Terkadang sebagai manusia kita menganggap atau dianggap sebagai orang yang bodoh, tidak bisa apa-apa, atau bahkan tidak berguna.
Padahal, sebenarnya kita lebih dari apa yang kita pikirkan, lho!
Mungkin itulah yang dialami oleh Gendis (nama samaran, ya, Dear) yang sering dianggap sebagai orang yang bodoh oleh orang di sekitarnya atau bahkan dirinya sendiri.
Walaupun kenyataannya, dia adalah orang yang sangat baik dan banyak memberi manfaat untuk teman-teman dan lingkungannya.
Orang boleh berkata, tapi semangat menolong pada Gendis tak pernah patah
Apapun yang orang lain pikirkan tentang Gendis, tidak pernah membuatnya berhenti menolong orang lain dengan ikhlas.
Gendis percaya bahwa setiap pertolongan yang dia berikan untuk orang lain juga bisa membawanya kepada sebuah keberuntungan yang tidak terduga.
Menurutnya, yang terpenting adalah dia dapat menjadi sosok yang bermanfaat untuk sekitarnya.
Dia percaya bahwa sebaik-baiknya manusia adalah orang yang saling membantu dan bermanfaat untuk sekitarnya.
Tidak merendahkan kemampuan yang dimiliki oleh orang lain
Setiap orang dianugerahi kemampuan yang berbeda-beda. Kita tidak bisa menyamakan jalan yang digunakan seseorang untuk mencapai tujuan hidup masing-masing.
Cara berpikir seperti itulah yang diterapkan Gendis hingga ia tidak ingin memandang sebelah mata kemampuan orang lain.
Dia percaya setiap orang punya kemampuannya masing-masing, begitu pula dirinya.
Lebih dari itu, Gendis juga selalu menanamkan dalam benaknya bahwa apa yang ditanam maka itu juga yang akan dituai. Jadi, kalau kita menebar keburukan maka keburukan itu suatu hari akan kembali pada diri kita.
Perlu dicatat nih, Dear!
Selalu menjadi sosok teman yang suportif
Banyak yang tidak menyadari pentingnya menjadi sosok teman yang suportif. Kebanyakan dari kita mungkin hanya mengaku seperti itu, padahal sebenarnya tidak.
Bagi Gendis, menjadi teman yang suportif, selain bisa membangun persahabatan yang baik, juga dapat mendatangkan aura positif kepada diri sendiri.
Untuk apa menjadi orang lain ketika menjadi diri sendiri lebih menyenangkan?
Melihat kehidupan orang lain memang selalu asyik. Namun, bagi Gendis tidak ada gunanya mencoba membandingkan atau menyamakan dirinya dengan orang lain.
Setiap orang berbeda. Kalau lebih nyaman menjadi diri sendiri, lalu apa manfaatnya mencoba untuk menjadi orang lain?
Lagi pula, menjadi diri sendiri akan membuat kita terhindar dari sifat munafik, Dear. Alhasil, orang akan lebih mempercayai kita.
Yuk, kenali self-acceptance, agar kita bisa lebih menerima diri sendiri!
Dianggap orang yang bodoh bukan berarti bodoh
Bodoh adalah definisi untuk orang yang tidak pernah berusaha. Sedangkan jika seseorang telah berusaha namun gagal, maka tidak pantas dikatakan sebagai orang yang bodoh.
Inilah yang dilakukan oleh Gendis. Meskipun terkadang dianggap orang yang bodoh, ia tidak pernah berhenti membuktikan bahwa dirinya juga bisa berhasil dengan caranya sendiri.
Selama dia berusaha, maka tidak ada yang tidak mungkin. Terbukti meskipun sering dianggap bodoh, ia tidak lantas berhenti berbuat baik karena bisa membawa hasil positif untuk dirinya.
Bahkan, keberhasilan yang dia dapatkan tidak luput dari benih-benih kebaikan yang ia tebarkan.
__
Mencapai sebuah keberhasilan memang membutuhkan usaha dan kerja keras. Namun, sebagai manusia, kita juga tidak boleh lupa untuk selalu melakukan kebaikan dan menolong sesama.
Karena kamu tidak akan pernah tahu kebaikan apa yang akan membawamu pada keberhasilan.
Kamu bisa lihat rekam jejak kebaikan netizen di internet untuk menyongsong World Kindness Day!
Referensi:
- https://www.psychologytoday.com/us/blog/how-do-life/201603/behaviors-make-you-seem-stupid
- https://www.themuse.com/advice/3-things-you-need-to-remember-when-youre-feeling-stupid-at-work
- https://www.everydaysociologyblog.com/2016/10/the-sociology-of-calling-other-people-stupid.html
Written by Shabrina Ayuningtyas – Business Administration UI’16
Discussion about this post