Dear, tentu kita semua menginginkan rumah tangga sakinah, bukan? Umumnya, jika ada orang menikah, kita akan mengucapkan dan berdoa agar rumah tangganya sakinah mawaddah wa rahmah.
Keluarga sakinah berarti keluarga yang bahagia, tentram, dan damai. Untuk mewujudkannya, doa saja tidak cukup, Dear. Perlu tindakan dan usaha nyata agar rumah tangga benar-benar menjadi sakinah.
Nah, berikut ini Riliv telah merangkum beberapa tips untuk membangun rumah tangga sakinah. Yuk simak!
1. Ciptakan rutinitas tertentu
Tahukah kamu, Dear, kalau keluarga perlu sebuah rutinitas khusus? Rutinitas ini, dalam budaya masyarakat Indonesia, umumnya bersifat religius. Sholat berjamaah misalnya, adalah sebuah rutinitas keluarga yang baik untuk membangun rumah tangga sakinah.
Menurut psikolog Barbara Fiese, PhD, keluarga yang bahagia umumnya memiliki ritual-ritual bermakna yang membebaskan mereka dari stress. Ritual-ritual itu bisa berbeda-beda tiap keluarga.
2. Rumah tangga sakinah bisa dimulai dari makan bersama
Tahukah kamu bahwa makan bersama keluarga dapat meningkatkan prestasi pada anak, menurunkan risiko eating disorder pada anak perempuan, dan menurunkan level depresi pada anak-anak?
Bukan berarti makan bersama keluarga harus menjadi acara yang terlalu ‘serius’. Umumnya, orang akan menikmati dan mengingat saat-saat makan bersama keluarga yang menyenangkan, penuh canda dan makanan lezat.
Tidak ada salahnya pula sesekali mengerahkan waktu dan tenaga ekstra untuk membuat makanan kesukaan keluarga. Apabila ada anggota keluarga yang mengalami hari buruk, alangkah menyenangkannya apabila pulang dan makan makanan favorit bersama keluarga.
Tidak ada rahasia keuangan antar pasangan
Uang bisa menjadi masalah sensitif. Bukan hanya antar teman dan keluarga, dengan pasangan pun, sangat mungkin bertengkar karena uang.
Oleh karena itu, untuk urusan keuangan keluarga, cobalah untuk selalu terbuka dengan pasangan. Tanamkan prinsip 3D anti-rahasia keuangan dalam pernikahan: disclose, discuss, decide (paparkan, diskusikan, putuskan).
Pertama-tama, kamu dan pasangan perlu menentukan tujuan keuangan bersama. Misalnya menabung untuk beli mobil atau rumah. Kemudian, coba hitung hutang, angsuran, dan pengeluaran. Adakah yang bisa diminimalisir?
Jangan lupa pula untuk mendiskusikan budaya belanja dan konsumsi secara keseluruhan. Jika kamu dan pasanganmu ingin berkomitmen pada tujuan finansial, maka hal ini sangat perlu diperhatikan.
Mengarungi kebahagiaan parenting dalam rumah tangga sakinah
Pertama-tama ada cinta, kemudian ada pernikahan, kemudian datanglah… ‘tanggung jawab besar’.
Dalam keluarga, mendidik anak memanglah sebuah big deal. Seringkali, pasangan memandang ini sebagai beban. Tapi, bagaimana kalau sedikit memutar perspektif? Karena anak adalah rezeki, maka pastilah dari mereka ada kebahagian. Benar begitu?
Mendidik anak itu sulit. Tidak ada panduan praktis apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Tapi, bukan berarti perjalanan panjang mendidik anak itu tidak bisa dinikmati, bukan? Pasti banyak suka-duka yang membuat hidup semakin berwarna.
Salah satu cara untuk menikmati parenting adalah dengan menurunkan kadar perfeksionisme. Rumah selalu kotor karena mainan anak bercecer? Ajari dia merapikan mainan. Tidak bisa diajari? Ajari perlahan.
Tidak perlu terlalu keras mengejar kesempurnaan yang akhirnya hanya akan membuat kamu, pasanganmu, dan anakmu merasa tertekan dan tidak bahagia.
Hal penting yang bisa sangat membantu dalam parenting adalah mengatakan yang sejujurnya pada anak. Misal, beritahu anak segala hal yang perlu mereka ketahui tentang kebutuhan khusus kakek-nenek mereka, dan bagaimana mereka bisa membantu merawat kakek-nenek.
Di satu sisi, kamu dapat ‘melepas sedikit beban’ kewajiban merawat ayah-ibu atau mertua yang sudah lanjut usia. Di sisi lain, kamu melibatkan anak dalam sebuah aktivitas mulia, mengajarkan skill dan nilai-nilai yang akan sangat mereka butuhkan di masa depan.
Bertukar cerita
Ketika anak pulang sekolah, tanyakan bagaimana pengalaman bersekolah mereka hari itu. Cobalah untuk selalu bertukar cerita dengan anggota keluarga lain, terutama anak.
Dengan bertukar cerita bersama keluarga, kita dapat mengetahui kesulitan yang dihadapi, keresahan, sehingga bisa saling dukung satu sama lain.
Komunikasi adalah kunci dalam rumah tangga sakinah
Menurut ahli psikologi, salah satu karakteristik keluarga bahagia yang paling universal adalah: komunikasi.
Ini sangat masuk akal, Dear. Memang kita sebagai makhluk sosial, sadar atau tidak, selalu merasa perlu berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar kita. Terutama keluarga, karena keluarga lah yang pertama menopang dan mendukung kita.
Dengan komunikasi yang baik, dapat meminimalisir kesalahpahaman dan konflik. Dengan komunikasi, keluarga dapat mengidentifikasi masalah dan memecahkannya bersama. Tentu ini jauh lebih mudah daripada menghadapi masalah sendirian, kan, Dear?
Jadilah bagian dalam sebuah komunitas
Banyak riset yang menunjukkan bahwa keluarga religius lebih bahagia. Studi lebih lanjut menunjukkan bahwa faktor penting di balik kebahagiaan itu adalah: komunitas.
Keluarga religius umumnya lebih sering terlibat dalam kerja bakti, memiliki komunitas teman yang suportif, dan mengikuti acara-acara bersama. Riset menunjukkan bahwa umumnya keluarga religius lebih terhubung dengan komunitas dan masyarakat, sehingga lebih mudah merasa bahagia.
Nah, itu tadi adalah beberapa kiat praktis yang dapat kamu terapkan untuk dapat membentuk rumah tangga sakinah.
Tidak semua rumah tangga selalu bahagia. Mungkin rumah tanggamu sedang bermasalah, it’s okay, Dear, kami di sini untuk membantumu. Semangat selalu!
Referensi:
- https://www.webmd.com/parenting/features/15-secrets-to-have-a-happy-family#2
- https://www.mishba7.com/2015/10/pengertian-sakinah-mawaddah-warahmah-pernikahan.html#
- https://www.health.com/health/article/0,,20412007,00.html
Ditulis oleh Fida Aifiya.