Bahagia bisa kita ciptakan lewat banyak hal. Setiap orang membuat definisi bahagia mereka masing-masing. Bagi orang tua, bahagia adalah ketika anak dapat merasakan bahagia ketika sedang berada di rumah.
Lalu, apa yang membuat anak bahagia?
Kita semua menginginkan hal yang sama untuk anak-anak kita. Tentunya, kamu dan semua orang tua ingin anak tumbuh untuk mencintai dan dicintai, mengikuti impian mereka, untuk menemukan kesuksesan. Namun, sebagian besar orang tua lebih ingin buah hati mereka bahagia. Tetapi, seberapa besar kendali yang kita miliki atas kebahagiaan anak-anak kita?
Lalu, bagaimana agar kamu bisa membantu anak menjadi pribadi yang bahagia saat di rumah?
1. Jadilah pribadi yang bahagia untuk diri anda sendiri
Psikolog Carolyn dan Philip Cowan juga menemukan bahwa orang tua yang bahagia lebih mungkin memiliki anak yang bahagia.
Banyak orang tua yang memaksakan diri untuk mengejar pekerjaan yang layak dan gaji yang mumpuni demi kebahgiaan keluarga, namun tak jarang banyak dari orang tua menjadi lelah dan stres, sehingga suasana dalam rumah terkesan suram.
Walaupun semua orang, apalagi bagi mereka para orang tua, memiliki anak berarti tanggung jawab untuk memenuhi tanggung jawab dan penghidupan yang layak akan terus dipertimbangkan dalam setiap langkahnya.
Banyak yang tidak menyadari bahwa harapan anak-anak adalah agar orang tua mereka tidak terlalu stres dan lelah. Kamu bisa memulainya dengan mengikuti kelas yoga atau meditasi.
Jika kamu kesulitan menemukan tempat dan bagaimana meditasi itu berjalan, kamu bisa mencoba fitur meditasi Hening dari Riliv.
2. Membuat perayaan dengan keluarga sesering mungkin
Keluarga yang bahagia merayakan hal-hal kecil dan besar bersama, hal-hal ini biasa dirayakan ketika: akhir minggu yang sibuk, ketika anak mendapat nilai yang bagus, hari pertama sekolah, promosi pekerjaan, liburan, dan festival.
Perayaan bisa dilakukan dengan sesederhana pergi ke taman bersama, atau dengan cara yang cukup rumit seperti mengadakan pesta kejutan.
Keluarga yang bahagia menuntun pada anak-anak yang bahagia, jadi buatlah suatu hal untuk dirayakan bersama keluarga sesering yang kamu bisa.
3. Prioritaskan pernikahan di atas anak-anak
Orang sering salah kaprah tentang pernikahan dan memiliki buah hati. Kebanyakan dari pasangan yang sudah menikah lebih memprioritaskan anak ketimbang pernikahan mereka sendiri.
Terapis keluarga David Code, penulis buku To Raise Happy Kids, Put Your Marriage First, mengatakan, ”Keluarga yang berpusat pada anak-anak menciptakan orang tua yang cemas, kelelahan, dan menuntut. Kami, orang tua hari ini, terlalu cepat mengorbankan hidup dan pernikahan untuk anak-anak kami. ”
Dia kemudian menjelaskan, “Hadiah terbesar yang dapat diberikan kepada anak-anak adalah memiliki pernikahan yang memuaskan.”
Berikut beberapa tips sederhana untuk memperkuat pernikahanmu:
- Peluk pasangan setidaknya dua kali sehari
- Saling menyapa dengan gembira
- Saling memuji
- Sering berpegangan tangan
- Punya jadwal kencan teratur
- Habiskan setidaknya 20 menit mengobrol setiap hari
- Katakan “Aku cinta kamu” setiap hari
4. Ketika anak bicara denganmu, beri mereka perhatian penuh
Berkomunikasi dengan baik dengan anak-anak sangat penting jika kamu ingin mereka bahagia dan sukses.
Salah satu cara ampuh untuk melakukan ini adalah dengan memberi mereka perhatian penuh setiap kali mereka berbicara kepadamu.
Ini berarti kamu harus mengesampingkan koran dan perangkat elektronikmu, dan benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan.
Dengan merespon serius tentang apa yang anak katakan, akan mendorong anak-anakmu menjadi lebih komunikatif.
5. Ciptakan definisi bahagia dengan makan bersama secara teratur dengan keluarga
Anak-anak yang makan teratur bersama keluarga mereka menjadi lebih sukses di hampir setiap bidang, sebagaimana dijelaskan dalam penelitian Rahasia Keluarga Bahagia.
Anak-anak yang secara teratur makan bersama memiliki kosakata yang lebih banyak, kepercayaan diri yang lebih besar, dan mendapatkan nilai yang lebih baik. Mereka juga cenderung tidak ‘minum’, merokok, menggunakan narkoba, atau mengalami masalah psikologis.
Dan semua ini dikarenakan keluarga ini sering makan bersama! Ketika makan bersama, juga membuat bonding antar anggota keluarga.
Tidak harus setiap hari, kamu dan keluarga bisa melakukannya pada hari tertentu setiap minggu agar pada hari itu acara makan bersama juga adalah acara makan yang ditunggu.
Seluruh anggota keluarga diharapkan untuk duduk di kursi masing-masing dan mengosongkan jadwal mereka pada hari yang sudah disepakati untuk berkumpul dan makan bersama satu keluarga.
6. Definisi bahagia pada anak: Ketika orang tua memuji dengan tulus
Kamu harus berhati hati ketika memuji anak, karena pujian yang kamu berikan bisa saja menjadi bumerang bagi anak dan psikologisnya.
Anak cenderung berimajinasi ketika melakukan sesuatu. Kadang, ketika ia bermain sepak bola, ia berimajinasi menjadi pemain bola idolanya. Atau ketika anak perempuanmu berpura pura menjadi princess kesukaanya, kamu harus bijak dalam memberikan pujian.
Puji usaha daripada hasilnya, puji kreativitas, kerja keras, ketekunan, yang masuk ke dalam pencapaian, lebih dari pencapaian itu sendiri.
Tujuannya adalah untuk menumbuhkan pola pikir pertumbuhan pada anak, atau keyakinan yang dicapai orang melalui kerja keras dan latihan, lebih dari melalui bakat bawaan.
Anak-anak yang dicap memiliki bakat bawaan merasa perlu membuktikan diri mereka lagi dan lagi, sedangkan penelitian menunjukkan anak-anak dengan mindset berkembang lebih baik dan lebih menikmati aktivitas mereka karena mereka tidak khawatir apa yang orang pikirkan tentang mereka jika mereka gagal.
Disadur dari:
- https://www.parents.com/toddlers-preschoolers/development/fear/raising-happy-children/
- https://www.daniel-wong.com/2015/10/19/raise-happy-successful-child/
ditulis oleh sabilabila.