Menerima Diri Sendiri – Dari skala 1 sampai 10, seberapa bahagia kamu hari ini? Okay, kamu senang karena gebetan mulai mencuri pandang ke arahmu. Oh, atau kamu sedang bersedih karena kamu ketinggalan acara yang kamu tunggu dari minggu lalu? Atau… Kamu biasa saja karena semua hal berjalan sesuai kehendakmu?
Bagaimana dengan dirimu? Apakah kamu sudah bahagia dengan dirimu sendiri?
1. Kebahagiaan dimulai dari diri sendiri, bukan yang kamu alami
Self acceptance atau penerimaan diri adalah menerima kelemahan dan kelebihan kita. Penerimaan diri yang tinggi membantumu percaya untuk memutuskan sesuatu. Apapun hasilnya, itu adalah hasil dari tindakanmu yang terbaik. Tak perlu takut gagal; menerima kekurangan dan kegagalan berarti siap untuk berubah menjadi lebih baik.
Sayang, belum banyak yang menyadari bahwa selain suasana yang menyenangkan, kebahagiaan bisa diciptakan dengan menerima diri sendiri. Survey University of Hertfordshire menemukan bahwa rata-rata orang menilai kepuasan dirinya pada poin 1-5, dari skala 1-10 lho! Ini membuktikan masih banyak yang belum bisa menerima dirinya sendiri. Padahal, menerima diri sendiri krusial banget buat kamu.
Kabar baiknya, tidak ada kata terlambat untuk memulai penerimaan diri sendiri. Bila kamu merasa kurang bahagia dengan dirimu, silahkan ikuti tips yang Riliv sudah rangkum hanya untukmu:
2. Hentikan berucap ‘Saya tidak bisa’ untuk membantumu menerima diri sendiri
Gunakan kata ‘belum bisa’ atau ‘masih belajar’ seperti ‘Saya masih belajar dalam memahami mata kuliah ini’. Kekuranganmu adalah aspek yang masih berkembang, sehingga kamu termotivasi untuk meningkatkannya. Penelitian menunjukkan bahwa kreativitas akan meningkat ketika kata ‘tidak bisa’ diganti dengan ‘masih belajar’. Kamu juga tidak menempatkan dirimu antara ‘Saya pandai matematika’ atau ‘Saya bodoh matematika’ tetapi menerimanya sebagai sesuatu yang harus dipelajari.
3. Menerima diri sendiri dengan memandang suatu hal dari berbagai perspektif
Ketika bosmu berkata “Kamu bodoh dalam promosi”, bukan berarti hidupmu berakhir. Coba lihat deh, apakah rekanmu berkata kamu pandai dalam presentasi? Bagaimana dengan pujian klien tentang gaya bicara yang santai? Tarik kesimpulan berdasar penilaianmu. Orang lain hanya berbicara dari satu sisi, tapi kamu bisa menerimanya sebagai masukan. Memandang kondisi dari perspektif berbeda mampu menentukan situasi apa yang menguntungkan berdasarkan kekuatan dan kelebihanmu.
4. Manfaatkan gratitude journal sebagai kunci menerima diri sendiri
Ambil secarik kertas, lalu tulis apa kebahagiaan yang kau rasakan hari ini. Lakukan setiap hari. Hal ini melatihmu untuk menerima sisi positif dan meningkatkan rasa bersyukur. Kumpulan kebahagiaan tersebut mampu membantu menerima diri sendiri atas kejadian atau keputusan yang kamu buat.
5. Menulis diary juga membantumu menjadi pengamat keseharianmu
Mengingat yang kamu rasakan hari ini membantu memilih apa yang bisa kamu pelajari hari ini. Selain itu kamu juga lebih peka terhadap lingkungan. Tidak lupa kamu juga bisa menulis dari berbagai perspektif, lho. Kamu pun bisa mengenali sejauh mana dirimu serta proses yang sudah kamu alami. Tentu yang ditulis hal-hal positif atau membangun, ya.
6. Berbagi pengalaman dengan teman
Jujur saja, kamu takut kekuranganmu membuat teman-temanmu pergi, bukan? Berbagi pengalaman yang sama justru mengurangi ketakutan ini. Kamu akan sadar bahwa mereka memperlakukanmu bukan berdasarkan kekuranganmu, tetapi bagaimana kamu memperlakukan mereka. Sedikit senyuman “Ya, aku juga pernah melakukannya” dari mereka membuatmu lega, lho!
7. Maafkanlah dirimu sendiri
Kamu sudah menerima kekuatan dan kelemahanmu. Tapi kamu masih marah mengingat kebodohan kecil di masa lalu. Pahami bahwa kamu tidak bisa mengulang waktu. Maafkanlah apapun yang telah kamu perbuat, dan raihlah tujuan selanjutnya dengan berjuang sebaik-baiknya. Belajar adalah siklus, dan kamu boleh untuk gagal selama kamu sudah berusaha.
Sudah tahu kan pentingnya penerimaan diri sendiri? Yuk mulai menerima diri sendiri agar percaya diri. Jika kamu butuh bantuan profesional, kamu bisa melakukan konsultasi psikologi melalui aplikasi curhat online Riliv.
Jangan khawatir tentang dirimu; kamu adalah pribadi yang unik! Jadi sudah siap untuk PDKT dengan diri sendiri?
Referensi
- University of Hertfordshire. (2014). Self-acceptance could be the key to a happier life, yet it’s the happy habit many people practice the least. Diakses melalui www.sciencedaily.com
- Tartakovsky, M. (2016). Therapists Spill: 12 Ways to Accept Yourself. Diakses melalui www.psychcentral.com
- Pillay, S. (2016). Greater Self Acceptance Improves Emotional Well Being. Diakses melalui www.health.harvard.edu
- Hagai. (2016). Self Acceptance. Diakses melalui www.positivepsychologymelbourne.com.au
- Carson, S. H., & Langer, E. J. (2006). Mindfulness and self-acceptance. Journal of rational-emotive and cognitive-behavior therapy, 24(1), 29-43.
Marine. Seorang introvert yang hobi mengembara di bumi maupun imajinasinya. Bisa diikuti di http://ketukansunyi.blogspot.com