Sering merasa masalah pribadi mengganggu pekerjaan?
Atau merasa pekerjaan mudah jadi tidak selesai-selesai karena banyak pikiran?
Bisa jadi kamu tidak bisa menyeimbangkan antara urusan rumah dan kantor Dear.
Lantas bagaimana? Nih Riliv punya tips untuk seimbangkan urusan pribadi dan kantor.
Pertama, tetapkan dulu mana yang jadi masalah pribadi dan kerja
Meski setiap perusahaan memiliki kultur yang berbeda-beda, bukan berarti kamu tidak membatasi masalah pribadi dan kerja seenaknya. Terlalu mencampurkan urusan rumah bisa menghambat produktifitas saat kerja.
Lantas bagaimana cara membaginya? Dear bisa buat batasan berdasarkan kewajiban dan kesibukanmu di kantor. Semakin sibuk maka semakin kamu harus paham bahwa pekerjaan harus di prioritaskan, jika sedang tidak sibuk kita bisa bercerita atau mengerjakan urusan rumah.
Dengan ini pekerjaanmu akan bisa selesai dengan baik.
Buat jadwal agar ingat mana yang harus di prioritaskan

Ketika kita sudah berkomitmen untuk membatasi masalah pribadi dan kantor, di saat itu juga kita bisa mencatat agar membuat kita selalu ingat. Meski terlihat tidak penting, namun hal ini sangat efektif loh Dear.
Studi menunjukan orang orang yang rajin mencatat schedule mereka akan lebih sering mencapai target mereka, jadi kita harus mulai bikin schedule nih.
Atur juga waktumu untuk kegiatan diluar kerja, jadi gak kecampur nih
Ketika kamu buatschedule,jangan lupa untuk menyeimbangkan kegiatan Dear. Tambahkan berbagai kegiatan di luar pekerjaan yang bisa membuat kamu bisa refresh dan recharge dari pekerjaan.
Menjalani berbagai kegiatan yang kamu suka bisa meningkatkan produktifitas loh Dear. Kamu jadi semakin tidak bosan dengan pekerjaanmu, dan bisa maksimal setelah refresh dengan kegiatan lain.
Selesaikan masalah pribadi dengan pulang kantor tepat pada waktunya

Banyak orang yang suka stay di kantor walaupun sudah jam pulang. Padahal hal itu tidak baik untukmu dan orang-orang yang dekat dengan kamu. Dengan pulang tepat pada waktunya, kamu akan punya banyak waktu untuk berinteraksi dengan mereka atau menjalankan semua hal yang kamu suka.
Buat batasan interaksi dengan teman sekantor untuk menghindari masalah pribadi
Bukan hendak menjadikan kamu individu, tapi Dear harus sadar adakalanya kita tidak menceritakan semua hal pribadi kita dengan teman-teman kantor.
Semakin banyak kita bercerita, semakin orang-orang mempersepsi bermacam-macam. Jika peresepsi mereka buruk maka akan menghancurkan citra kamu, walau selama ini Dear bekerja dengan baik dan tidak pernah ada masalah.
Kamu juga bisa semakin fokus kerja dengan menghindari akses games dan social media
Games dan social media menjadi dua hal yang paling susah untuk ditinggalkan. Banyak dari kita yang mengakses keduanya berjam-jam. bahkan di waktu jam kerja. Ini akan membuat kegiatan kantor dan personal dengan mudah tercampur aduk, dan tugasmu akan semakin tertunda.
Jadi mulailah untuk tidak membuka medsos pribadi atau bermain games ketika jam kerja, atau kamu bisa dengan mudah mematikan ponsel dan fokus pada pekerjaan dan interaksi orang-orang disekitar.
Jika banyak kepikiran urusan rumah, meditasi adalah cara paling praktis untuk memisahkan urusan pribadi & kantor loh, Dear!
Jika kamu bermeditasi, maka kamu bisa fokus mengerjakan satu pekerjaan dan berusaha tidak memikirkan yang lainnya. Meditasi juga membantu Dear untuk menyesuaikan diri ketika berpindah kegiatan.
Kamu bisa sempatkan 10 menit bermeditasi untuk berjam jam waktumu ketika bekerja. Ingat, semakin kita fokus semakin pula pekerjaan cepat selesai, dan waktu refreshing juga akan semakin panjang.
Itu tadi beberapa hal yang bisa kamu lakukan agar masalah pribadi tidak mengganggu karir dan berbagai urusan kantor, sudahkah dilakukan semuanya? Selamat mencoba dan mendapatkan hasil positifnya. Semoga kita bisa menjalankan semuanya dengan baik dan makin bisa produktif ketika kerja.
Refrensi:
- https://www.go1.com/blog/post-work-life-boundaries-separate-work-personal-life
- https://www.theglobeandmail.com/report-on-business/small-business/sb-managing/thirteen-tips-for-separating-your-personal-and-professional-life/article25876599/
Written by Indra Dwi Prakoso