Konseling ke psikolog – Banyak orang beranggapan kalau konseling atau curhat ke psikolog itu sama aja dengan curhat ke teman atau keluarga.
Atau mungkin ada juga yang menganggap curhat ke teman lebih baik.
Padahal konseling ke psikolog itu lebih dari curhat pada umumnya lho. Apa saja manfaatnya?
Dengan konseling ke psikolog, kamu mendapat jawaban logis mengenai psikologi
Berbeda dengan curhat ke teman, jika kamu curhat ke psikolog, kamu akan mendapat jawaban yang profesional.
Para psikolog ini terlatih untuk menganalisis akar masalah yang kamu alami.
Mereka juga bisa memberikan jawaban atau bisa juga rangkaian aktivitas (intervensi) untuk menyelesaikan masalahmu.
Psikolog yang bertugas memberikan saran yang bebas bias
Apakah kamu pernah curhat ke teman dan si teman ini memberikan saran sesuai dengan pengalaman yang pernah ia alami?
Nah, situasi seperti ini bisa jadi bias lho dear.
Karena bisa jadi pengalaman yang dialami oleh temanmu ini memang berhasil menyelesaikan masalahnya namun kalau kamu gunakan malah membuat masalahmu lebih runyam.
Kalau curhat ke psikolog, saran yang mereka berikan selalu disesuaikan dengan masalah yang kamu hadapi, kepribadianmu, dan situasi yang sedang kamu hadapi.
Konseling ke psikolog membantumu menghadapi masalah
Proses konseling sebenarnya tidak hanya melulu berbincang-bincang.
Pada beberapa situasi, terkadang psikolog akan memberikan aktivitas atau pekerjaan untuk kamu selesaikan bergantung pada permasalahan yang kamu hadapi.
Contohnya apabila kamu memiliki ketakutan untuk berinteraksi dengan orang lain, psikolog bisa memberikanmu tugas untuk presentasi di depan banyak orang.
Psikolog terlatih menghadapi fenomena transference
Fenomena transference adalah fenomena yang terjadi dalam proses konseling dimana klien secara tidak sadar menganggap psikolog/konselornya sosok yang dulunya dekat dengan dia seperti ayah, ibu, atau yang lain.
Dalam fenomena ini, klien bisa leluasa mengutarakan emosi terdalamnya (yang kadang tidak dia sadari) terhadap sosok ini.
Dengan begini, klien bisa mengalami katarsis (rasa lega) karena sudah bisa mengutarakan yang dulunya terpendam dalam-dalam.
Dalam konseling, ada tahap terminasi agar klien tidak mengalami ketergantungan
Proses terminasi mengharuskan psikolog untuk mengakhiri proses konseling. Terminasi dilakukan ketika masalah klien sudah selesai.
Hal ini dimaksudkan agar klien tidak mengalamai ketergantungan terhadap psikolognya dan ia bisa menjadi pribadi independen yang mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.
5 alasan diataslah yang membuat 300.000 lebih user Riliv mantab untuk melakukan konseling ke psikolog.
Apabila kamu sedang mengalami masalah jangan ragu untuk melakukan konsultasi psikologi melalui aplikasi konseling online Riliv. Masalah seberat apapun akan selesai jika kita berani mengambil langkah untuk menyelesaikannya.
—
Handy Pratama adalah seorang praktisi digital marketing. Sehari-hari ia bertugas untuk menjangkau orang-orang yang membutuhkan layanan konseling online.
Baca juga:
Waspadai 9 Tanda Kamu Perlu Konseling Psikologi!
Discussion about this post