Kehilangan semangat kerja –Â Kehilangan semangat kerja bisa menjadi masalah serius, baik untuk karyawan maupun perusahaan.
Tidak hanya mengarah ke suasana kerja yang tidak menyenangkan, tapi juga bisa meningkatkan turnover, serta turunnya produktivitas kerja. Dan sayangnya, ketika karyawan telah kehilangan semangat kerja, sulit sekali untuk memulihkannya seperti sedia kala.
Nah, untuk mencegah hal itu terjadi, ada baiknya Anda sebagai HRD dan pimpinan perusahaan mengenali apa saja sih faktor-faktor yang bisa menyebabkan karyawan kehilangan semangat kerjanya. Yuk simak artikel berikut ini!
Tujuan yang berubah-ubah bisa membuat karyawan kehilangan semangat
Terus-menerus mengubah tujuan bisa menjadi hal yang sangat melelahkan bagi karyawan.
Karena ketika karyawan sudah tahu apa yang mereka tuju, mereka sebenarnya telah mengerahkan seluruh tenaga dan waktu untuk mencapai tujuan itu. Tapi, kalau di tengah jalan tujuannya berubah?
Sudah pasti kebanyakan akan merasa kecewa dan kehilangan semangat di tengah jalan.
Itulah pentingnya karyawan harus diberi tugas yang harus diselesaikan, bersama dengan pedoman yang jelas tentang bagaimana menyelesaikan tugas, juga indikator yang jelas tentang kapan tujuan tugas tercapai.
2. Komunikasi yang tidak terbuka juga membuat mereka lelah
Komunikasi adalah kunci hubungan yang baik, begitu juga di pekerjaan.
Tidak ada salahnya mendengarkan suara karyawan. Mungkin saja mereka memiliki wawasan yang lebih baik tentang cara-cara untuk memperbaiki prosedur di tempat kerja. Atau mungkin ada dari mereka yang memiliki masalah dengan prosedur atau rekan kerjanya.
Jika karyawan merasa tidak nyaman berkomunikasi dengan atasan, baik membicarakan ide ataupun masalah, siap-siap saja perusahaan kehilangan ide-ide kreatif dan mengalami masalah yang semakin buruk.
3. Menyia-nyiakan potensi karyawan
Hilangnya semangat kerja sering kali diakibatkan oleh potensi yang disia-siakan.
Ini bisa terjadi ketika beban kerja yang diberikan tidak sepadan dengan kemampuan yang dimiliki, padahal potensi yang dimiliki begitu besar. Perusahaan harus berhati-hati karena mereka bisa menjadi bosan dan frustasi dengan pekerjaannya.
Tidak hanya menurunkan produktivitasnya, perusahaan juga harus rela kehilangan potensi hebat yang sebenarnya dimiliki. Itu sebabnya, penting untuk menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat.
4. Mengabaikan apa yang dikatakan tim
Salah satu risiko terbesar sebagai manajer adalah dibenci oleh anggota tim Anda. Itu bisa terjadi karena berbagai alasan. Dan ketika itu terjadi, Anda dalam masalah.
Ketika mereka membenci Anda, mereka biasanya akan mulai mengabaikan permintaan dan kurang responsif. Tapi, sebelum menyalahkan mereka, coba untuk mencari tahu penyebabnya.
Seringkali sebagai manajer atau HRD, Anda mungkin tidak mendengarkan mereka. Anda mungkin sering mengabaikan apa yang mereka katakan. Padahal, kebanyakan orang akan mempercayai manajer dan HRD mereka untuk berbagi.
5. Biang kerok juga membuat karyawan kehilangan semangat kerjanya
Akui saja, Anda pasti punya satu teman yang menyebalkan di tempat kerja. Mereka yang sering jadi biang kerok dan suka bikin masalah.
Pikirkan betapa beracunnya orang-orang seperti mereka sehingga membuat lingkungan kerja menjadi beracun.
6. Memperlakukan karyawan dengan tidak baik dan tidak menghargainya
Manajemen sumber daya manusia yang buruk dapat berupa berbagai bentuk, dan salah satunya adalah gagalnya perusahaan untuk memperlakukan karyawannya dengan layak.
Salah satu contohnya adalah ketika seorang manajer bertindak seolah-olah seorang karyawan cukup beruntung untuk memiliki pekerjaan, alih-alih menghormatinya dan pekerjaannya.
7. Tidak dipercaya menyelesaikan tugas, hingga tuntutan membuat mereka kehilangan semangat kerja
Dalam bekerja, karyawan juga butuh kebebasan. Bebas melakukan dan menyelesaikan pekerjaan dengan caranya.
Coba perhatikan, karyawan Anda pasti lebih suka jika diizinkan untuk melakukan pekerjaan mereka dengan caranya sendiri tanpa terus-menerus mempertanyakan cara kerja mereka.
Selain itu, mereka juga harus merasa bebas untuk mengajukan pertanyaan tanpa menerima dampak negatif.
Bagaimana dengan perusahaan Anda?
Tentunya masalah karyawan lebih beragam dan di atas adalah 7 di antaranya.
Jika Anda memiliki tugas HRD yaitu untuk memastikan karyawan tetap produktif dan meningkatkan kompetensi mereka, maka Anda juga perlu memastikan kesejahteraan mental mereka.
Jika dibiarkan, maka turnover pun akan lebih tinggi dan tujuan tidak tercapai.
Riliv for Company memiliki program pelayanan konsultasi psikologi online dan Employee Assistance Program untuk perusahaan Anda sebagai berikut:
- Konseling mudah dengan psikolog profesional, langsung melalui chat tanpa harus repot mengatur jadwal bertemu
- 300+ meditasi beserta panduan mudah yang bisa digunakan sesuai dengan kondisi mental, hanya 10 menit saja untuk mendapat ketenangan
- Mood tracker yang bisa diakses oleh HR atau tim yang bertanggung jawab atas karyawan, sehingga bisa dengan mudah memahami bagaimana kemajuan kesehatan mental karyawan setelah konseling atau meditasi secara rutin
- Cerita dan musik pengantar tidur yang bisa memastikan karyawan Anda beristirahat dengan cukup dan berkualitas
- Asesmen psikologis yang terpercaya sehingga Anda bisa memastikan masalah apa yang dihadapi untuk menentukan solusi tepat guna
- Rahasia terjamin! Siapapun bisa menggunakan Riliv for Company tanpa harus ketahuan sedang konseling
- Harga terjangkau karena Anda akan langsung mendapatkan semua paket dalam harga yang masuk akal
- Produktivitas terjaga karena karyawan tidak perlu meluangkan waktu pergi atau meditasi yang lama.
Bila Anda tertarik untuk bekerjasama dengan Riliv for Company demi investasi kesehatan mental para karyawan Anda, kontak Taya – 0895-6097-98517 atau Indra 0857-8587-5736 untuk informasi lebih lengkap tentang motivasi karyawan dan peningkatan produktivitas karyawan.
Referensi:
- https://hrdailyadvisor.blr.com/2019/03/27/what-causes-negative-employee-morale/
- https://getlighthouse.com/blog/low-employee-morale/
- https://smallbusiness.chron.com/causes-low-employee-morale-43267.html
- http://www.josephchris.com/10-popular-causes-of-low-employee-morale
Ditulis oleh Ayu Yuni Afifah.