Burnout karyawan merupakan fenomena yang biasa terjadi di setiap perusahaan. Namun, perusahaan cenderung menganggap itu terjadi karena masalah pribadi si karyawan daripada tantangan yang harus diselesaikan oleh perusahaan.
Hal itu merupakan sebuah kekeliruan.
Kondisi karyawan yang mengalami burnout dapat memengaruhi produktivitas karyawan. Ketika karyawan yang kehabisan tenaga berhenti atau pindah tempat kerja, maka akan ada biaya lebih yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.
Perusahaan akan mengeluarkan biaya lebih untuk mencari karyawan baru dan pelatihan untuk karyawan baru tersebut.
Apa itu burnout karyawan?
Burnout adalah keadaan di mana karyawan Anda kehilangan motivasi atau insentif, yang mengarah ke perasaan depresi atau stres.
Burnout menyerang karyawan ketika mereka berada dalam kondisi yang lemah secara fisik atau emosional.
Biasanya kondisi tersebut terjadi setelah periode stres yang panjang, frustasi, perasaan tidak berdaya atau kewalahan, dan perasaan putus asa di tempat kerja.
Bisa dikatakan bahwa burnout termasuk dalam masalah kesehatan mental serius yang dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang.
Sebanyak 67% karyawan full-time dilaporkan mengalami burnout
The Gallup survey menyebutkan 5 penyebab utama karyawan mengalami burnout, yaitu:
- Diskriminasi di tempat kerja
- Beban kerja berlebihan
- Kurangnya kejelasan peran atau jobdesc
- Minimnya komunikasi dan dukungan dari manajer mereka
- Deadline pekerjaan yang tidak masuk akal
Ketika karyawan terlalu banyak bekerja dan merasa tertekan tanpa mendapat dukungan, maka mereka akan mengalami burnout.
Bagaimanapun, di setiap penyebab burnout pekerjaan, tim HR dan perusahaan memiliki peran penting untuk mengubah sistem kerja di tempat kerja dan mencegah terjadinya burnout karyawan.
Tidak seorang pun memiliki kekebalan diri. Setiap orang berpotensi mengalami burnout, termasuk Anda
Mulai perhatikan kondisi kesehatan mental karyawan Anda.
Burnout karyawan cenderung mengeluarkan biaya perusahaan secara signifikan. Mereka cenderung mengambil cuti sakit atau mencari pekerjaan lain.
Itu tentu saja dapat meningkatkan kemungkinan ganti karyawan dan mengadakan perekrutan karyawan baru serta pelatihan. Tidak hanya mengeluarkan banyak biaya, tetapi juga memakan waktu bagi perusahaan.
Anda dapat membantu karyawan yang mengalami burnout dengan beberapa cara berikut.
Motivasi karyawan Anda dengan menawarkan beberapa Reward
Berikan penghargaan sesuai porsinya. Tidak melulu seputar tunjangan atau intensif yang sesuai dengan kinerja mereka.
Penghargaan yang diberikan pada karyawan dapat berupa kartu hadiah, waktu istirahat tambahan, bonus liburan, mengurangi beban kerja karyawan sehingga mereka dapat pulang lebih awal, atau sekedar camilan di ruang istirahat.
Berikan hadiah yang tulus dan sepenuh hati agar mereka belajar di setiap situasi berbeda. Di sini Anda sedang berusaha untuk membiarkan karyawan mengetahui berapa nilai yang mereka miliki.
Bicaralah dengan karyawan Anda secara pribadi
Cari tahu lebih dalam seputar kondisi karyawan Anda.
Jika mulai menunjukkan gejala kemunduran dalam kinerja, ajak mereka diskusi secara santai di luar jam kerja.
Bila perlu lakukan percakapan secara tatap muka di tempat lain, bukan di tempat kerja. Berikan pertanyaan terbuka.
Ketahui apa yang menghambat mereka dalam bekerja. Anda dapat menyarankan bantuan profesional jika permasalahan yang mereka hadapi cukup kompleks.
Tidak ada salahnya memberikan perhatian lebih pada karyawan yang “bermasalah”
Anda mungkin mengetahui bagaimana cara menghargai dan menghormati kehidupan pribadi dan waktu yang dimiliki karyawan.
Namun, apakah Anda menghargai pekerjaan lain yang harus dilakukan karyawan yang bukan untuk Anda?
Mungkin Anda memiliki karyawan yang juga bekerja di tempat lain atau bekerja sebagai freelancer guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
Jadilah lebih perhatian. bicaralah dengan karyawan Anda.
Cari tahu bagaimana Anda dapat bekerja dengan mereka dalam situasi tersebut. Perjelas apa yang Anda harapkan, tetapi juga beri tahu mereka apa yang tidak Anda tuntut dari mereka.
Buatlah goals yang tidak hanya menguntungkan perusahaan Anda, tapi juga bagi karyawan
Beberapa pekerjaan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk menempati posisi yang lebih tinggi. Sebaliknya, ada juga pekerjaan yang tidak memberikan kesempatan untuk maju.
Kalau sudah begitu, Anda bisa menciptakan beberapa goals agar karyawan memiliki alasan untuk bekerja.
Beberapa tujuan tersebut dapat berupa secara materil, pengalaman pelatihan, atau promosi jabatan secara horizontal (micro-position).
Evaluasi kembali budaya tempat kerja Anda
Adanya masalah emosional dan kesehatan mental penyebab burnout karyawan biasanya berkaitan dengan budaya di tempat kerja yang buruk.
Beberapa hal yang dapat Anda pertimbangkan untuk mengubah budaya di tempat kerja meliputi:
- Kurangi tekanan waktu dan kecepatan bila memungkinkan
- Pastikan karyawan terlibat dalam setiap proses pengambilan keputusan
- Periksa beban kerja yang diharapkan setiap karyawan
- Tetapkan harapan dan peran
Budaya kerja yang Anda ciptakan dapat dikatakan gagal apabila karyawan masih ragu-ragu dengan apa yang seharusnya mereka kerjakan, berapa banyak yang harus mereka selesaikan, dan jika mereka dapat beristirahat dengan bebas tanpa mengganggu orang lain.
Perhatikan kondisi kesehatan mental karyawan Anda secara serius
Semakin banyak kita melihat atau mendengar masalah kesehatan yang muncul dalam berita. Tidak jarang itu semua berujung mengenaskan akibat kesehatan mental yang telah diabaikan.
Ada beberapa cara untuk menjaga kesehatan mental karyawan sebagai prioritas, seperti mengadakan pelatihan manajemen emosi atau stres, menyediakan layanan konseling perusahaan, atau melakukan meditasi mindfulness.
Semua itu dapat Anda dapatkan secara cuma-cuma melalui aplikasi Riliv. Riliv merupakan aplikasi meditasi dan koseling online pertama di Indonesia.
Jika tertarik, Anda dapat menghubungi kami melalui Riliv for Company. Beberapa keuntungan yang akan Anda dapatkan, di antaraya:
- Konseling mudah dengan psikolog profesional, langsung melalui chat tanpa harus repot mengatur jadwal bertemu
- 300+ meditasi beserta panduan mudah yang bisa digunakan sesuai dengan kondisi mental, hanya 10 menit saja untuk mendapat ketenangan
- Mood tracker yang bisa diakses oleh HR atau tim yang bertanggung jawab atas karyawan, sehingga bisa dengan mudah memahami bagaimana kemajuan kesehatan mental karyawan setelah konseling atau meditasi secara rutin
- Cerita dan musik pengantar tidur yang bisa memastikan karyawan Anda beristirahat dengan cukup dan berkualitas
- Asesmen psikologis yang terpercaya sehingga Anda bisa memastikan masalah apa yang dihadapi untuk menentukan solusi tepat guna
- Rahasia terjamin! Siapapun bisa menggunakan Riliv for Company tanpa harus ketahuan sedang konseling
- Harga terjangkau karena Anda akan langsung mendapatkan semua paket dalam harga yang masuk akal
- Produktivitas terjaga karena karyawan tidak perlu meluangkan waktu pergi atau meditasi yang lama.
Ingat, burnout karyawan tidak hanya berasal dari terlalu banyak pekerjaan. Itu terjadi ketika karyawan lelah, cemas, stres, tertekan, kesal, merasa terjebak, takut, atau tidak memiliki rasa kebersamaan di mana orang lain bekerja sama kerasnya dengan mereka.
Dengan kata lain, burnout karyawan tidak memiliki alat khusus untuk dapat menyelesaikannya. Namun, Anda harus menyelesaikan masalah tersebut jika ingin mengurangi pergantian karyawan atau absensi.
Referensi:
- wheniwork.com/blog/tips-for-employee-burnout
- verywellmind.com/job-factors-that-contribute-to-employee-burnout-3144512
- resources.workable.com/stories-and-insights/employee-burnout
- labmanager.com/business-management/what-is-employee-burnout-20015
Ditulis oleh Safira Kusnaini