Diedit oleh Neraca Cinta Dzilhaq, M.Psi., Psikolog
Nostophobia – Dear anak rantau, pernah nggak sih kalian rindu rumah? Bahkan saking rindunya, rasanya kamu pengen banget cepat-cepat balik ke rumah. Nah, kali ini, Riliv akan membahas nostophobia, fobia yang bikin penderitanya takut banget pulang ke rumah.
Definisi Nostophobia
Nostophobia adalah ketakutan irasional untuk kembali ke rumah. Seseorang yang menderita kondisi ini dapat mengalami kecemasan yang sangat tinggi hanya dengan berpikir untuk pulang, apalagi benar-benar melakukannya.
Seseorang yang mengalami serangan panik penuh akibat nostophobia dapat menyebabkan peningkatan detak jantung, peningkatan laju pernapasan, tekanan darah tinggi, ketegangan otot, gemetar, dan keringat berlebih, di antara beberapa gejala lainnya.
Misalnya, seseorang akan menolak untuk pulang ke rumah atau mencari-cari alasan untuk tidak mudik. Kekhawatiran yang berlebihan dan pemikiran irasional seperti itu mungkin menjadi salah satu penyebab utama penderitaan mental mereka.
Gejala Nostophobia
Seperti halnya fobia lain yang ada, seseorang dengan nostophobia dapat mengalami kecemasan sebagai gejala yang paling menonjol dari kondisi mereka. Tergantung pada tingkat keparahan serangan panik mereka, mereka bahkan mungkin perlu dirawat di rumah sakit. Ia mungkin berusaha keras untuk menghindari pemicu ketakutan tersebut. Ini berarti mereka tidak hanya menghindari area di mana mereka merasa takut akan pulang ke rumah, seperti gejala di bawah ini:
- Kecemasan ketika berpikir untuk kembali ke rumah
- Terus-menerus menghindari rumah mereka
- Tidak mampu mengatasi kecemasan
- Ketegangan otot, gemetar, dan berkeringat
- Dapat mengalami serangan panik
Penyebab Fobia Ini
Tidak ada penyebab pasti nostophobia. Namun, genetika dan lingkungan seseorang juga bisa berkontribusi dalam fobia ini.
Misalnya, jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit mental, terutama gangguan kecemasan atau fobia tertentu, mereka mungkin memiliki peluang lebih tinggi mengalami suatu fobia.
Secara umum, diterima bahwa fobia muncul dari kombinasi peristiwa eksternal (yaitu peristiwa traumatis) dan kecenderungan internal (mis. faktor keturunan atau genetika).
Banyak fobia spesifik dapat ditelusuri kembali ke peristiwa pemicu spesifik, biasanya pengalaman traumatis pada usia dini. Dipercayai bahwa faktor keturunan, genetika, dan kimia otak bergabung dengan pengalaman hidup untuk memainkan peran utama dalam perkembangan fobia.
Meskipun kita tidak tahu penyebab pasti nostophobia, sebagian besar profesional kesehatan mental berpendapat bahwa kedua faktor genetika dan lingkungan memainkan peran yang sangat signifikan dalam pengembangan gangguan mental yang diberikan.
Jadi, melihat lebih dekat pada dua parameter yang berbeda ini dapat menjelaskan apakah kamu mungkin berisiko mengembangkan Nostophobia atau tidak.
Pengobatan atau Terapi
Tidak ada perawatan yang dirancang khusus untuk menghadapi nostophobia. Namun demikian, masih ada banyak bentuk perawatan yang dapat membantu meringankannya. Beberapa perawatan ini termasuk terapi pemaparan, terapi perilaku kognitif (CBT), dll.
Terapi paparan adalah salah satu bentuk perawatan yang paling umum untuk orang yang menderita fobia. Terapi eksposur bekerja dengan meminta terapis secara bertahap membuat pasien merasa takut selama jangka waktu tertentu.
Terapis dapat memulai dengan memaparkan pasien ke foto-foto rumah mereka dan kemudian meminta mereka mengunjungi rumah mereka sejauh mereka siap untuk terpapar.
Ini semua untuk membantu pasien merasa tidak berdaya terhadap rasa takut mereka dengan secara berulang-ulang, atau membuat mereka terekspos. Secara teoritis, semakin banyak seseorang terpapar pada sesuatu yang mereka takuti, semakin sedikit hal itu akan mengganggu mereka dari waktu ke waktu.
CBT adalah bentuk perawatan yang sangat umum yang sering digunakan untuk membantu orang yang menderita gangguan kecemasan umum (GAD) dan gangguan obsesif kompulsif (OCD).
Maka dari itu, CBT dirasa efektif untuk membantu mengobati orang yang menderita fobia. CBT bekerja dengan meminta terapis membantu pasien mengungkap mengapa mereka berpikir, merasakan, dan berperilaku seperti yang mereka lakukan.
Seseorang yang melakukan CBT dapat berharap untuk mengetahui mengapa mereka ketakutan. Memahami hal-hal seperti itu dapat membantu seseorang untuk mengambil pendekatan yang lebih pragmatis ketika memikirkan ketakutan mereka untuk kembali ke rumah.
Jika kamu berpikir kamu mungkin menderita nostophobia atau jika kamu menderita beberapa gejala yang telah dijelaskan dalam artikel ini, maka kamu harus berbicara dengan dokter, psikolog, atau psikiater sesegera mungkin, sehingga kamu dapat didiagnosis dan dirawat dengan benar. Kamu bisa melakukan konsultasi psikologi melalui aplikasi konseling online Riliv!
Referensi:
- PsychTimes. (n.d.). Nostophobia (Fear of Returning Home). Retrieved from PsychTimes: https://psychtimes.com/nostophobia-fear-of-returning-home/
- OptimistMinds. (n.d.). What is Nostophobia? (An Overview). Retrieved from OptimistMinds: https://optimistminds.com/nostophobia/