“Tidak ada generasi yang lebih baik generasinya, tidak bisa dihakimi, ada dinamikanya masing-masing.”
Itulah sepenggal kalimat dari sambutan yang diberikan oleh Ilham Nur Alfian, S.Psi, M.Psi, psikolog pada event perdana Riliv Sabtu (13/10) lalu. Generasi muda zaman sekarang alias kaum millenials mengadapi banyak dinamika dalam kehidupan. Tantangan demi tantangan pun dihadapi, termasuk dalam hal kesehatan mental.
Riliv menyadari, generasi millenials adalah generasi yang spesial. Oleh karena itu, dalam memperingati Hari Kesehatan Mental Dunia yang jatuh pada 10 Oktober silam, Riliv pun menggelar event perdana spesial bagi millenials. Riliv juga menggandeng Himpsi Jatim (Himpunan Psikologi Indonesia Jawa Timur), lho.
Millenial Wellness Day and why it is so “kekinian”
Dengan jargon: “Mentally Healthy Millenials!” yang berkali-kali dikumandangkan, Riliv berharap agar event ini dapat menyadarkan generasi millenials akan pentingnya kesehatan mental. Saking spesialnya teman-teman millenials di mata Riliv, Riliv berusaha memberikan banyak ‘kado’ spesial pada hari itu.
Terdapat berbagai kegiatan seru dan kekinian, mulai dari kelas kesehatan mental, meditasi serentak, sampai konseling gratis dengan psikolog! Daaan yang menjadikannya semakin spesial, pada event ini tidak dipungut biaya, lho, Dear. Ayo, siapa yang kemarin sudah datang? 🙂
Stay calm, feel good about you, and don’t be quiet: rumus bullying dalam 3 langkah
Itulah kiat yang disampaikan Bapak Lutfi Arya, S.Psi, M.Psi, Psikolog dalam kelas pertama, ‘Bullying 101’. Kendati telah banyak penelitian terkait bullying, permasalahan bullying selalu dapat kita temukan di sekitar kita. Beliau merupakan founder Bullying Crisis Center, lho.
Hal yang menarik dari bullying menurut beliau, ia terlihat seperti gunung es, di mana ia terlihat di permukaan, namun banyak yang tidak terlihat di bawahnya. Banyak lho, teman-teman yang antusias bertanya saat sesi pertanyaan.
Target bullying seringkali dianggap sebagai orang yang lemah, namun tidak selamanya target bullying ini anak yang lemah, lho. Memilih untuk tidak berdaya dalam situasi bullying lah yang menjadikan seseorang untuk terus-terusan menjadi target. Maka, tidak cukup dengan tetap tenang dan berpikiran positif, kita tidak boleh bertindak diam ketika di-bully!
“Kita sering melakukan sesuatu yang nggak pas sama kita, karena orang lain melakukan hal yang sama.”
Jangan sampai, kita melakukan sesuatu karena ikut-ikutan orang lain saja. Kenali diri dengan baik, adalah kunci dari work-life balance. Itulah yang disampaikan Ibu Olievia Prabandini Mulyana, M.Psi., Psikolog selaku pemateri kelas ini.
Seringkali, kita merasa waktu begitu kurang, karena tidak sempat menuntaskan apa yang ingin kita tuntaskan. Eits, bisa saja itu tanda ketika aktivitasmu tidak seimbang, lho. Dalam kelas bertajuk ‘Live, Love, Laugh’, work-life balance dikupas tuntas.
Work-life balance ini dapat mengakibatkan beberapa hal loh, mulai dari kesehatan yang dapat terganggu, pekerjaan yang menganggu waktu luang kita, hilang konsen dan fokus, serta hubungan relasi yang gagal. Oleh sebab itu, kita nggak boleh meremehkan work-life balance ya, Dear.
How to Survive in Quarter Life Crisis: Ingin Jatuh atau Naik?
Yap, kita mempunyai pilihan loh ketika kita sedang menghadapi krisis. Kita ingin jatuh ke bawah ditarik krisis, atau malah mengangkat diri kita dengan naik ke atas? Tentunya, hal tersebut tergantung oleh kemampuan kita dalam menghadapi tantangan.
Kelas ‘How to Surive Quarter Life Crisis’ adalah kelas isu kesehatan mental terakhir. Bapak Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi., Psikolog, pengisi kelas ini menjelaskan krisis perempat kehidupan dari perspektif tahapan perkembangan manusia milik Erikson.
Psst, quarter life crisis bisa saja tercipta karena ada sesuatu yang tidak terselesaikan di masa perkembangan kita, lho. Hal tersebut dapat menciptakan trauma, dan membuat hidup kita menjadi berat.
Diam dalam keramaian, meditasi serentak bersama HENING
Tak hanya itu, Riliv yang merupakan startup pengembang aplikasi konseling online juga melebarkan sayapnya, dengan meluncurkan aplikasi self-meditation, Hening. Peserta event diberikan kesempatan untuk mencobanya pertama kali dalam sesi meditasi serentak.
Hening merupakan guided meditation app alias aplikasi yang memandumu untuk melakukan meditasi secara mandiri. Meditasi telah terbukti dapat mengurangi beberapa perasaan negatif, lho. Dengan prinsip less effort, work efficiently, dan self-care, Riliv berharap aplikasi ini dapat membantu kita untuk mencapai ketenangan batin, dan tentunya agar lebih sehat mental!
Boleh unjuk gigi, kagum, juga berekspresi, asalkan happy!
Pada event ini, teman-teman yang datang dibuat kagum dengan berbagai karya lukisan menawan dari teman-teman Yayasan Peduli Kasih ABK. Teman-teman dari berbagai fakultas psikologi di Jawa Timur pun tak mau kalah dengan menampilkan banner-banner cantik yang berisikan edukasi isu kesehatan mental sehari-hari.
Tak hanya menikmati ekspresi orang lain dalam bentuk karya seni, teman-teman yang datang juga berkesempatan untuk menyalurkan ekspresi perasaannya. Toples Nestapa ada bagi mereka yang butuh untuk melampiaskan beban dalam hati. Photo booth ‘Dare To Dream’ didirikan bagi teman-teman yang sedang berjuang, agar selalu ingat untuk berusaha dan tetap semangat!
Konseling dengan psikolog? Siapa takut!!!
Dear, banyak hal yang dapat dikonsultasikan dengan psikolog, mulai dari karier hingga seputar hubungan dengan orang lain. Dengan adanya konseling gratis dengan psikolog, diharapkan teman-teman tidak ragu lagi untuk lebih peduli dengan kesehatan mental. Pergi ke psikolog itu tidak menakutkan!
Hal ini dibuktikan oleh teman-teman millenials yang datang. Banyak yang mengantri dengan sabar untuk menjajal konseling, lho.Sesi ini ramai membludak oleh teman-teman yang super antusias!
—
Riliv tak habis kagum saat mengetahui ada peserta yang datang jauh-jauh, bahkan ada yang dari Makassar! Melihat antusiasme teman-teman pada event kemarin, Riliv menjadi semakin bersemangat untuk memperjuangkan kesehatan mental.
Antusiasme dari awal hingga akhir acara membuat Riliv merasa spesial. Ah, ternyata kita tidak sendiri berjuang, kita punya kalian. 🙂
Thank you for everything, see you in the next event!
Annisa’i S. N Amalina. In another life, she may be a lazy cat. But in this kind of life, she is just a girl, currently studying psychology and loves to watch cheesy romantic-comedy movies.
Discussion about this post