Kehamilan merupakan sebuah anugrah bagi pasangan. Terlebih bagi Ibu yang mengandung anak selama 9 bulan lamanya. Ada kalanya saat masa kehamilan, Ibu merasa kelelahan secara emosional dan stres yang mengakibatkan pertumbuhan janin terganggu. Benarkah meditasi ibu hamil dapat membantu masalah ini ?
Dalam suatu riset The Buddist Institute, Meditasi untuk ibu hamil dapat membantu mengatasi gejala ini dengan memberikan efek relaksasi . Terlebih lagi meditasi terbukti dapat mengatasi stres.
Ibu akan diarahkan untuk berkonsentrasi dan fokus untuk melepaskan stres, meningkatkan rasa damai atau ketenangan, sehingga membantu ibu tidur lebih nyenyak dengan nafas yang teratur dan dalam.
Lalu apa saja manfaat lain dari meditasi untuk ibu hamil?
Meningkatkan stabilitas tekanan darah
Perubahan tekanan darah tiap semester memang berubah-ubah. Tekanan darah saat hamil dianggap normal bila berkisar pada angka 90/60 hingga 120/80. Tekanan darah rendah biasanya ditandai dengan mudah lemas, pusing dan pingsan sedangkan tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pendarahan di otak, kejang, hingga kematian pada ibu.
Maka dari itu jika peredaran darah lancar akan membawa nutrisi dan oksigen untuk si kecil dan tubuh Ibu. Jika Ibu tidak memperhatikan tekanan darah akan berdampak pada kesehatan janin. Dengan peredaran darah yang lancar, Ibu akan merasa lebih rileks sehingga kebutuhan nutrisi dan vitamin dapat diserap oleh si kecil.
Meditasi pernafasan dapat membantu dalam hal tekanan darah. Mengatur pernafasan saat masa kehamilan dapat membantu ibu menjadi lebih rileks. Jika sudah rileks, maka tekanan darah pun juga akan lebih stabil.
Meditasi ibu hamil membantu memperlancar persalinan
Kecemasan sebelum melahirkan menjadi momok tersendiri bagi beberapa Ibu. Ketika Ibu terlalu cemas dengan beratnya persalinan. Meditasi yang rutin membuat Ibu menjadi lebih tenang dan tidak panik dalam menghadapi persalinan. Ibu bisa mencoba untuk latihan meditasi pada trimester pertama ataupun saat trimester terakhir kehamilan.
Meditasi ibu hamil menjaga kesehatan mental Ibu dan si kecil
Terkadang saat kehamilan banyak hal yang membuat ibu merasa tertekan baik dari faktor internal seperti perubahan hormon yang dapat memicu terjadinya perubahan mood, kurangnya nafsu makan, maupun faktor eksternal seperti lingkungan yang tidak mendukung, makanan yang kurang ternutrisi. Hal ini yang dapat mempengaruhi kesehatan mental Ibu. Jika kesehatan mental tidak dijaga dengan baik, maka akan berdampak pada kesehatan si kecil pula.
Apalagi bagi Ibu yang pernah memiliki riwayat kecemasan dan depresi lebih berpotensi mengalaminya selama trimester pertama, Dear.
Kesehatan mental untuk ibu hamil dapat dijaga dengan cara menjaga asupan makanan yang baik, pola hidup yang sehat, ditambah dengan latihan untuk bermeditasi. Meditasi menjadi obat yang manjur untuk menyeimbangkan kesehatan mental pada ibu hamil.
Mencegah kelahiran prematur…
Bayi prematur biasanya lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu di dalam rahim sang ibu. Ada beberapa faktor yang menyebabkan bayi lahir prematur salah satunya adalah karena ibu mengalami depresi, trauma, kekerasan, atau cidera saat hamil. Stres tinggi menyebabkan pelepasan hormon yang memicu kontraksi dini dan kelahiran prematur.
Untuk itu, bagi Ibu yang memiliki riwayat depresi sebelum hamil disarankan untuk mulai melatih diri dengan bermeditasi demi menjaga kesehatan Ibu dan janin.
–
Meditasi tidak hanya dapat dilakukan oleh ibu saja, lho! Ayah pun juga bisa melakukan meditasi bersama Ibu. Meditasi yang dilakukan bersama-sama akan menguatkan hubungan dengan si kecil.
Ibu dapat mengikuti kelas meditasi untuk ibu hamil terlebih dahulu untuk mempelajarinya. Sebelum memulai meditasi, ibu bisa berdikusi dengan tenaga medis untuk memastikan kondisi ibu, serta memahami hal-hal yang perlu diperhatikan bagi ibu hamil saat meditasi.
Disadur dari:
- https://mindworks.org/blog/how-to-meditate-during-pregnancy/
- https://www.doyouyoga.com/10-ways-meditation-helps-your-unborn-child/
- https://www.researchgate.net/publication/264198298_Prenatal_meditation_influences_infant_behaviors
Written by Kadek Sharidevy (ig sharidevy)