Kepribadian menurut urutan kelahiran – Anak pertama biasanya cenderung tegas seperti pemimpin, anak tunggal itu pasti manja sama seperti anak bungsu, dan anak kedua yang tidak pedulian orangnya. Bener kah pendapat-pendapat itu? Jangan-jangan semua hanya mitos? Yuk, coba kita cari tahu jawabannya dari sudut pandang psikologi.
Teori Konstelasi Keluarga Adler dan Kontroversinya
Seorang psikolog bernama Alfred Adler, mengeluarkan teori konstelasi keluarga yang berpendapat bahwa orangtua cenderung menerapkan pola asuh yang berbeda di tiap anaknya berdasarkan urutan kelahiran. Teori ini berawal dari penemuan Adler pada klien-klien yang melakukan terapi dengannya, bahwa hampir semua permasalahan yang mereka alami berasal dari keluarga. Kemudian dirinya mencoba untuk mengkategorikan permasalahan berdasarkan jenis kelamin, perbedaan usia, hingga urutan kelahiran. Dirinya menyimpulkan bahwa urutan kelahiran dapat meninggalkan kesan yang tak terhapuskan pada gaya hidup seseorang dan bertahan lama pada perkembangan psikologis seseorang termasuk kepribadian.
Tapi apakah teori ini valid?
Seorang psikolog Amerika bernama Frank Jones Sulloway dalam bukunya yang berjudul Born to Rebel (1996), mendukung teori Adler dengan menambahkan beberapa detail kepribadian pada masing-masing anak berdasarkan penelitian yang dilakukannya sendiri. Berikut ini adalah kepribadian anak berdasarkan urutan kelahiran oleh Sulloway.
Kepribadian Anak Pertama
Dari penemuannya ini, Adler menyebutkan bahwa anak sulung identik dengan sosok pemimpin terutama setelah kelahiran adiknya. Mereka akan cenderung diasuh dengan diberikan banyak tanggung jawab oleh orang tua sehingga berubah menjadi kakak yang disiplin, dan guru bagi adik-adiknya (Schultz & Schultz, 2014). Tapi menurut Sulloway, hal ini hanya berlaku pada anak sulung yang bisa memaknai kehadiran adiknya sebagai sesuatu yang positif. Karena ada juga anak pertama yang memaknai kehadiran adiknya sebagai hal negatif karena terbiasa mendapatkan seluruh perhatian orang tua. Mereka akan lebih mudah merasa cemas dengan kehadiran adiknya karena perasaan mendalam yang dibangun oleh pola asuh sebelumnya. Mereka juga lebih memiliki banyak kesamaan sifat dengan orang tua dan tidak begitu terbuka pada perubahan.
Kepribadian Anak Kedua
Anak kedua dan seterusnya (yang lahir sebelum anak terakhir), menurut Sulloway lebih terbuka terhadap berubahan dan selalu berusaha untuk melampaui kemampuan kakaknya. Mereka besar dengan memperhatikan dan mempelajari perilaku kakaknya sehingga lebih cenderung memiliki sifat yang dikembangkan dari sang kakak. Umumnya mereka juga sangat kompetitif dan optimis dengan mengincar kekuasaan. Sebagai bentuk dari protes akibat kurangnya perhatian dari kedua orang tua.
Kepribadian Anak Bungsu
Sebagai anak terakhir, biasanya si bungsu tumbuh dengan pola asuh yang hampir sama seperti anak pertama. Mereka akan mendapatkan banyak perhatian dari kedua orangtua dan kakak-kakaknya, sehingga membuat mereka tumbuh menjadi anak yang cenderung manja, sulit menghadapi masalah hidup, dan kurang bisa menyesuaikan diri. Tapi karakteristik lain dari anak bungsu adalah, mereka cenderung ambisius dan selalu ingin lebih cepat berkembang hingga setara atau bahkan melebihi kakak-kakaknya.
Kepribadian Anak Tunggal
Sering dianggap sebagai pemilik tahta tertinggi dalam keluarga, anak tunggal hidup dengan pola asuh yang bergelimang bantuan, kasih sayang, serta perlindungan dari orangtua. Hal ini kemudian membuat mereka tumbuh menjadi pribadi superior dengan kurangnya perasaan kompetitif akibat tidak ada saudara, penakut, serta kurang baik dalam kerjasama dan menumbuhkan minat sosial. Alih-alih memiliki inisiatif untuk membantu sekitarnya, anak tunggal cenderung mengharapkan bantuan dan pemberian dari orang lain.
Menariknya, pengembangan kepribadian menurut urutan kelahiran anak oleh Sulloway ini justru menimbulkan kontroversi. Banyak yang berpendapat bahwa teorinya ini terlalu bertentangan dengan sifat kepribadian sendiri yang dalam ilmu psikologi diyakini dinamis. Itu kenapa, pada akhirnya banyak penelitian lebih lanjut yang dilakukan untuk membuktikan sejauh mana teori konstelasi keluarga ini bisa digunakan.
Penelitian Kepribadian Menurut Urutan Kelahiran Anak
Dalam psikologi modern menurut Gordon Allport, kepribadian didefinisikan sebagai organisasi yang bersifat dinamis dari sistem psikofisik individu yang bisa menentukan pikiran serta tingkah laku seseorang secara khas. Karena sifatnya yang dinamis, banyak penelitian yang berpendapat kepribadian seseorang bisa dengan mudah berubah-ubah dan sangat bergantung dari berbagai macam faktor yang saling terikat secara kompleks.
Karena itu dalam berbagai penelitian lebih lanjut, ditemukan fakta bahwa tidak ada kaitan atau efek signifikan atas urutan kelahiran dan pengaruhnya terhadap kepribadian seseorang.
Hal ini terjadi karena masing-masing keluarga memiliki variabel yang berbeda-beda seperti kondisi ekonomi, kepercayaan serta demografis yang memungkinkan anak-anak tidak mendapatkan perhatian secara utuh dari kedua orangtua. Contoh paling sederhananya adalah kondisi ekonomi keluarga yang berkecukupan dan kekurangan, tentu akan memiliki pola asuh yang berbeda. Sehingga teori kepribadian menurut urutan kelahiran anak bisa jadi tidak tepat dan perlu kontrol ketat untuk membuktikannya.
Seorang peneliti Judith Rich Harris menyebutkan bahwa efek urutan kelahiran bisa jadi berpengaruh tapi tidak dalam aspek kepribadian yang bertahan dengan lama. Bahkan pada kenyataannya, efek genetik memegang pernanan jauh lebih penting dan kuat dalam membentuk kepribadian seseorang. Seperti faktor biologis yang sangat kuat dalam membentuk berbagai macam tipe kepribadian seseorang.
Jadi bagi kamu si anak pertama, kedua, bungsu, ataupun tunggal, berbagai macam kepribadian yang dijelaskan dalam teori Adler dan Sullow sebenarnya bersifat fleksibel. Bisa jadi anak kedua lebih matang daripada anak pertama, bisa juga anak pertama malah lebih manja daripada adik bungsunya. Alfred Adler, pencetus kepribadian menurut urutan kelahiran bilang kalau kepribadian-kepribadian diatas akan otomatis dimiliki anak. Tapi, ada kemungkinan kalau gaya hidup tertentu akan berkembang sesuai urutan kelahiran itu dan sedikit banyak akan mempengaruhi kepribadian kita.
Jadi entah urutan keberapa kalian dalam keluarga, tetaplah jadi diri kalian sendiri dan jangan mudah untuk judging orang lain hanya berdasarkan urutan kelahirannya. Dan untuk kamu yang hingga saat ini merasa belum mengetahui kepribadianmu seperti apa, jangan khawatir, Riliv menyediakan bantuan berupa layanan self-care salah satunya journey, untuk bantu kamu memahami diri lebih baik. Dilengkapi panduan yang disusun langsung oleh psikolog profesional, kamu bisa manfaatkan layanan ini secara gratis.
Referensi
- John, O. P., Robins, R. W., & Pervin, L. A. (2008). Handbook of Personality; Theory and Research 3rd Edition. New York: The Guilford Press.
- Schultz, D. P., & Schultz, S. E. (2014). Teori Kepribadian (Theories of Personality) Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
- Nadya, Wahada. (2022). Hubungan Urutan Kelahiran dan Kepribadian, Apakah Ada?. https://kampuspsikologi.com/hubungan-urutan-kelahiran-dan-kepribadian/
- Logos. (2022). Teori Adler Mengenai Konstelasi Urutan Kelahiran Mempengaruhi Kepribadian Seseorang. https://www.logosconsulting.co.id/media/teori-adler-mengenai-konstelasi-urutan-kelahiran-mempengaruhi-kepribadian-seseorang/
- American Psychological Association. Dilansir dari https://www.apa.org/topics/personality/
- Lejarraga, T., Frey, R., Schnitzlein, D. D., & Hertwig, R. (2019). No effect of birth order on adult risk taking. Proceedings of the National Academy of Sciences, 201814153. doi:10.1073/pnas.1814153116
- Harris, J. R. (1998). The Nurture Assumption: Why children turn out the way they do. New York: Free Press.
- Sulloway, F.J. (2001). Birth Order, Sibling Competition, and Human Behavior. In Paul S. Davies and Harmon R. Holcomb, (Eds.), Conceptual Challenges in Evolutionary Psychology: Innovative Research Strategies. Dordrecht and Boston: Kluwer Academic Publishers. pp. 39-83
- Washingtonpost.com. (2019). “Birth Order May Not Shape Personality After All”. Dilansir dari https://www.washingtonpost.com/science/2019/03/14/birth-order-doesnt-shape-personality-after-all/