Apakah kamu sering overthinking? Ternyata, overthinking memiliki dampak psikologis yang tidak baik untuk kesehatan mentalmu, lho.
Sebelum dibahas lebih lanjut, ada baiknya kamu mengetahui tanda-tanda orang yang overthinking, seperti berikut ini:
- Sering kesulitan mengontrol pikiran sendiri
- Tidak bisa bersikap spontan, termasuk dalam hal yang sederhana
- Berusaha mengontrol semuanya, bahkan jika itu di luar kendalimu
- Sangat fokus pada apa yang dipikirkan, bahkan ketika sedang sedih
- Sering susah tidur karena pikiranmu tidak dapat di off kan.
Nah, jika kamu merasa, “ah, ini gue banget!” kamu kemungkinan memiliki kebiasaan overthinking. Lantas, sebenarnya dampak psikologis apa saja yang dapat menimpa kaum overthinking?
Berikut, Riliv rangkum 3 dampak overthinking yang wajib kamu ketahui!
1. Dampak psikologis paling umum: anxiety
Kamu mungkin pernah berpikir secara obsesif pada suatu keadaan, yang seringkali merupakan pemikiran negatif. Namun, jika sudah menjadi bagian dalam keseharianmu, hal itu dapat mengarah pada chronic overthinking.
Menurut ahli, overthinking akan men-trigger bagian dalam otak yang juga bereaksi saat kamu mengalami anxiety dan ketakutan.
Dalam situasi ini, kamu menganggap dirimu sebagai problem solver atau memiliki trust issue dengan orang di sekelilingmu, yang jika dibiarkan akan menenggelamkanmu dalam perasaan cemas, baik pada dirimu dan juga orang lain.
Jadi, jangan biarkan dirimu terlarut dalam pikiran negatif, ya! Untuk mencegahnya, kamu bisa melakukan hal berikut ini:
- Tulis setidaknya 3 hal positif yang kamu alami setiap harinya. Hal ini akan membantu mengurangi pikiran negatif
- Distract yourself! Pelajari hal-hal baru yang menarik perhatianmu, seperti bermain game, bahasa asing, puzzle, dan lainnya
- Berlatih mindfulness. Fokuskan pikiran pada dirimu dan keadaan sekitarmu. Saat jalan sore, fokuslah pada lingkungan sekitar. Saat makan, fokuslah pada rasa makananmu
2. Saat efek overthinking menguasai tubuhmu
Photo by Andrea Piacquadio on pexels
Studi menunjukkan bahwa overthinking dapat menyebabkan tekanan mental yang serius. Saat kondisi mentalmu sudah terganggu, overthinking hanya akan semakin parah dan kamu akan cenderung melampiaskannya pada pola hidup tidak sehat, seperti alkohol dan eating disorder.
Saat kamu terbiasa overthinking, kebiasaan itu akan sulit dihilangkan dan membuatmu susah tidur. Menurut penelitian, overthinking dan anxiety berdampak pada rendahnya kualitas tidur yang akan mengurangi produktivitasmu, lho!
Dampak overthinking juga dapat merambat ke kondisi tubuhmu, lho. Seperti sakit kepala, masalah pencernaan, dan kesehatanmu. Untuk mengatasinya, ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan:
- Olahraga sebagai ganti alkohol dan pola makan tidak sehat
- Journaling: Saat susah tidur, curahkan keresahanmu dalam sebuah jurnal
- Meditasi untuk melancarkan aliran darah dan mengosongkan pikiran
3. Jika tidak dilawan, overthinking dapat menjadi depresi
Semakin sering kamu overthinking, semakin besar pikiran negatif dalam dirimu yang akan berujung pada keputusasaan dan rasa rendah diri.
Hal ini akan memicu stres, yang jika berlangsung terus menerus akan membuatmu rentan terhadap depresi. Saat kamu sudah merasa depresi, kamu akan kehilangan minat untuk menjalankan aktivitasmu.
Namun, kamu tidak boleh sembarang self-diagnose, ya! Jika kamu merasa sangat terpuruk dan tidak tahu bagaimana caranya terlepas dari pikiran negatif, ada baiknya kamu berkonsultasi dengan ahli psikologi yang akan membantumu mengatasi overthinking dan kecemasanmu.
Di pandemi ini, kamu dapat melakukan konsultasi online bersama psikolog dari Riliv yang sudah berpengalaman. Kamu juga dapat melakukan “pertolongan pertama” untuk dirimu sendiri dengan melakukan meditasi melalui aplikasi Riliv yang bisa kamu unggah di sini.
Nah, bagaimana? Sekarang kamu sudah paham kan, betapa pentingnya mencegah overthinking. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuanmu seputar kesehatan mental, ya. Kamu juga dapat membaca artikel overthinking lainnya di sini.
Cobalah juga untuk melakukan tips-tips di atas, ya! Jangan lupa untuk fokus pada masa kini, tanpa mengkhawatirkan masa lalu maupun masa depan. Try to live in the moment, and be grateful for what you have, Dear!
Sumber:
- Clark, D. (2020, January 18). Are You an Overthinker? Retrieved from https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-runaway-mind/202001/are-you-overthinker
- Hurst, K. (2020, September 15). How To Stop Overthinking and Overcome Anxiety Now. Retrieved from https://www.thelawofattraction.com/stop-overthinking-overcome-anxiety/
- Morin, A. (2016, February 12). 6 Tips to Stop Overthinking. Retrieved from https://www.psychologytoday.com/gb/blog/what-mentally-strong-people-dont-do/201602/6-tips-stop-overthinking