Apakah aku bahagia – Hidup bagaikan roda yang berputar. Di suatu waktu, kamu berada di atas. Di waktu lain, kamu terpuruk di bawah. Perbedaan ini memunculkan berbagai emosi. Bahagia, senang, marah, sedih, hingga takut.
Namun, dunia seringkali membuatmu tidak bisa merasakan semua emosi tersebut. Dunia ingin kamu selalu tertawa, bahagia setiap saat. Bahkan saat kamu merasa tidak baik-baik saja, dunia mendesakmu untuk tetap tersenyum.
Ujungnya, kamu jadi memalsukan kebahagiaan. Topeng luarmu adalah senyuman, tetapi sebenarnya kamu menyimpan berbagai emosi di dalamnya.
Terkadang, kamu sendiri tidak sadar bahwa kebahagiaanmu palsu. Karena itulah, melalui artikel ini Riliv mengajak kamu untuk mengetahui tanda-tandanya. Cek sama-sama, yuk!
1. Apakah aku bahagia? Lelah fisik dan emosional bukan tanda bahagia
Kamu mungkin tidak sadar kalau sebenarnya sedang tidak bahagia, tetapi tubuhmu tahu betul akan hal itu. Biasanya, saat kamu berpura-pura bahagia, kamu akan merasa sangat lelah. Baik secara fisik maupun mental.
Saat kamu sedang tidak bahagia, malam hari terasa sangat berat untukmu. Kamu tidak bisa tidur lelap. Jika hal ini terjadi, kamu bisa mencoba fitur Riliv Lelap dari aplikasi Riliv. Melalui suara, cerita, dan musik dalam Riliv Lelap, kamu akan perlahan jatuh ke alam mimpi.
2. Kamu memaksakan diri untuk selalu tersenyum
Pernahkah kamu menyadari di suatu kondisi tertentu, kamu cenderung memaksakan dirimu untuk lebih sering tersenyum daripada biasanya? Bahkan saat itu kamu sadar sedang tidak tersenyum, jadi menyuruh dirimu sendiri untuk mengulas senyum tipis.
Senyuman itu bukanlah senyum asli. Biasanya, senyuman ini tidak terlihat tulus. Meski bibirmu mengulas senyum, matamu mungkin kelihatan sedih. Kamu hanya tersenyum untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kamu baik-baik saja. Mungkin kamu tidak ingin dianggap lemah atau tidak ingin diberi bermacam jenis pertanyaan.
3. Kamu lebih sering mengalami mood swing
Mood swing adalah suatu kondisi ketika emosimu berubah-ubah. Bisa dari senang ke sedih atau marah, bisa juga sebaliknya. Jika kamu sering mengalami mood swing, kamu harus waspada.
Sebenarnya, mood swing tidak bisa dijadikan indikator utama ketidakbahagiaan. Tetapi, mood swing bisa menandakan bahwa kamu memiliki masalah kesehatan mental yang memengaruhi kebahagiaan, seperti bipolar disorder atau skizofrenia. Terkait masalah ini, kamu bisa langsung konsultasi ke psikolog, ya. Jangan sampai self diagnose!
4. Kamu hidup dalam bayang-bayang masa lalu
Mungkin kamu tidak sadar, tapi kenangan dari masa lalu seringkali menahanmu untuk tidak bahagia. Jika kenangan masa lalu adalah kenangan bahagia, kamu selalu merasa ingin kembali ke masa tersebut. Sedangkan jika kenangan masa lalumu tidak bahagia, kamu merasa tidak pernah bisa bahagia, bahkan di masa depan.
Tidak ada cara lain untuk mengatasi hal ini selain move on. Hidup dalam bayangan masa lalu hanya membuka kembali luka lama. Jadi, kamu harus bisa melepas masa lalu untuk menciptakan kebahagiaanmu sendiri di masa sekarang.
5. Kamu menutup diri saat ditanya kabarmu
Berapa kali kamu membalas singkat saat ada orang yang bertanya kabarmu? Nggak papa, aku senang-senang saja kok. Meski mulutmu berkata kamu baik-baik saja, sebenarnya, mungkin tidak.
Jawaban singkat sering dipilih untuk mengakhiri percakapan ketika seseorang merasa tidak nyaman. Karena jika kamu merasa bahagia, kamu akan memperpanjang percakapan. Kamu akan bercerita, dari A hingga Z, dari hal-hal penting hingga hal-hal paling receh sekalipun!
6. Kamu mulai menjauh dari orang-orang terdekatmu

Ada suatu masa ketika kamu tidak ingin menemui siapapun. Perlahan-lahan, kamu mengunci dirimu dalam dunia yang terisolasi. Kamu ingin sendiri.
Beberapa orang, khususnya introvert, memang selalu membutuhkan waktu sendiri. Hal ini wajar. Tetapi jika kamu merasa semakin jauh dari orang-orang terdekatmu, kamu perlu waspada. Bisa jadi, kamu tidak bahagia. Kamu mungkin menjauh karena lelah secara fisik dan emosional. Belum lagi, kamu juga iri melihat kebahagiaan orang lain dan bertanya-tanya mengapa mereka bisa bahagia, sedangkan kamu tidak. Atau, bisa juga kamu bingung dengan perasaanmu sendiri. Berusaha mencari jawaban dari pertanyaan: apakah aku bahagia?
Daripada menyembunyikan emosimu dengan senyuman, lebih baik kamu menunjukkannya. Tidak ada yang salah dengan menunjukkan emosi negatif, kok. Justru, kamu malah harus menyalurkannya, bukan memendamnya.
Kamu membutuhkan penanganan khusus untuk mengatasi emosi negatif yang bercokol di dirimu. Meski emosinya negatif, kamu harus menyalurkannya dalam bentuk positif. Kamu bisa menyalurkan hobi seperti menulis atau olahraga. Selain itu, kamu juga bisa curhat online melalui aplikasi Riliv. Jika kamu melakukan konsultasi psikologi lewat Riliv, emosi negatifmu akan tersalurkan dengan cara yang aman.
Tunggu apalagi? Mulai sekarang, hargailah perasaanmu, apapun bentuknya!
Referensi:
- Brown, Jordan. (2021). Pretending To Be Happy? (3 Dead Giveaways–And Why You Shouldn’t Pretend). thementalhealthupdate.com
- Hayward, Mitchell. (2015). 5 Signs You’re Getting By In Life By Faking Happiness.elitedaily.com
- Moore, Alex. (n.d.). 5 Ways to Tell You’re Just Faking Happiness.happify.com
Ditulis oleh Syifa Salsabila Ramadhani
Baca Juga:
5 Lagu Bahagia yang Buat Harimu Makin Bersemangat!
Menjadi Teman Baik Gimana Caranya? Ini Jawabannya!
Ketika Perpisahan Terasa Berat, Pahami Hal Ini Biar Nggak Sedih Mulu!