Self Regulation and Management – Kamu mungkin bertanya-tanya “kenapa membahas hal ini dari semua topik kesehatan mental?”.
Nyatanya topik ini jarang terlintas di benak banyak orang, padahal sebenarnya penting banget buat diketahui. Terlebih lagi, hal ini ada banyak kaitannya dengan kehidupan diri sendiri dan hubungan dengan orang lain. Yuk langsung kita simak aja pembahasannya!
Memang Self-Regulation Itu Apa?
Menurut Frontiers, self regulation merupakan kemampuanmu buat mengendalikan perilaku, emosi, dan pikiran dalam mengejar tujuan jangka panjang. Pada akhirnya, seseorang diharapkan terbiasa buat berpikir dulu sebelum bertindak.
Adrea Bell, seorang ahli dari Good Therapy mengatakan, seseorang yang punya perilaku fleksibel, ternyata lebih bisa menyesuaikan tuntutan dari lingkungan sekitar.
“Seseorang yang memiliki pengaturan emosi diri yang baik maka memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosinya. Mereka dapat menolak perilaku impulsif yang dapat memperburuk situasi mereka, dan mereka dapat menghibur diri sendiri ketika mereka merasa sedih. Mereka memiliki rentang respons emosional dan perilaku yang fleksibel yang sesuai dengan tuntutan lingkungan mereka” . Ujar Bell.
Dalam Postive Psychology, hal ini terbagi menjadi dua yaitu secara behavioral dan emotion. Behavioral self-regulation lebih berbicara soal pengaturan tindakan. Jadi, ketika seseorang bisa mengatur emosinya dengan baik maka tindakan yang diambil juga akan lebih bijak menyesuaikan situasi dan kondisi. Misalnya, kamu merasa malas buat bangun tidur dan berangkat kerja. Tapi, kamu meyakinkan diri supaya tetap berangkat dengan cara mengingat tujuan dan kebutuhan dasar. Seperti kenaikan gaji, promosi jabatan atau cicilan yang harus dilunasi. Akhirnya, kamu memutuskan buat melawan rasa malas dan berangkat kerja. Dengan begitu, kamu udah ambil tindakan paling efektif sebagai bentuk behavioral self-regulation.
Selain itu, ada juga emotional self-regulation yang lebih berkaitan dengan emosi, sesuai namanya. Jadi, saat kamu lagi merasa sedih atau marah, kamu bisa mengatur dirimu buat kembali ke suasana hati yang lebih tenang. Pada akhirnya, hal ini bikin kamu bisa kembali fokus buat melakukan hal-hal menuju tujuanmu.
Pengaturan Diri Penting Banget Buat Dilakukan
Dari penjelasan sebelumnya, kita tau kalau self-regulation yang baik bisa bikin lebih cepat back on track saat menghadapi kendala buat mencapai tujuan. Tentu dalam prosesnya melibatkan berbagai hal seperti harus meluangkan waktu untuk memikirkan semuanya, membuat rencana, dan sabar menunggu.
Nggak cuma soal mencapai tujuan pribadi, tapi juga berdampak pada hubunganmu sama orang lain. Contohnya saat seseorang memiliki rasa percaya diri yang kurang dan self esteem rendah, mereka akan cenderung susah untuk menangani stres dan frustasi. Sampai akhirnya menyebabkan kecemasan. Dalam kasus yang lebih parah, bahkan dapat menyebabkan didiagnosis dengan kondisi gangguan kesehatan mental.
Gimana Caranya Punya Self Regulation?
Melihat manfaat dan dampak soal pengaturan diri, bikin hal ini jadi penting banget buat dilakukan. Dalam Verywell Mind, ada dua cara yang bisa dilakukan buat melatih self-regulation. Kita simak satu per satu, yuk!
- Mindfulness
Menurut pendiri Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR), Jon Kabat-Zinn, PhD, mindfulness merupakan kesadaran yang muncul dari pengamatan saat ini yang dilakukan secara sengaja, dan tanpa menghakimi. Buat mencapai level ini kamu bisa melakukan meditasi dan mengatur pernapasan. Hal ini bisa melatih fokus buat memikirkan hal-hal yang penting. Buat kamu yang belum pernah coba meditasi, bisa melakukannya dengan bantuan aplikasi Riliv. Ada banyak pilihan konten meditasi yang bisa kamu pilih termasuk self regulation.
- Penilaian Ulang
Hal ini bisa disebut juga pembingkaian ulang secara kognitif. Jadi, dengan strategi ini kamu bisa mengubah pola pikir sehari-hari dengan menilai atau menafsirkan ulang suatu situasi dan respon emosian kamu pada saat itu. Misalnya, pacar kamu nggak balas chat atau angkat teleponmu selama beberapa hari. Daripada berpikir “duh dia pasti lagi sebel sama aku” mungkin bisa coba berpikir “oh mungkin dia lagi sibuk”. Hal ini bisa bikin kamu mengalami lebih sedikit emosi negatif. Kamu bisa juga praktekan hal ini ke perasaan antusias, kebahagiaan, kepuasan, dan kegembiraan, juga lho!.