Penyakit obsessive-compulsive disorder (OCD) adalah suatu kondisi kesehatan mental kronis yang ditandai oleh obsesi yang mengarah pada perilaku yang kompulsif.
Banyak orang yang sering memastikan berulang kali apakah mereka sudah mengunci pintu depan atau selalu mengenakan kaus kaki keberuntungan milik mereka pada hari-hari pertandingan, dan berbagai ritual atau kebiasaan sederhana lainnya yang dapat membuat mereka merasa lebih aman.
Sedangkan penyakit OCD, lebih dari sekadar memeriksa sesuatu atau mempraktikkan ritual hari pertandingan.
Seseorang yang didiagnosis dengan penyakit OCD merasa harus melakukan ritual tertentu berulang-ulang kali, meskipun mereka tidak menginginkannya dan bahkan jika hal itu dapat mempersulit hidup mereka dengan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu.
Pada artikel kali ini, Riliv akan mencoba untuk membahas banyak hal mengenai penyakit OCD. Jadi, pastikan untuk membaca sampai habis ya!
Apa itu penyakit OCD?
Penyakit obsessive-compulsive disorder (OCD) ditandai dengan pikiran yang berulang dan tidak diinginkan (obsesi) dan dorongan yang tidak rasional dan berlebihan untuk melakukan tindakan tertentu (kompulsi).
Meskipun orang dengan penyakit OCD mungkin tahu bahwa pikiran dan perilaku mereka tidak masuk akal, mereka sering kali tidak dapat menghentikannya.
Gejala-gejala
Pikiran obsesif atau perilaku kompulsif yang terkait dengan penyakit OCD umumnya berlangsung lebih dari satu jam setiap hari dan mengganggu kehidupan sehari-hari.
Obsesi
Obsesi adalah pikiran atau dorongan menjengkelkan yang berulang kali muncul. Orang dengan penyakit OCD mungkin mencoba untuk mengabaikan atau menekan pikiran atau dorongan itu, tetapi mereka mungkin takut bahwa entah bagaimana pikiran itu mungkin benar.
Kompulsi
Kompulsi adalah tindakan berulang yang untuk sementara waktu dapat menghilangkan stres dan kecemasan yang disebabkan oleh obsesi. Seringkali, orang yang memiliki kompulsi percaya bahwa ritual ini akan mencegah terjadinya sesuatu yang buruk.
Pengobatan
Photo by pixabay from Pexels
Pengobatan untuk penyakit OCD biasanya mencakup psikoterapi dan obat-obatan. Menggabungkan kedua pengobatan tersebut biasanya merupakan pengobatan yang paling efektif.
Obat
Antidepresan dapat diresepkan untuk membantu mengurangi gejala penyakit OCD. Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) adalah antidepresan yang digunakan untuk mengurangi perilaku obsesif dan kompulsi.
Terapi
Terapi bicara dengan ahli kesehatan mental dapat membantu memberi seseorang dengan penyakit OCD alat yang memungkinkan perubahan pola pikir dan perilaku.
Terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi paparan dan pencegahan respons adalah jenis terapi bicara yang efektif bagi banyak orang.
Paparan dan pencegahan respons (ERP) ditujukan untuk memungkinkan seseorang dengan penyakit OCD mengatasi kecemasan yang terkait dengan pikiran obsesif dengan cara lain, daripada terlibat dalam perilaku kompulsif.
Apa yang menyebabkan penyakit OCD?
Penyebab pasti dari penyakit OCD tidak diketahui, tetapi para peneliti percaya bahwa area-area tertentu di dalam otak mungkin tidak merespons secara normal terhadap serotonin, suatu bahan kimia yang digunakan beberapa sel saraf untuk berkomunikasi satu sama lain.
Genetika juga dianggap berkontribusi sebagai penyebab penyakit OCD. Jika kamu, orang tua, atau saudara kandung kamu menderita penyakit OCD, ada kemungkinan sekitar 25% bahwa anggota keluarga inti lainnya akan memilikinya juga.
Jenis-jenis penyakit OCD
Ada beberapa jenis obsesi dan kompulsi dan yang paling terkenal meliputi:
- Obsesi yang melibatkan ketakutan akan kontaminasi (kuman) dengan dorongan terkait untuk membersihkan dan mencuci
- Obsesi yang berhubungan dengan simetri atau perfeksionisme dengan dorongan terkait untuk mengatur atau mengulang
Menurut Dr. Jill Stoddard, penulis buku Be Mighty: A Woman’s Guide to Liberation from Anxiety, Worry, and Stress Using Mindfulness and Acceptance, obsesi yang lain termasuk:
- Pikiran seksual yang mengganggu dan tidak diinginkan (termasuk pikiran seksual mengenai anak-anak atau situasi sesama jenis)
- Ketakutan untuk merugikan diri sendiri atau orang lain
- Ketakutan untuk bertindak impulsif (seperti melontarkan umpatan saat hening). Hal ini juga melibatkan dorongan seperti memeriksa, menghitung, berdoa, dan mengulangi, dan juga dapat melibatkan penghindaran (berbeda dari dorongan) seperti menghindari benda tajam.
Gangguan OCD pada anak-anak
Gangguan OCD biasanya berkembang pada anak-anak dalam dua rentang usia: masa pertengahan kanak-kanak (8-12 tahun) dan antara masa remaja akhir dan dewasa baru (18-25 tahun), kata Dr. Steve Mazza, seorang post-doktoral klinis di balai pengobatan Universitas Columbia untuk kecemasan dan gangguan terkait.
“Anak perempuan cenderung mengembangkan gangguan OCD pada usia yang lebih tua daripada anak laki-laki,” kata Mazza.
“Meskipun tingkat gangguan OCD pada anak laki-laki lebih tinggi daripada anak perempuan selama masa kanak-kanak, ada tingkat yang sama untuk gangguan OCD antara pria dan wanita dewasa.”
OCPD dan OCD
Meski namanya mirip, obsessive-compulsive personality disorder (OCPD) dan OCD adalah kondisi yang sangat berbeda.
OCD biasanya melibatkan obsesi yang diikuti oleh perilaku yang kompulsif, sedangkan OCPD mendeskripsikan serangkaian ciri kepribadian yang sering kali dapat mengganggu hubungan seseorang.
OCPD dicirikan oleh kebutuhan ekstrim akan keteraturan, kesempurnaan, dan kontrol, termasuk dalam hubungan antarpribadi, kata Mazza. Sedangkan OCD biasanya terbatas pada seperangkat pikiran obsesif dan kompulsi terkait.
“Orang (yang menderita) OCD lebih cenderung mencari bantuan karena mereka tertekan atau terganggu oleh gejalanya,” katanya.
“Orang dengan OCPD mungkin tidak melihat kekakuan karakterologis dan kebutuhan akan kesempurnaan mereka sebagai masalah, meskipun efeknya dapat merusak hubungan dan kesejahteraan mereka.”
Diagnosis gangguan OCD
Photo by cottonbro from Pexels
Menurut Mazza, OCD didiagnosis oleh seorang profesional kesehatan mental menggunakan proses wawancara semi-terstruktur.
Salah satu instrumen yang paling banyak digunakan adalah Yale-Brown Obsessive-Compulsive Scale (Y-BOCS), yang menilai berbagai obsesi dan kompulsi yang paling umum, serta sejauh mana gejala dari gangguan OCD menyebabkan seseorang tertekan dan mengganggu kehidupan mereka.
Jadi, apabila kamu atau orang di sekitar kamu mengalami gejala-gejala dari gangguan OCD, diagnosis terhadap penyakit ini tetap harus dilakukan oleh profesional di bidangnya dan tidak dengan self-diagnose ya, Dear.
Faktor penyebab
Mazza mengatakan bahwa genetika berperan dalam menyebabkan gangguan OCD, sehingga seseorang lebih mungkin memilikinya jika kerabat atau keluarga sedarahnya memiliki diagnosis gangguan OCD.
Gejala dari gangguan OCD juga sering diperburuk oleh stres, baik yang disebabkan oleh masalah sekolah, pekerjaan, hubungan, atau peristiwa yang mengubah hidup. Ia juga mengatakan bahwa gangguan OCD sering terjadi dengan kondisi lain, yaitu:
- Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)
- Sindrom Tourette
- Gangguan depresi mayor
- Gangguan kecemasan sosial
- Gangguan makan
Nah, sekarang kamu sudah tahu banyak hal mengenai gangguan OCD, Dear. Mulai dari apa itu gangguan OCD, gejala, pengobatan, faktor penyebab dari gangguan OCD, sampai jenis-jenis gangguan OCD sudah kamu ketahui.
Tapi, seperti yang juga sudah disebutkan di atas, apabila kamu atau orang di sekitar kamu mengalami gejala-gejala dari gangguan OCD, diagnosis terhadap penyakit ini tetap harus dilakukan oleh profesional di bidangnya dan tidak dengan self-diagnose ya, Dear.
Disadur dari :
- https://www.healthline.com/health/ocd/social-signs