Sebagai agama yang sempurna, Islam telah memberikan pedoman mendidik anak secara islami. Sebagai Muslim, kita percaya bahwa anak adalah amanah yang membawa serta tanggungjawab yang luar biasa. Tapi, banyak lho orang tua yang merasa bingung tentang pola pengasuhan seperti apa sih yang harus diikuti.
Kamu pasti setuju kan kalau mendidik anak adalah pekerjaan yang tidak mudah? Terlebih jika menginkan anak tumbuh sebagai muslim yang baik dan beriman. Nah, untuk membesarkan anak dengan baik, orang tua membutuhkan pengetahuan, kesabaran, dan dedikasi. Simak 3 tahapan mendidik anak secara islami berikut ini, yuk!
Cara mendidik anak secara islami pada tahap pertama adalah dengan memperlakukannya seperti raja ketika usianya masih 0-7 tahun
Tahap ini adalah waktu terbaik bagi orang tua untuk menanamkan perilaku mulia pada anak dengan mencontohkan perilaku dan perkataan yang baik. Orang tua juga perlu menunjukkan kasih sayangnya dengan lembut. Itu sebabnya, pada usia 0-7 tahun, Islam mengajarkan orang tua untuk memperlakukan anaknya seperti raja.
Setiap orang tua harus tahu bahwa anak-anaknya sangat membutuhkannya. Bukan hanya untuk memenuhi kebutuhannya saja, lebih dari itu, orang tua harus melakukannya dengan penuh kasih dan empati. Ketika mereka menangis, rasanya mungkin agak menyebalkan ya, Dear. Tapi menurut dokter, tangisan itu sebenarnya sehat untuk mereka.
Oh ya, Dear! Ketika berusia 3-5 tahun, sebaiknya mulai ajarkan anak untuk bersyahadat dan shalawat secara bertahap. Ajarkan pula untuk berdoa, sholat, dan berwudhu ketika mereka mulai berusia 6 tahun. Jangan berharap hasil yang sempurna ya, ini baru proses perkenalan!
Ketika berusia 7-14 tahun, perlakukan mereka sebagai tahanan, begitulah cara mendidik anak secara islami pada tahap kedua
Pada tahap ini, anak-anak mulai mudah menangkap penalaran logis dan teori-teori abstrak. Mereka juga mampu mengekspresikan diri, dan mulai sadar akan tindakan dan konsekuensinya. Sehingga sangat penting bagi orang tua untuk memberikan mereka dasar pemahaman yang benar.
Anak harus tahu bahwa ada norma dan aturan tertentu yang harus diikuti. Ada batasan yang tidak boleh dilampaui. Pada tahap ini, orang tua harus mampu berdialog dan tetap bersikap tenang sekaligus tegas, jika anak membuat kesalahan. Tekankan konsep tanggung jawab, bahwa mereka harus mau menerima konsekuensi atas kesalahannya. Tapi, jangan memberikan reaksi berlebihan dan membuat mereka trauma ya, Dear!
Pada usia 7 tahun, mulai ajarkan anak untuk sholat. Ajarkan secara bertahap hingga umur 10 tahun. Ketika sudah berusia 10 tahun dan mereka tidak mau sholat, pukullah. Bukan karena kamu membenci mereka, tapi karena kamu sangat menyayangi mereka.
Ketika usianya 14-21 tahun, perlakukan mereka sebagai sahabat
Anak tumbuh semakin dewasa. Pikiran mereka mulai terbuka lebar, dan masalah yang dihadapi semakin kompleks. Pada tahapan ini, mereka mulai menyadari bahwa mereka harus siap mengemban tanggungjawab yang lebih besar. Orang tua harus menyadari, bahwa anak-anak mereka akan cenderung untuk lebih mandiri, lebih sensitif, dan kadang memberontak.
Nah, di tahap ini orang tua diharap bisa memutar perannya sebagai sahabat. Kalian sudah tidak bisa menghukumnya seperti anak kecil lagi. Kalian juga harus menghilangkan otoritas, baik dalam ucapan dan tindakan. Beri mereka kesempatan untuk menceritakan masalahnya (tanpa menghakiminya) dan mengambil keputusan sendiri.
Selain itu, coba dengarkan ide-ide yang mereka sampaikan. Berikan mereka kepercayaan dan pengertian. Jangan sampai karena merasa lebih berpengalaman, kamu, sebagai orang tua, berhak menolak ataupun memandang mereka dengan sebelah mata.
Final thoughts
Disadur dari:
- http://islam-today.co.uk/parenting-the-islamic-way
- https://productivemuslim.com/islamic-parenting/
- http://english.bayynat.org.lb/Editorials/Miscellaneous_parenting.htm#.XbvmttVS_IU
- http://www.byislam.com/en/what-are-three-stages-of-upbringing-a-child-in-prophets-view/
Ditulis oleh Ayu Yuni Afifah, a student of life.