Katanya, keluarga adalah tempat dimana cinta tak akan pernah berakhir. Hm, padahal ada lho orang yang sulit sekali menemukan kehangatan di tengah keluarga mereka. Mereka yang telah terbiasa dengan suasana hampa ini, biasanya akan bilang bahwa tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Eits, jangan khawatir, Dear. Masih ada kok cara-cara yang bisa dilatih untuk menimbulkan rasa sayang di antara anggota keluargamu, dan menjadi keluarga yang solid.
Riliv kali ini telah merangkum cara-cara yang bisa kamu lakukan untuk membangun keluarga yang solid! Apa aja? Yuk simak!
Keluarga yang solid punya ritual bersama secara rutin
Ciptakan ritual atau tradisi yang menyenangkan bagi seluruh anggota keluargamu.
Tradisi yang umumnya terlihat pada keluarga-keluarga di Indonesia adalah memakai baju kembaran saat perayaan agama, pergi menjenguk kakek dan nenek di waktu-waktu tertentu, dan berkumpul dengan keluarga besar saat hari raya.
Karena hal-hal tadi sifatnya terkesan formalitas, kamu bisa coba menyarankan ide tradisi lain yang lebih kreatif, seperti melakukan movie marathon setiap akhir bulan, dan mencoba kegiatan baru yang belum pernah dilakukan.
Ritual atau tradisi ini akan menjadi ciri khas dalam keluargamu, dan menjadi semacam ‘paksaan’ untuk menghabiskan waktu bersama.
Mengisi waktu bersama keluarga bisa menjadi media kalian untuk lebih mengenal orang tua, kakak, dan adik lebih dekat lagi. Lagipula, ini kan yang dinamakan ‘Witing Tresno Jalaran Soko Kulino’?
Munculkan kontak fisik antar anggota keluarga
Tanpa harus terlalu sering, sempatkan dirimu untuk memeluk anggota keluarga yang sedang lelah, merangkul saudara yang sedang sedih, atau mencium anak saat ia bangun tidur.
Kontak fisik ini adalah salah satu bahasa kasih, yang mampu membuat 2 orang merasa ‘terhubung’.
Bagi anak, mendengar orang tuanya berkata bahwa mereka sayang mereka tanpa pernah memberikan kontak mata saat berbicara, adalah hal yang membingungkan. Jadi, kata-katamu harus sesuai sama perilaku yang kamu tunjukkan ya, Dear.
Saling memperhatikan agar menjadi keluarga yang solid
Biasanya, kita selalu menuntut anggota keluarga untuk mengerti kondisi kita.
Nah, gimana kalau kita balik dulu? Mungkin adikmu mengganggumu bukan karena ia suka mengganggumu, tapi ia ingin bercerita tentang temannya di sekolah, namun tidak tahu bagaimana cara memulainya.
Dengan saling memperhatikan, kita bisa mengasah rasa empati kita, Dear. Rasa empati inilah yang mampu menciptakan ikatan emosional antar anggota keluarga.
Kalau semua anggota keluarga saling mendahulukan kepentingan anggota keluarga yang lain, yakin deh tidak akan ada anggota yang merasa kekurangan kasih sayang atau merasa dibeda-bedakan.
Mengapresiasi kelebihan dan mengelola kekurangan antar anggota keluarga
Percaya atau tidak, semua orang butuh akan pengakuan yang positif pada diri mereka. Dari pengakuan ini, mereka bisa mengembangkan rasa berharga dan kepercayaan diri, Dear.
Jika ada anggota keluarga yang sedang berhasil, ucapkanlah selamat secara langsung sambil memberikan hadiah-hadiah kecil buatan tanganmu. Di bagian ini, orang tua juga harus ekstra peka.
Walaupun anak tidak berhasil meraih juara kelas, orang tua bisa mengapresiasi usaha kerasnya selama ini dengan mengajaknya jalan-jalan.
Nah, kalau berbicara soal kekurangan, kita tidak harus membiarkan kekurangan mereka menetap dalam diri, Dear.
Jika kamu memperhatikan bahwa sifat berbohongnya membuat saudaranya ikut-ikutan, itulah saatnya kamu mendiskusikan hal tersebut dan mencari solusinya. Pokoknya, selama kekurangan tersebut dapat dihilangkan atau disiasati, kenapa enggak?
Menciptakan rasa adil dan nyaman bagi semua anggota keluarga
Keluarga sudah sepatutnya menjadi tempat yang nyaman bagi seluruh anggotanya. Artinya, tidak ada rasa khawatir dan antisipasi pada perlakukan anggota keluarga lain.
Bagi orang tua, untuk memberikan suasana yang menyenangkan bagi semua anggota keluarga, Anda bisa melibatkan anak untuk mengambil keputusan dan menanyakan alasannya.
Setelah itu, usahakanlah untuk mengombinasikan ide-ide anggota keluarga dan melakukannya.
Dari kegiatan-kegiatan seperti ini, anak akan merasa dihargai dan dapat menumbuhkan rasa bertanggung jawab di dalam diri anak.
Mempertahankan keluarga jauh lebih sulit dibanding membangun keluarga, Dear. Butuh banyak tips and trick dan usaha yang maksimal dari semua anggota keluarga. Jangan sampai kita berhenti belajar ya, Dear!
Disadur dari:
- https://unitededucationgroup.com/training/families/7-habits-of-highly-effective-families/
- https://psychcentral.com/lib/5-habits-of-happy-families/
Ditulis oleh Elvira Linda Sihotang.