Ditulis oleh Uyo Yahya, disunting oleh Adismara Putri Pradiri, S.Psi., kandidat psikolog klinis.
Cara Menyimak yang Baik – Komunikasi yang baik bisa berjalan karena dua belah pihak yang berbicara dan menyimak aktif menjalankan tugasnya. Bila salah satunya egois bicara terus, tentu penyimak jadi kesal. Begitu pun sebaliknya saat penyimak diam terus, pembicara jadi sebal.
Kedua pihak harus saling melengkapi sehingga seimbang. Bicara memang mudah tapi dalam urusan mendengarkan atau menyimak ternyata gampang-gampang susah sementara kita dituntut untuk jadi penyimak yang baik kapan pun itu.
Kadang Kamu Lupa Bahwa Lawan Bicaramu Ingin Didengar
Menyimak adalah kemampuan yang banyak orang lupakan karena kamu bisa jadi hanya membiarkannya lewat begitu saja.
Menyimak (listening) berbeda dengan mendengar (hearing). Kamu membutuhkan kesadaran untuk mengetahui apa yang orang lain katakan, memprosesnya, dan memahaminya.
Sayangnya, kamu mungkin dibesarkan dengan beberapa kebiasaan buruk untuk tidak mendengar orang lain, seperti:
- Terbiasa terdistraksi
- Terbiasa tenggelam dalam pikiran sendiri
- Mempersiapkan respon atau balasan
- Terbiasa menyela ketika ada opini berbeda
Pentingnya Cara Menyimak yang Baik, Untuk Apa?
Ada beberapa alasan menyimak secara aktif (active listening) baik untuk kehidupan sehari-hari termasuk membangun relasi yang sehat.
Beberapa manfaat menyimak yang baik antara lain:
- Memahami hal-hal yang terjadi di lingkungan sosial dan profesional
- Meningkatkan kemampuan bersosialisasi
- Terbiasa bersimpati dengan sahabat dan keluarga
- Membuat orang lain merasa dihargai
- Memiliki kemampuan problem solving lebih baik
- Menyerap informasi lebih baik
7 Tips Cara Menyimak yang Baik
1. Menciptakan tempat yang baik untuk sebuah percakapan

Cara menyimak yang baik pertama adalah dengan menciptakan tempat dan suasana yang baik untuk melakukan sebuah percakapan. Kamu pasti tidak asing dengan frasa one, two, three, four, close the door, ‘kan?
Coba perhatikan konten podcast milik mantan pesulap Deddy Corbuzier ini. Tempatnya nyaman, disediakan minuman, dan juga ada quote-quote di dinding.
Hal ini menunjukan karena sang pemilik ingin semua tamu merasa nyaman saat berbicara dengannya. Saat nyaman, tentu percakapan pun jadi lebih jujur dan tulus.
2. Sedikit bicara, banyak memperhatikan adalah cara menyimak yang baik
Tidak jarang kita melihat perdebatan di kehidupan sehari-hari. Entah itu di rumah, di kampus, mau pun di tempat kerja. Semua bersikeras dengan pendapatnya tapi tidak ingin mendengarkan.
Kalau sudah begini, bagaimana pesan masing-masing bisa tersampaikan? Prinsip dasar komunikasi harus dipegang teguh ketika sedang berbicara.
Harus ada yang berbicara, yang menyimak, pesan, dan media penyampai pesannya.
3. Tak usah resah dengan keheningan
Beberapa orang merasa resah saat ada jeda dalam sebuah percakapan. Sebagai penyimak yang baik kamu lebih baik tidak bereaksi yang berlebihan. Biarkan lawan bicaramu berpikir karena pembicaraan yang baik berasal dari pemikiran bukan asal bunyi.
Sama seperti titik di kalimat yang tertulis. Jeda juga berfungsi untuk memberi kesempatan pembicara agar bisa berpikir.
4. Cara menyimak yang baik dengan melemparkan pertanyaan yang bagus
Cara menyimak yang baik yang keempat adalah dengan melemparkan pertanyaan yang bagus. Apa itu pertanyaan bagus? Pertanyaan yang mengandung 5W1H dan bukan pertanyaan tertutup yang hanya perlu dijawab ya atau tidak.
Tanyakan bagaimana, kapan, mengapa, apa, dimana, dan kenapa karena pertanyaan ini akan membuat lawan bicara berpikir lebih tajam tentang apa yang telah diungkapkannya. Memberikan pertanyaan juga satu tanda bahwa kamu menyimak dan tertarik dengan opini atau topik yang dibicarakan.
5. Hati-hati saat membagikan pengalaman pribadi
Terkadang memang ada kalanya kamu menceritakan pengalaman sendiri untuk menunjukan rasa simpati. Tentu, kamu tidak melakukannya untuk merendahkan pengalaman temanmu. Tapi berhati-hatilah saat melakukannya karena lawan bicara akan merasa bahwa pengalaman mereka ternyata tidak begitu nyata.
Kalau bisa tahanlah dirimu untuk tidak menceritakan pengalaman pribadi sebelum temanmu selesai bercerita. Bila ada kesempatan, barulah kamu boleh cerita.
Jika kamu merasa emosional dan ingin membagikan banyak pengalaman atau pun emosi, kamu bisa mencoba menahannya dengan menjadi mindful.
Meditasi sederhana dari Riliv bisa membawa kamu untuk menjadi pendengar yang baik dan tidak emosional saat bereaksi terhadap cerita teman-temanmu.
Baca Juga
Jangan Suka Menyela, Ini Cara Mendengarkan yang Baik
6. Jujurlah dalam menanggapi adalah cara menyimak yang baik
Kejujuran adalah mata uang yang berlaku di negara mana pun. Kejujuran bisa terlihat tidak hanya dari kata-kata tapi juga dari mata dan bahasa tubuh.
Berikan tanggapan yang baik pada satu opini. Condongkan tubuhmu bila kamu tertarik pada satu pernyataan. Anggukan kepala bila memang kamu setuju dan gelengkan kepala bila kamu merasa ada yang salah.
7. Berikan validasi untuk mereka yang sudah berani bercerita

Berbicara pada seseorang itu memerlukan sebuah keberanian, apalagi untuk hal sensitif. Hargailah teman yang sudah mau curhat kepadamu karena itu berarti mereka menaruh kepercayaan padamu. Katakan apa yang Ia alami benar adanya.
Jika temanmu ingin mendapatkan saran dari profesional, kamu bisa mengarahkan mereka kepada layanan konseling psikologi online seperti Riliv. Tidak hanya didengar dengan baik, mereka juga akan mendapatkan pemecahan masalah secara profesional dan tidak menghakimi.
Kesimpulan
Pembicara dan penyimak kedudukannya sama, lho. Keduanya bekerja sama membangun komunikasi yang efektif.
Kamu bisa meningkatkan teknik menyimak dengan cara seperti membuat nyaman percakapan, tidak memotong pembicaraan, ikut menanggapi dengan pertanyaan, jujur, dan menghargai isi pembicaraan.
Referensi:
- 19: SEVEN STEPS TO BE A BETTER LISTENER. healthcare.utah.edu.
- Care First. Communication – The Importance of Listening. https://www.bangor.ac.uk/humanresources/documents/Thursday-COVID-19-Communication-Theimportanceoflistening.pdf
Baca Juga:
9 Ciri Teman yang Tidak Baik: Hati-hati Toxic Friendship!
Eat, Pray, Love: Memaafkan Diri Bangkit Dari Hubungan Toxic