Hubungan keluarga pasti sedikit banyak akan terpengaruh ketika ada salah satu anggota keluarga yang menderita gangguan kesehatan mental. Ketika keharmonisan keluarga yang menjadi taruhan, kamu tidak bisa lagi bersikap acuh tak acuh. Ada banyak tips yang bisa membantumu menjaga keharmonisan keluarga dikala gangguan kesehatan mental menghantui.
Jangan termakan stigma!
Langkah awal yang harus dilakukan adalah hindari stigma. Pengaruh stigma tentang kesehatan mental di masyarakat terkadang membuat kita kesulitan untuk membedakan mana yang benar atau salah dan mana yang bisa atau tidak bisa dipercaya. Solusi yang tepat untuk terhindar dari stigma yang beredar adalah dengan meluangkan waktu sejenak untuk menjernihkan pikiran.
Biasakan diri dengan perilaku yang mungkin tidak masuk akal
Gejala gangguan kesehatan mental dapat dilihat melalui perilaku yang datangnya tidak bisa diperkirakan. Hal tersebut mungkin membuatmu bingung harus bersikap seperti apa. Contohnya, ketika kamu mengajak kakakmu untuk makan malam bersama teman-teman, lalu dia menunjukkan obsesinya dengan berulangkali mengecek apakah mobilnya sudah terkunci. Teman-temanmu mulai saling berbisik tentang betapa anehnya dia.
Dear, sikap teman-temanmu merupakan pengaruh dari stigma. Kamu yang merupakan orang terdekatnya harus berusaha untuk tidak terkena efek stigma. Ingatlah bahwa kakakmu bukan melakukannya secara sengaja, tapi ia sedang menderita gangguan kesehatan mental. Merasa malu akan keadaannya justru akan berpengaruh pada hubungan kalian dan bisa merusak keharmonisan keluarga.
Usahakan selalu ada untuknya agar keharmonisan keluarga tetap terjaga
Bila ada anggota keluarga yang menderita gangguan kesehatan mental, bukan berarti ia menjadi orang yang berbeda dan tidak bisa diajak berinteraksi lagi. Kamu masih bisa berdiskusi dengannya, tetap berkomunikasi secara rutin setiap harinya, atau menemaninya pergi bersama ke psikolog untuk konsultasi. Kamu juga bisa memberi apresiasi, seperti ketika ia bersikap kooperatif saat mengobrol.
Dengan selalu ada untuknya, ia akan merasa bahwa gangguan kesehatan mental yang dialaminya bukan sebuah kekurangan diri atau kesalahannya, karena ia tahu orang-orang terdekatnya sangat peduli dan senantiasa menjaga keharmonisan keluarga.
Kendalikan dirimu di saat keadaan genting
Dalam menghadapi orang dengan gangguan kesehatan mental, kamu dan anggota keluarga lainnya harus mempersiapkan diri untuk menghadapi hal-hal yang tidak terduga. Contohnya, ketika ayahmu yang sedang menderita gangguan kesehatan mental tiba-tiba berteriak di sela obrolan, hindari untuk melanjutkan pembicaraan. Berikan ia waktu untuk sendiri. Jangan malah membalas dengan teriakan yang justru menimbulkan pertengkaran hingga merusak keharmonisan keluarga.
Gunakan perspektif orang dengan gangguan kesehatan mental
Gangguan kesehatan mental yang sedang dialami oleh anggota keluargamu mungkin membuatnya memiliki cara pandang yang berbeda tentang sekitarnya. Cara memahami keadaannya adalah dengan melihat segala sesuatu melalui perspektifnya, karena kamu tidak bisa menunggu ia mengatakakan apa yang sedang ia rasakan. Bila kamu merasa kecewa dengannya, alih-alih memarahinya, kamu bisa memberitahunya dengan cara yang halus. Ingatlah tujuan utama yang kamu miliki, yaitu menjaga keharmonisan keluarga.
Ubah pola komunikasi
Komunikasi adalah kunci dari keharmonisan keluarga. Ketika ada anggota keluarga yang menderita gangguan kesehatan mental, cobalah untuk mengganti pola komunikasi menjadi lebih hangat. Penggunaan kalimat yang tepat akan membuat perbedaan yang berarti, contohnya kalimat “Sepertinya kamu tidak tertarik dengan apa yang aku bicarakan” jauh lebih baik daripada “kamu tidak mendengarkanku”.
Selain itu, menciptakan percakapan yang santai dan perlahan juga sangat bermanfaat. Cukup satu topik dalam satu waktu agar ia bisa lebih mudah dalam memahaminya.
—
Tips-tips di atas memang sangat berguna untuk membantu kamu menjaga keharmonisan keluarga. Namun, yang perlu diingat adalah kamu mungkin tidak bisa mengubah anggota keluargamu yang sedang menderita gangguan kesehatan mental, tapi kamu bisa mengubah caramu dalam bersikap. Perubahan yang kamu lakukan bisa membuat hidup bersama menjadi menyenangkan seperti sedia kala dan turut membantu mempercepat proses penyembuhannya.
Disadur dari:
Translated and modified by Isti Zharfiesyah Putri. Someone who is always craving for a scoop of vanilla ice cream.
Discussion about this post