
Sufisme terdiri dari berbagai jalan mistis untuk memastikan asal muasal manusia dan Tuhan, dan memfasilitasi kehadiran akan cinta dan kebijaksanaan di dunia.
Orang yang mempraktikkan sufisme disebut dengan sufi. Mereka melakukan berbagai praktik-praktik spiritual, yang mana kebanyakan mendapat pengaruh dari tradisi Yoga dari India.
Sufisme dipraktikkan dengan berbagai cara, utamanya dengan muraqabah dan dzikir. Dzikir adalah kalimat yang diucapkan para sufi agar tetap ingat dan dekat dengan Tuhan.
Pada artikel kali ini, Riliv akan menjelaskan tentang meditasi sufi. Simak yaa, Dear!
Meditasi sufi
Berbeda dengan kebanyakan teknik-teknik meditasi, meditasi sufi memang pada dasarnya sudah mengandung muatan dan tujuan spiritual.
Tidak ada ‘versi sekuler’ dari teknik-teknik berikut, karena kepercayaan mereka bahwa Tuhan turut membentuk serta menjadi bagian dari DNA mereka.
Inti dari praktik-praktik ini adalah untuk mengingat Tuhan, memenuhi hati dengan Tuhan, dan mempersatukan diri dengan-Nya. Maka, jika kamu atheis atau agnostik, mungkin akan kesulitan mengikuti meditasi sufi.
Berikut ini adalah cara-cara muraqabah yang mungkin dapat kamu coba, Dear.
Kontemplasi ketuhanan
Jantung dari muraqabah adalah kesadaran akan keberadaan Tuhan setiap waktu, sehingga tidak ada rasa terpisah sama sekali antara meditasi, Tuhan, dan kehidupan sehari-hari.
Ada dua aspek esensi muraqabah:
- Menjaga perhatian agar tetap fokus pada Tuhan, membangunkan cinta dalam hati sehingga kamu dapat bersatu dengan Yang Tercinta
- Agar selalu memperhatikan pikiranmu sehingga Tuhan selalu menduduki atau berkuasa atas pikiranmu, sehingga tidak ada pikiran irelevan atau tidak penting.
Praktik ini dilakukan dalam meditasi dormal, dan harus diikuti oleh sufi setiap hari setiap waktu. Pikiran-pikiran irelevan atau tidak penting dianggap berbahaya, jadi pikiran-pikiran ini tidak boleh dibiarkan berkembang.
Ini berasal dari kepercayaan bahwa seorang kekasih semestinya diam, menunggu dengan sabar, dan mendengarkan. Jadi, seorang sufi berusaha untuk diam, menunggu, dan mendengarkan Tuhan dengan penuh perhatian.
Dzikir
Salah satu cara paling umum untuk selalu mengingat Yang Tercinta adalah dengan mengulang-ulang nama-Nya. Ini dapat membangun koneksi dengan Tuhan dan memberikan kebahagiaan.
Dalam sufisme, dzikir berarti mengingat. Aspek esensial dari praktik ini adalah selalu mengingat Tuhan dengan mengucap kalimat-kalimat berikut:
- “Allah” (Tuhan)
- “Allah hu”
- “Laa ilaaha illallah”
- “Laa ilaaha illa hu”
- Dan 99 asmaul husna atau nama-nama Tuhan
Tidak ada postur atau posisi tubuh tertentu untuk mengucapkan dzikir. Pada intinya, dzikir diucapkan setiap waktu baik secara lisan, di pikiran, dan di hati supaya selalu mengingat Tuhan.
Meditasi hati
Hati yang dimaksud di sini adalah hati secara spiritual. Menurut ajaran sufi, hati spiritual letaknya ada di jantung, di dada sebelah kiri.
Berikut ini adalah langkah-langkah meditasi hati:
- Mulailah dengan mengumpulkan energimu yang tersebar, membawanya dari luar ke dalam diri. Tenangkan pikiran dan panca indera sehingga kamu dapat merasakan kedalaman hati.
- Fokuskan perhatianmu secara intens pada jantungmu, sehingga kamu lupa akan dirimu sendiri. Posisi ‘melupakan diri sendiri’ ini dapat membuka jalan pada ketakterhinggaan.
- Langkah selanjutnya berbeda-beda tergantung aliran sufi yang diikuti. Setiap aliran memiliki variasi masing-masing. Beberapa di antaranya termasuk melanjutkan dzikir itu sendiri.
Pada intinya, di langkah ketiga adalah memfokuskan perhatian pada hati. Praktik ini efektif jika dilakukan selama 30 menit atau lebih. Praktik ini dapat dilakukan baik dengan duduk, berdiri, atau berbaring.
Meditasi pernapasan sufi
Rumi, salah satu sufi paling terkenal di dunia, seringkali membicarakan tentang pernapasan dalam. Sebagaimana praktik-praktik lain dalam muraqabah yang yang bertujuan untuk mengingat Tuhan, teknik pernapasan ini juga bertujuan untuk selalu mengingat Tuhan.
Berikut ini adalah urut-urutan teknik pernapasan ala muraqabah:
- Pejamkan mata. Bernapaslah dengan normal beberapa kali.
- Fokuslah pada hati spiritual sembari memikirkan Tuhan. Rasakan cahaya-Nya dalam hatimu.
- Sembari menghirup udara, sebutlah nama “Allah” dalam hati.
- Ketika menghembuskan udara keluar, sebut akhiran kata “hu” dari nama “Allah” yang kamu sebut ketika menghirup napas.
- Secara perlahan, tingkatkan kecepatan bernapasmu hingga 4 kali lebih cepat dari pernapasan normalmu, sembari tetap menyebutkan “Allah hu”. Ambil napas dangkal dan cepat dengan durasi ambil napas lebih lama daripada membuang napas. Pastikan ketika exhale, kamu melepaskan udara dengan tekanan.
- Praktikkan langkah di atas selama 10 menit.
Samazen: meditasi sufi dengan berputar
Beberapa sufi menganggap musik dan tarian adalah katalis yang dapat mengantarkan mereka pada posisi ekstasi. Umumnya ini dipraktikkan oleh aliran Dervishes. Tarian memutar ini disebut dengan Samazen.
Seperti praktik lain dalam sufisme, pada intinya Samazen adalah tentang mengabaikan ego seseorang dan berfokus pada Tuhan, membentuk cinta. Ini adalah tarian jiwa ungkapan cinta untuk Tuhan.
Samazen dilakukan dengan memutar tubuh dalam lingkaran yang sama berulang-ulang. Ini merupakan simbolisme sistem tata surya, sebagaimana planet-planet mengitari matahari.
Nah Dear, bagaimana menurutmu tentang muraqabah? Menarik? Sulit? Mungkin kamu perlu bantuan meditasi, kamu bisa mencoba fitur Hening yang ada pada aplikasi Riliv.
Disadur dari:
- https://liveanddare.com/sufi-meditation
- https://www.britannica.com/topic/Sufism
Ditulis oleh Fida Aifiya Chusna.