Arti ekspektasi – Pernah nggak kamu susah payah merayakan ulang tahun teman dengan harapan (meski nggak langsung diutarakan) si teman akan melakukan hal yang sama, tapi begitu kamu ulang tahun dia malah lupa dan kamu jadi kesal setengah mati? Nah, inilah contoh nyata arti ekspektasi.
Dilansir dari Human Psychology, ekspektasi adalah keyakinan kuat bahwa sesuatu akan terjadi dan pada akhirnya membuatmu menentukan realitas yang terjadi di dunia nyata. Tidak hanya pada diri sendiri, ekspektasi juga bisa berdampak pada orang-orang di sekitarmu, yang disebut dengan Efek Nocebo, yaitu membiarkan keraguan mengaburkan keyakinanmu pada seseorang atau sesuatu.
7 Ekspektasi yang bisa membuatmu nggak bahagia
Seperti yang sudah disebutkan, ekspektasi bisa membentuk dan membengkokkan realitas yang kamu miliki. Orang yang memiliki ekspektasi terlalu tinggi, bisa membuat hidupnya berubah, baik secara emosional dan fisik. Bukan nggak mungkin kamu juga bisa merasa nggak bahagia jika memiliki ekspektasi terhadap tujuh hal di bawah ini:
1. Hidup harus adil
Tidak ada yang adil di dunia ini. Bahkan, hal buruk tetap terjadi pada orang baik. Memiliki ekspektasi kalau kamu nggak akan pernah harus menghadapi kesulitan atau nggak perlu mengatasinya karena nanti keadilan yang akan bertindak, sama saja artinya kamu bersiap-siap untuk kecewa karena kedua hal tersebut nggak mungkin terjadi.
2. Semua orang harus menyukaiku
Salah satu orang paling baik di dunia, Mahatma Gandhi, bahkan masih ada yang nggak suka. Apalagi orang biasa seperti kita. Kamu sendiri pun nggak bisa menyukai semua orang, bukan? Jadi, daripada memikirkan orang yang menyukaimu, lebih baik fokus untuk mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat dari orang yang kita sukai.
3. Orang harus setuju dengan pendapatku
Duh, buat apa ada diskusi dan musyawarah kalau ujung-ujungnya semua harus setuju dengan satu pendapat. Setiap orang pasti memiliki pendapat yang dianggap paling benar, termasuk kamu. Tapi, bukan berarti kamu harus memaksa orang lain untuk berpikir hal yang sama. Kalau kamu terus berekspektasi semua orang untuk berpikir dan bertindak seperti kamu, pada akhirnya kamu akan merasa terluka atau marah saat itu nggak terjadi.
4. Orang harus mengerti dengan perkataanku
Jadi, begini. Cara setiap orang mencerna kata-kata dari orang lain berbeda. Kalau perkataanmu maksudnya A, belum tentu orang lain bisa langsung menangkapnya. Apalagi kalau kamu menggunakan kata-kata sindiran dengan maksud agar orang lain bisa mengerti dengan sendirinya. Ya, jangan kesal kalau ternyata ekspektasimu ini nggak akan terjadi karena belum tentu semua orang akan mengerti.
5. Aku harus melakukan semua hal dengan baik
Sama sekali nggak masalah kalau kamu ingin jadi yang terbaik dan selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik. Tapi, ekspektasi berlebihan kalau kamu harus selalu melakukan yang terbaik bisa membuatmu merasa buruk saat gagal melakukannya. Pemikiran seperti ini adalah dasar dari merendahkan diri, membenci diri sendiri, dan menurunkan harga diri.
6. Hanya hal tertentu yang bisa membuatku bahagia
Manusia umumnya buruk dalam memprediksi apa yang membuatnya bahagia di masa depan. Kalau kamu hanya berpikir hanya satu atau dua hal tertentu yang bisa membuatmu bahagia, kamu akan menutup mata dan pikiran dari hal-hal lain yang mungkin bisa membuatmu lebih bahagia. Jadinya sama saja seperti kamu menghalangi diri untuk mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya.
7. Kamu bisa mengubah orang lain
Satu-satunya orang yang bisa kamu ubah adalah diri sendiri, itu pun sangat sulit dilakukan. Jangan pernah memiliki ekspektasi kamu bisa mengubah orang lain, meskipun orang tersebut mencintai dan rela berkorban untukmu. Lagipula, nggak ada satu manusia pun yang seharusnya “memperbaiki” orang lain karena itu adalah pekerjaan masing-masing individu.
Jadi, apakah arti ekspektasi selalu buruk?
Nggak juga, ternyata. Sebuah penelitian mengatakan bahwa memiliki ekspektasi terhadap orang lain sebenarnya adalah hal yang baik. Menurut para peneliti di Harvard, ada fenomena bernama Pygmalion Effect, yang menunjukkan bahwa ekspektasi yang kita pegang untuk orang lain mungkin berdampak pada perilaku yang mereka tunjukkan. Jadi, dengan memperlakukan orang lebih baik sesuai ekspektasi kita, itu akan memberi mereka lebih banyak kesempatan untuk berhasil karena orang tersebut memiliki dorongan lebih.
Tapi, ingat-ingat lagi ketujuh poin di atas sebelum kamu berekspektasi terhadap orang lain, ya. Jangan sampai ekspektasi bisa membuatmu nggak bahagia. Kalau kamu sudah terjebak dalam berbagai ekspektasi dan selalu merasa dikecewakan, mungkin ini saatnya untuk berkonsultasi kepada orang-orang yang lebih ahli, seperti psikolog.
Belum siap untuk bertemu langsung dengan psikolog? Kamu bisa menggunakan layanan psikolog online, seperti yang dimiliki oleh Riliv. Dengan berkonsultasi lewat psikolog online, kamu bisa mendapatkan bantuan yang dibutuhkan dan lebih mengerti lagi mengenai arti ekspektasi.
Riliv bekerja sama dengan Indika Foundation mendukung masa depan Indonesia yang damai, inklusif dan memiliki semangat toleransi. Tujuan ini akan dicapai melalui pemberian pendidikan karakter yang mengajarkan kemampuan bernalar kritis, menghormati perbedaan, mengasah empati dan kecerdasan sosial emosional.
Riliv dan Indika Foundation memiliki program kerjasama #MakeItEQual yang bisa Anda akses sebagai berikut:
10000 kode voucher free meditasi dengan menggunakan kode voucher makeitequal
100 artikel kecerdasan emosional dan mindfulness
15 modul dan e-book kecerdasan emosional dan mindfulness
3 workshop #MakeItEQual
Informasi lebih lengkap mengenai program #MakeItEQual silahkan kunjungi laman RILIV MAKE IT EQUAL untuk dapatkan seluruh keuntungan program kerjasama ini.
Referensi:
- humanpsychology.com. Expectations – the real happiness killer
- theeverygirl.com. The Psychology of Expectations—and How Having Them Might Be Hurting You
Ditulis oleh Elga Windasari
Baca Juga:
Kecewa Karena Cinta Membuatmu Trauma? Lakukan 6 Cara Ini Biar Kamu Bisa Move On!