Fobia atau ketakutan berlebihan terhadap sesuatu sudah sangat sering kita jumpai pada orang-orang tertentu. Ada yang fobia ketinggian, fobia ruang sempit, atau fobia terhadap binatang. Namun, apa jadinya jika ada orang yang takut berlebihan dengan muntah? Penasaran, kan? Simak pengalaman Jessica dalam menghadapi emetophobia atau ketakutan berlebihan terhadap muntah yang dialaminya!
Ketakutan berlebihan terhadap muntah membuatnya menghindari orang yang sedang sakit
Jessica sudah mengidap emetophobia sejak kecil. Awalnya ia tidak tahu dan tidak ingat bagaimana bisa mengalami ketakutan berlebihan terhadap muntah. Orang-orang terdekatnya pun tidak tahu jika ada fobia semacam itu.
Pernah suatu ketika, saat ibunya sedang sakit, ia malah menangis dan bersembunyi di kamarnya seharian, tanpa menjenguk atau mengecek bagaimana keadaan ibunya. Jessica bukannya tidak peduli, tapi ia takut jika tiba-tiba ibunya muntah di hadapannya.
Menutup matanya saat menonton acara TV tentang kesehatan
Seiring beranjak dewasa, Jessica tahu emetophobia adalah sebuah masalah serius. Ketakutan berlebihan terhadap muntah membuatnya tak bisa menonton acara TV tentang kesehatan tanpa menutup matanya dengan tangan. Bahkan, ia selalu menjauhi orang yang merasa sedang tidak enak badan karena ia mengantisipasi kemungkinan jika orang tersebut akan muntah. Tidak hanya itu, ia juga memilih untuk tidak mengkonsumsi alkohol karena khawatir jika efek alkohol akan membuatnya muntah.
Liburan adalah pengalaman buruk bagi Jessica
Jessica masih mengalami emetophobia bahkan ketika ia sudah menjadi mahasiswa. Di saat itu pula ia memiliki pengalaman buruk karena fobia tersebut. Saat itu ia sedang liburan bersama teman-temannya ke Spanyol. Semua berjalan lancar, hingga tiba pada saat mereka harus naik perahu dimana ia dan teman-temannya mengalami mabuk laut. Mereka semua mual-mual dan muntah.
Jessica sebenarnya tidak sanggup melihat semua itu, tapi tetap mencoba untuk menanganinya. Ia berusaha lebih berani, walaupun teman-temannya sudah tahu ia memiliki ketakutan berlebihan terhadap muntah. Ia melakukannya karena tidak ingin dianggap aneh dan berlebihan. Sayangnya apa yang ia lakukan malah membuat emetophobia yang ia alami semakin parah.
Baca juga: Terlihat Biasa Saja, Ternyata Depresi! Kenali Ciri-Ciri Depresi Terselubung!
Mengurung diri hampir 24 jam seminggu tanpa makan!
Setelah liburannya ke Spanyol, Jessica selalu merasa panik ketika sedang berada dalam perjalanan, bahkan saat ia hanya berangkat dari rumah ke kampus atau sebaliknya. Ia khawatir akan mengalami mabuk perjalanan dan muntah.
Jessica pun jadi lebih sering mengurung diri di kamarnya. Hampir 24 jam seminggu, tanpa makan apapun! Berat badannya turun drastis. Beruntungnya, keluarga dan kekasihnya sangat mengerti keadaannya. Mereka tidak pernah kesal, marah ataupun menganggapnya keterlaluan, mereka justru selalu memberikan dukungan pada Jessica.
Baca juga: 5 Alasan Orang Tidak Ingin Meditasi: Salah Satunya Karena Susah!
Tidak mau berkumpul bersama teman-temannya
Teman-teman Jessica merasa kecewa karena merasa ia menghindari mereka dan tidak bisa sering berkumpul bersama seperti sebelumnya. Sebenarnya Jessica bukan menjauhi mereka, tapi ia hanya takut mereka akan menilainya buruk atas emetophobia atau ketakutan berlebihan terhadap muntah yang ia alami. Padahal faktanya, Jessica sangat beruntung karena teman-temannya pun sangat mengerti keadaan Jessica saat itu.
Baca juga: 7 Efek Positif Ini Akan Kamu Dapatkan setelah Bermeditasi Rutin!
Jessica ingin sembuh!
Ketakutan berlebihan terhadap muntah yang dialami Jessica masih terus memburuk hingga ia tidak dapat mengendalikan pikirannya sendiri. Awalnya ia tidak ingin menjalani pengobatan karena efek sampingnya akan membuatnya muntah. Tapi saat itu ia tidak punya pilihan lagi selain menjalani pengobatan dan Terapi Perilaku Kognitif (Cognitive Behavior Therapy).
Jessica harus menjalani berbagai macam cara untuk mengatasi emetophobianya. Salah satunya adalah ia diminta untuk menonton video orang yang sedang muntah. Dampak dari semua pengobatan dan terapi yang dijalani Jessica tentu saja membuatnya merasa jauh lebih baik. Ia juga lebih bisa mengontrol rasa takutnya terhadap muntah. Kini ia dapat menjalani kehidupannya seperti sedia kala tanpa takut keluar dari kamarnya, dan bisa kembali berkumpul dan bepergian dengan temannya!
—
Melalui cerita Jessica, kita dapat melihat bagaimana seseorang bisa memiliki ketakutan berlebihan terhadap sesuatu yang bahkan mungkin tidak pernah kita duga. Namun, apa yang harus kita lakukan bukanlah menganggap orang tersebut berlebihan atau malah menghinanya. Menjadi pendengar yang baik dan mencoba mengerti keadaannya adalah satu hal kecil yang bermakna besar untuknya!
Disadur dari:
Translated and modified by Isti Zharfiesyah Putri. Someone who is always craving for a scoop of vanilla ice cream.
Discussion about this post