Stres atau rasa cemas tidak hanya menyerang pada orang dewasa saja, namun juga pada anak-anak. Lantas, bagaimana solusinya jika sang anak merasa cemas? Ini dia 5 penghilang stres pada anak yang bisa dilakukan, Dear.
Bantu anak berani mengungkapkan stres yang sedang dihadapi
Dorong anak untuk berani mengekspresikan kecemasannya. Jika sang anak mengatakan bahwa dia khawatir atau takut, jangan katakan “Tidak, kamu tidak boleh takut!” atau “Kamu harus baik-baik saja.” Itu tidak membantu anak semakin baik, Dear.
Alih-alih melakukan hal tersebut yang justru dapat membuat anak tidak merasa didengarkan atau tidak dipahami, sebagai gantinya, tanyakan hal-hal seperti, “Apa yang sedang kamu takutkan?” atau “Kamu boleh kok kalau ingin menangis.”
Selalu usahakan untuk berdiskusi tentang emosi dan ketakutan anak. Namun, lakukan saat kondisi sang anak sudah tenang ya, Dear.
Ini adalah cara yang bagus bagi orang tua untuk menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka setiap hari untuk memberikan ruang bagi perasaan mereka. Dengan membantu anak-anak menggambarkan perasaannya, mereka belajar bahwa dengan bercerita dapat meringankan beban yang sedang dihadapi.
Berani menghadapi rasa takut bisa jadi solusi penghilang stres pada anak
Ketika sedang takut akan situasi, sebagian besar orang pasti memilih untuk menghindarinya, tak terkecuali pada anak. Namun, menghindari situasi yang memicu kecemasan justru akan memperparah perasaan cemas tersebut.
Jika seorang anak berani menghadapi ketakutannya, anak akan belajar bahwa kecemasan berkurang secara alami dengan sendirinya seiring waktu. Tubuh tidak bisa tetap cemas untuk waktu yang sangat lama,.
Ada sistem yang menenangkan dalam tubuh. Tunggulah hingga rasa cemas tersebut berkurang dalam 20-45 menit.
Jika sang anak telah berani menghadapi ketakutannya, hadiahi keberaniannya dengan pujian, pelukan, atau bahkan sesuatu yang nyata seperti stiker atau hadiah kecil. Jadikan hal ini sebagai motivasi sebelum sang anak berada dalam situasi tersebut di kemudian hari.
Kerjasama yuk, cari solusi terbaik untuk menghilangkan stres dan masalah yang sedang dihadapi
Ajari anak-anak untuk memahami tubuh dan perasaannya saat mengalami stres. Imbaulah mereka untuk mendengarkan apa yang dikatakan tubuh mereka.
Misalnya, anak-anak merasa gelisah pada hari pertama sekolah yang membuat perutnya merasa tidak enak, atau terbangun berulang kali dengan sakit kepala, katakan pada mereka bahwa hal tersebut adalah “sinyal” dari tubuhnya yang mencoba menyampaikan sesuatu yang sedang mengganggu pikiran mereka.
Tanya dan pastikan apa yang sedang mereka alami. Kemudian, bantulah mereka untuk memecahkan masalah. Namun, bukan berarti menyelesaikan masalah untuk si anak ya, Dear.
Maksudnya adalah membantu mereka mengidentifikasi berbagai kemungkinan solusi yang bisa dilakukan. Harapannya, agar anak dapat menghasilkan solusi secara mandiri.
Namun jika tidak, buat beberapa solusi potensial untuk anak dan minta mereka untuk memilih solusi yang menurutnya paling baik.
Bikin kegiatan penghilang stres rutin yuk!
Anak-anak perlu waktu sesekali untuk bersantai. Alih-alih memaksa mereka melakukan hobi yang tidak mereka sukai, biarkan mereka bermain sesuatu yang murni disukainya.
Mungkin bisa dengan bermain mainan, bermain game, bermain olahraga, mewarnai dan menggambar. Atau bersantai tanpa melakukan apa-apa. Eiits, jangan salahkan anak jika lebih nyaman untuk tidak melakukan apa-apa ya, Dear.
Justru sejak dini, kamu bisa mengarahkan hal tersebut menjadi lebih positif dengan sedikit demi sedikit mengajarkan meditasi pada anak. Kamu bisa memulainya dengan tahapan meditasi paling ringan dalam Riliv.
Sehingga, alih-alih tidak melakukan apa-apa yang membuatmu cemas, dengan belajar meditasi mereka bisa belajar mengendalikan pikiran dan emosi.
Perlu diingat, bahwa rutinitas penghilang stres tidak hanya membantu anak-anak merasa bahagia dan tenang, tetapi juga berfungsi sebagai penghilang stres yang bahkan dapat membantu kualitas belajar dan istirahat sang anak.
Tak hanya dihilangkan, stres juga bisa dicegah dengan menanamkan keyakinan positif pada anak
Seringkali sebagian besar anak merasa terbebani dengan kewajiban untuk berhasil dalam olahraga, sekolah, dan bakat lainnya. Tetapi terkadang, orang tua lupa bahwa mereka perlu menjadi anak-anak sesuai usianya, dimana sekolah dan mencetak prestasi harus dilandasi dengan kemauan dan keinginanya sendiri.
Memang penting untuk mendorong anak untuk bekerja keras mencapai sesuatu, tetapi orang tua juga wajib menerima dan merangkul kesalahan dan ketidaksempurnaan pada anak.
Selalu siaga dan hadir dalam kehidupan anak terlebih saat dibutuhkan, menunjukkan kepada anak bahwa mereka dilihat, didengar, dan dirawat. Dan ajari mereka untuk percaya diri dan meyakini bahwa setiap orang punya kekurangan, kelebihan, dan keunikannya masing-masing.
Jika suatu saat mereka kecewa karena tidak berhasil melakukan sesuatu, yakinkan padanya bahwa ia juga bisa hebat pada banyak hal lain. Kenalkan pada banyak hal agar sang anak semakin paham bahwa kelebihan seseorang tidak hanya diukur dari satu hal saja.
Hal-hal di atas tentu membutuhkan waktu dan proses yang berbeda-beda bagi setiap anak. Selagi mau bersabar dan berusaha, yakinlah bahwa anak akan semakin pintar mengelola kecemasannya yang dihadapinya, Dear.
Sumber:
- www.psychologytoday.com/us/blog/dont-worry-mom/201302/12-tips-reduce-your-childs-stress-and-anxiety
- psychcentral.com/lib/7-tips-for-helping-your-child-manage-stress/
- mommysbliss.com/blog/five-ways-to-help-your-child-cope-with-stress/
Ditulis oleh : Diva Mosaik