Gosip selalu bisa jadi sebuah pemantik percakapan yang seru—bisa membuat percakapan semakin intens yang membuat orang-orang enggan mengakhiri percakapan. Namun, melihat dari sisi kemanusiaan, bergosip adalah sikap yang tidak baik. Lalu, bagaimana cara menghentikan kebiasaan bergosip?
Sejarah mengatakan, dulu gosip memiliki peranan penting sebagai alat sosial untuk melawan ketidakadilan. Masalahnya, bergosip bisa jadi kebiasaan yang destruktif jika kita tidak bijak memilah informasi yang digunjingkan—bersifat menghakimi urusan pribadi yang digosipkan.
Gosip, pada dasarnya, sering kita temui saat ngumpul—baik di pertemanan, di sekolah, di tempat kerja, bahkan acara keluarga. Biasanya, sekelompok penggosip membicarakan orang yang tidak ada dalam kelompok mereka.
Seramnya, terkadang, walaupun kamu menjadi bagian dari anggota kelompok tersebut, tak menutup kemungkinan, suatu saat kamu yang mendapat giliran jadi pihak yang digosipkan—semoga jangan sampai terjadi ya.
Untuk menghentikan kebiasaan menggunjingkan atau ikut campur urusan orang lain, kamu setidaknya butuh untuk pelan-pelan tidak terlibat dari percakapan yang sifatnya membicarakan kejelekan orang lain.
Misalnya, kamu sering terjerumus dengan obrolan yang didasari “katanya si doi..” atau “denger-denger”—atau sejenisnya yang bahkan belum dikonfirmasi kebenarannya. Namanya juga gosip, kan belum tentu benar, hanya berdasarkan “katanya, katanya..”.
Kamu pasti bisa menghilangkan kebiasaan tersebut secara perlahan. Di bawah ini, Riliv telah menyajikan serangkaian tips untuk menghentikan kebiasaan bergosip!
1. Untuk menghentikan kebiasaan bergosip, ketahui alasan yang membuat kamu gemar bergosip
Kamu suka bergosip? Coba deh cari tahu alasan kamu suka bergosip. Apakah karena kamu tidak ada topik obrolan lain? Kalau iya, daripada membicarakan keburukan orang lain, lebih baik kamu membahas seputar hal yang lagi viral diberitakan selama sepekan.
Apakah gosip sebuah alat yang bisa melepaskan beban hidupmu? Kalau iya, sebaiknya kamu katakan saja apa saja yang membuat kamu kesulitan akhir-akhir ini. Kamu bisa juga minta solusinya!
Jangan-jangan, alasan kamu bergosip adalah untuk mendapat banyak teman dan mempersuasi mereka? Memang awalnya ini cukup membantu memenangkan hati mereka. Tapi, jika kamu selalu menggosip, perlahan kebiasaan buruk ini bisa mengikis nama baikmu lho, Dear.
Alih-alih bergosip terus-terusan yang bisa bikin kamu dijauhi orang lain, lebih baik kamu membicarakan hal-hal baik. Atau, kamu juga bisa ngobrol mengenai konspirasi.
2. Berpikir secara jernih saat bergosip
Photo by Anastasiya Gepp from Pexels
Gosip biasanya percakapan yang dilakukan secara impulsif atau tiba-tiba. Kalau kamu sedang terlibat dalam percakapan yang diawali dengan desas-desus, sebaiknya, kamu pikirkan matang-matang, seperti perlukah kamu terjerumus dalam percakapan tersebut?
Pakar Etiket Bisnis dan Pendiri The Protocol School of Palm Beach, Jacqueline Whitmore menyarankan supaya kamu menulis list pencapaian harian sebagai pengingat supaya berhenti dari kebiasaan tersebut.
Jacqueline juga menyarankan agar kamu melibatkan temanmu sebagai orang yang bisa mengingatkan di saat kamu mulai bergosip.
3. Tetapkan boundaries
Seorang Pelatih dan Pekerja Sosial Berlisensi, Melody Wilding, kerap menemukan orang-orang baik yang justru mudah terseret dalam obrolan gosip. Biasanya, mereka tanpa sadar terseret dalam drama—posisinya sebagai pendengar yang baik.
Melody menyarankan supaya kamu menciptakan batas untuk diri sendiri. Kamu sah-sah saja untuk undur diri dengan cara sopan kalau percakapannya sudah mengarah pada pergunjingan.
Atau, boleh saja membicarakan orang lain. Tapi, hanya sebatas hal-hal positifnya saja. “Hormati orang lain yang sedang dibicarakan tersebut dengan mengenang kebaikannya,” ucap Melody.
4. Memposisikan diri sebagai orang lain bisa membantumu menghentikan kebiasaan bergosipi
Photo by Jopwell from Pexels
Gosip itu bermula dari potongan-potongan fakta yang berakhir menjadi sebuah informasi yang belum tentu benar. Coba deh, tukar posisi dengan orang yang digosipin. Padahal belum tentu benar, sedih bukan main, bukan?
Julie Jensen, penulis dan Pelatih Karir, menyarankan supaya kamu mengganti guilty pleasure dari bergosip dengan melakukan hal yang kamu suka, misalnya self-reward.
Sumber:
- Heenan, Natasha. 2020. Woman and Capitalsim; Revisiting Silvia Federici’s “Caliban and The Witch”. Hampton: Woman Issues.
- Wilding, Melody. Realistic Ways to Deal with Passive-Agressive Coleague. Retrieved from https://melodywilding.com/how-to-deal-with-passive-aggressive-co-workers/
- Whitmore, Jacqueline. Video: “How to Stop Gossiping: THINK”. Retrieved from https://www.facebook.com/watch/live/?v=2112249952121977&ref=watch_permalink
Ditulis oleh Tizani Azalia.