Pertolongan Pertama Psikologis – Pernah mengalami situasi krisis yang seringkali menekan dan menimbulkan ketidaknyamanan? Tidak jarang, situasi ini diikuti emosi negatif seperti sedih, marah, kesal, benci, dan lain sebagainya. Ingatlah bahwa selalu ada jalan keluar. Kamu juga memiliki orang yang mendukungmu untuk menyelesaikan masalah itu, bukan? Nah, kita juga bisa menjadi orang yang dapat membantu situasi krisis orang lain, lho. Kita bisa melakukan pertolongan pertama psikologis atau psychological first aid (PFA) yang tidak kalah penting dibandingkan pertolongan pertama secara fisik. Ini dia beberapa informasi penting yang perlu kamu tahu tentang pertolongan pertama psikologis!
Pentingnya pertolongan pertama psikologis agar gangguan psikologis tak memburuk
Pertolongan pertama psikologis adalah dilakukan untuk memberikan dukungan emosional kepada orang lain. PFA umumnya memang dilakukan kepada orang yang mengalami bencana alam, tapi dapat pula diberikan pada orang yang mengalami situasi krisis juga. Situasi krisis artinya situasi yang menguncang jiwa atau mengancam kehidupan misalnya kematian orang terkasih yang mendadak, kehilangan anggota tubuh karena kecelakaan atau operasi, dan lain sebagainya.
Pihak yang memberikan pertolongan pertama psikologis dimulai dari orang terdekat
Masyarakat awam non-professional bisa memberi pertolongan pertama psikologis, lho! So, nggak harus terburu-buru ke psikolog atau psikriatris kok. First responder dapat berasal dari keluarga dan sahabat bahkan masyarakat terdekat seperti tetangga atau relawan. Eits! Tapi sebagai first responder kamu harus memahami bagaimana cara melakukan PFA ya, biar nggak malpraktik!
Baca Juga: Hari Mingguku Penuh Kelabu di Surabaya
Pastikan kondisi aman untuk penyintas
Penyintas atau survivor berarti orang yang memiliki kehendak untuk berjuang untuk keluar dari situasi krisis yang dihadapinya. Untuk mendukung penyintas, maka berikut beberapa kondisi yang harus dipenuhi dalam memberikan PFA:
- Adanya rasa aman
- Memberikan rasa tenang/calming
- Connectedness to others atau memberikan dukungan sosial agar penyintas tidak merasa sendiri
- Adanya self-efficacy atau dorongan penyintas bahwa dia bisa melewati hal ini
- Membentuk empowerment atau membuat penyintas berdaya dalam melaksanakan aksi secara nyata
- Tumbuhkan hopefulness dalam diri penyintas agar dia bisa memiliki harapan
Hal sederhana yang dilakukan sebagai first responder yaitu melakukan program iCare dengan Look, Listen, Link
Program iCare terdiri dari tiga metode, yaitu Look, Listen dan Link. Look artinya kamu mencermati kondisi sekitar apakah ada individu penderita masalah psikologi. Kemudian Listen atau dengarkan secara aktif apa masalah yang mengganggunya. Kemudian berikan Link atau informasi yang tepat kepada orang tersebut untuk mencari dan mendapatkan bantuan yang lebih besar. Simpel, bukan?
Bagaimana nih? Sudah siap membantu orang dengan menjadi first responder? Kamu bisa memulainya dengan menyediakan waktu untuk mendengarkan teman-temanmu yang memiliki masalah, lho! Kamu juga bisa memulai langkah awal dengan melakukan konsultasi psikologi melalui aplikasi curhat online Riliv. Sedikit bantuan akan sangat berarti bagi para penyintas. Look, listen, and link! Selamat berproses.
Referensi
- HIMPSI Ajak Masyarakat Peduli Penderita Gangguan Mental Melalui iCare. (2016). CCED UNILA [on-line]. Diakses pada tanggal 21 Februari 2017 dari http://cced.unila.ac.id/p/himpsi-ajak-masyarakat-peduli-penderita-gangguan-mental-melalui-icare/
- Sumampouw, N. (2010). Psychological First Aid (PFA). Pusat Krisis Fakultas Psikologi Universitas Airlangga [on-line]. Diakses pada tanggal 20 November 2016 dari http://staff.ui.ac.id/system/files/users/nathanael.elnadus/material/pfadepkes.pdf
Penulis akrab dipanggil Ariqa dan dapat dihubungi di line @ariqa_ayni atau facebook Ariqa Ayni Alfianita atau juga bisa di website resmi Universitas Airlangga di http://ariqa-ayni-fpsi13.web.unair.ac.id/ kemudian untuk chat via email bisa email ke ariqasubagiyo@gmail.com
Baca juga:
5 Contoh Keluhan Karyawan yang Harus Diatasi oleh HR