Sedang di mall yang ramai dan anakmu merengek minta dibelikan mainan? Kamu tidak menurutinya, lalu ia mengamuk, berteriak, dan menangis kencang? Tiba-tiba semua orang menatapmu tajam, seketika kamu bingung bagaimana cara mengatasi anak tantrum di tengah keramaian…
Buat para ibu yang punya anak balita mungkin pernah mengalaminya. Anak tantrum di tengah keramaian mungkin membuat frustasi orang tua mana pun. Tetapi, alih-alih memandangnya sebagai bencana, kamu bisa memanfaatkan momen itu untuk mengarahkan dan mendidik mereka.
Kenapa mereka tantrum? Apakah ini normal? Lalu, kalau tiba-tiba mereka tantrum, apa yang harus dilakukan? Simak tips-tips mengatasi anak tantrum berikut ini yuk, Dear!
Kenapa anak-anak tantrum?
Tantrum adalah ekspresi frustasi anak kecil ketika mereka mengalami kesulitan mencari tahu sesuatu atau menyelesaikan suatu hal.
Mungkin mereka tidak memiliki kosa kata atau tidak dapat menemukan kata-kata yang pas untuk mengungkapkan perasaannya, sehingga membuatnya frustasi — dan tantrum.
Biasanya, tantrum terjadi pada anak berusia 1-3 tahun, mulai dari merengek, menangis, hingga menjerit, menendang, memukul, dan menahan napas. Ya, kira-kira itulah yang mereka lakukan ketika sedang tantrum.
Secara psikologis, tantrum adalah hal yang normal sebagai bagian dari perkembangan anak. Itu merupakan cara mereka menunjukkan bahwa mereka sedang kesal. Ini biasa terjadi ketika anak-anak lelah, lapar, atau tidak nyaman, sehingga membuat mereka marah.
Lakukan 7 cara ini untuk mengatasi anak tantrum
Tetap tenang, tarik nafas, dan responlah dengan bijak. Jangan mempersulit keadaan dengan kemarahanmu sendiri. Kamu harus ingat bahwa ini adalah tugasmu dalam membantu mereka belajar mengenali dan mengelola perasaan.
Goals-mu saat ini adalah membantunya tenang. Itu sebabnya, kamu juga harus tenang. Cara penanganan terhadap anak yang tantrum berbeda-beda, Dear.
Kadang kamu membiarkannya, kadang kamu perlu memberikan kenyamanan, atau coba mengalihkan perhatiannya. Berikut ini, Riliv akan membagikan 7 cara mengatasi tantrum pada anak. Apa aja ya?
1. Tetap tenang, tapi jangan menyerah
Anak akan meniru apa yang dilakukan orang dewasa. Kalau orang tua berteriak pada anaknya ketika mereka membuat ulah, mereka juga akan bereaksi seperti ini jika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginannya.
Tapi, kalau kamu tetap tenang dan mengajari bagaimana menghadapi kesulitan dan situasi yang mengecewakan, mereka akan belajar mengendalikan emosinya.
Namun, bersikap positif bukan berarti menyerah.
Kamu juga perlu menerima emosi negatif yang mereka rasakan, seperti dengan mengatakan “Mama tahu kamu marah, tapi kamu boleh makan permen kalau kamu sudah makan malam” dengan nada yang ramah namun tegas.
2. Jangan membuat alasan, mereka tidak akan mendengarkannya
Begitu mereka mulai tantrum, anak akan dikuasai dengan emosi. Mereka akan mengambil kendali fungsi otaknya, sehingga mereka akan sulit mencerna kata-katamu. Contohnya, ketika ada mainannya rusak dan dia mengamuk, menanyakan perasaaannya hanyalah buang-buang waktu.
Bisa jadi, kamu malah membuatnya kesal dan membangkitkan emosinya. Jadi, ada baiknya kamu tetap tenang dan membiarkannya dulu.
3. Jangan memaksanya untuk tenang, biarkan dulu
Abaikan ia, kecuali si anak mulai melakukan sesuatu yang bisa membahayakan dirinya atau orang di sekitarnya. Dengan mengabaikannya, dia akan sadar bahwa apa yang sedang dilakukan tidaklah baik.
Mungkin mereka masih akan tetap meraung-raung, tapi biarkan saja. Orang-orang mungkin akan melihati kalian. Tapi, bukankah itu wajar? Kelak mereka akan mengerti.
Kalau mereka mulai mulai memukul, menendang, menggigit, atau melempar barang, segera hentikan dan singkirkan dia dari situasi tersebut. Jelaskan bahwa menyakiti orang lain bukanlah hal yang baik.
4. Lembutkanlah suaramu kalau mereka mulai berteriak
Lama-lama, anakmu akan menyesuaikan volume suaranya dengan suaramu. Itu sebabnya kenapa meneriakinya balik hanya akan memperburuk keadaan karena mereka juga akan ikut berteriak.
Mengingat bahwa saat ini dia sedang merasa frustrasi atau sedih, bisa membantumu untuk tetap tenang. Kalau dia tantrum di dalam bioskop atau tempat yang ramai, bawa dia keluar. Ajak pulang. Tawarkan mau duduk di bangku depan atau di belakang dalam mobil.
Memberikan pilihan sederhana seperti ini, diyakini dapat membantu mereka mengontrol kemarahannya.
5. Memberikan mereka ruang adalah salah satu cara mengatasi tantrum
Terkadang, anak hanya perlu mengeluarkan amarahnya, jadi biarkan saja.
Dengan begitu, mereka akan belajar bagaimana melampiaskan kemarahannya dengan cara yang tidak merusak. Mereka juga jadi bisa mengeluarkan perasaan mereka, menarik diri sendiri, dan kembali bisa mengontrol dirinya, tanpa harus melibatkanmu dalam adu teriak.
Wah wah, kira-kira orang tua bisa tega melakukannya nggak ya?
6. Mengalihkan perhatiannya adalah cara mengatasi tantrum yang layak kamu coba
Mencoba mengalihkan perhatian anak pada hal lain adalah salah satu cara praktis untuk membuat mereka lupa tentang perasaan frustasi yang baru saja mereka alami.
Ketika bepergian, kamu bisa membawa beberapa mainan atau camilan kesukaannya, untuk berjaga-jaga siapa tau anakmu tantrum di tengah keramaian. Kamu juga bisa mengalihkannya dengan mainan favoritnya. Bahkan, cara ini bisa kamu lakukan sebagai tindakan preventif sebelum mereka benar-benar tantrum.
Kamu tahu kenapa ini bisa terjadi?
Karena umumnya, anak-anak memiliki rentang perhatian yang cukup pendek, sehingga perhatiannya bisa mudah dialihkan. Apalagi kalau kamu menawarkannya dengan semangat, itu akan lebih cepat lagi mengalihkan perhatian mereka.
7. Berikan mereka pelukan erat
Mungkin ini adalah hal terakhir yang bisa kamu lakukan untuk membantunya tenang.
Jangan coba mengatakan sepatah katapun saat sedang memeluknya, itu akan sia-sia. Mereka tidak akan mendengarkanmu.
Pelukan bisa membuat anak merasa aman dan paham kalau kamu peduli pada mereka, bahkan jika kamu tidak setuju dengan perilaku mereka. Mereka hanya membutuhkan tempat yang aman untuk mengeluarkan emosinya.
Ingat, tantrum adalah hal yang normal dan akan berhenti dengan sendirinya. Ketika mereka dewasa, mereka akan lebih mampu mengendalikan diri.
Dari tantrumlah mereka belajar bekerja sama, berkomunikasi, dan mengatasi frustrasi. Jadi jangan khawatir ya Dear kalau anakmu tantrum, take it easy! Kamu juga bisa simak artikel-artikel parenting lainnya di Riliv Story, semoga membantu!
Referensi:
- https://kidshealth.org/en/parents/tantrums.html
- https://www.parents.com/toddlers-preschoolers/discipline/tantrum/tame-your-kids-tantrums/
- https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/tantrum/art-20047845
- https://www.parentingforbrain.com/deal-toddler-temper-tantrums/
Ditulis oleh Ayu Yuni Afifah.