Baru-baru ini, bioskop se-Indonesia sedang diramaikan oleh penonton yang ingin menonton film Joker. Film yang mengangkat kehidupan kelam dari musuh utama batman ini, dirasa cukup membuat beberapa orang penasaran. Terlebih, adanya bumbu psikologis didalamnya. Ya, banyak yang berpendapat bahwa terdapat gangguan mental Skizofrenia pada Joker.
Khusus untuk kalian, kali ini Riliv akan menghadirkan informasi terkait dengan gangguan skizofrenia pada Joker. Misalnya seperti, apa yang menyebabkan seseorang seperti Joker dapat mengalami gangguan ini.
Yuk simak baik-baik penjelasan di bawah ini ya!
1. Apa sih gangguan skizofrenia pada Joker ini?
Skizofrenia adalah gangguan psikosis kronis dengan gambaran gangguan pikiran (isi, arus); afeksi; dan perilaku yang ditandai dengan karakteristik abnormalitas pada persepsi dan ekspresi terhadap realita yang memiliki beberapa kriteria diagnosis, beberapa diantaranya adalah adanya delusi dan halusinasi yang dialami oleh penderita.
Delusi adalah keyakinan tidak rasional yang diyakini oleh penderita, seperti keyakinan bahwa dirinya merupakan superhero, sedangkan halusinasi merupakan gangguan persepsi yang membuat seseorang mendengar, merasa, mencium aroma, dan melihat sesuatu yang kenyataannya tidak ada.
Pernah menemui orang berpakaian lusuh di jalanan dan bergumam atau berbicara yang tidak jelas? Beberapa dari kita mungkin memanggilnya dengan sebutan orang gila, namun sebenarnya mereka mungkin termasuk yang menderita gangguan mental ini lho.
2. Apa yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan ini?
Sayangnya, penyebab pasti skizofrenia belum ditemukan. Namun, sebagian besar ahli meyakini bahwa terdapat kombinasi faktor yang mungkin dapat menimbulkan resiko seseorang mengalami gangguan ini. Faktor – faktor ini adalah kimiawi otak (fisik), faktor genetik, psikologis, dan lingkungan.
-
Genetika
Studi mengenai riwayat genetik pada saudara kembar dan keluarga telah menemukan bahwa seseorang yang memiliki kerabat langsung (orang tua, saudara kandung, atau anak) dengan gangguan skizofrenia, maka ia akan memiliki resiko (kerentanan) lebih tinggi untuk mengalami kondisi yang sama.
Pada kembar identik, jika satu mengalami skizofrenia, makan kembar lainnya memiliki resiko (kerentanan) lebih besar (1 : 2) untuk mengalami gangguan ini pula, bahkan jika mereka dibesarkan secara terpisah.
Pada kembar yang tidak identik, ketika satu kembar mengalami skizofrenia, yang lain hanya memiliki resiko (kerentanan) sebesar 1 : 7 untuk mengalami kondisi serupa.
-
Kimiawi otak
Penelitian yang mempelajari otak telah menemukan adanya perbedaan struktur otak pada penderita skizofrenia dan non-skizofrenia.
Beberapa penelitian mengatakan bahwa skizofrenia mungkin disebabkan oleh perubahan tingkat dua neurotransmiter (kimiawi yang membawa pesan antar sel otak), yaitu dopamin dan serotonin.
Penelitian tersebut juga mengatakan bahwa ketidakseimbangan antara keduanya dapat menjadi salah satu faktor penyebab gangguan ini.
-
Skizofrenia dapat dipicu oleh pengalaman traumatis
Jika kamu sudah menonton film Joker dan mengetahui perjalanan kelamnya, kamu mungkin sudah sedikit mengetahui pemicu munculnya gangguan skizofrenia pada Joker. Ya, kegagalannya untuk menjadi komedian sukses, dan pengabaian dari masyarakat dapat menjadi pemicu munculnya gangguan ini.
Adapun, hal-hal yang biasanya menjadi pemicu gangguan mental diantaranya adalah pengalaman kehilangan orang tersayang, pekerjaan atau harta, perceraian, atau penganiayaan fisik, seksual atau emosional.
Pengalaman-pengalaman semacam ini, meskipun membuat stres, tidak selalu menyebabkan skizofrenia. Namun, mereka dapat memicu perkembangan skizofrenia pada seseorang yang sudah rentan terhadapnya.
-
Penyalahgunaan narkoba
Obat-obatan tidak secara langsung menyebabkan skizofrenia, tetapi penelitian menunjukkan bahwa penyalahgunaan narkoba meningkatkan risiko skizofrenia atau gangguan mental serupa.
Obat-obatan tertentu, khususnya ganja, kokain, LSD atau amfetamin, dapat memicu gejala skizofrenia pada orang yang rentan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa remaja di bawah 15 tahun yang menggunakan ganja secara teratur, akan memiliki kemungkinan empat kali lebih besar untuk mengalami skizofrenia pada usia 26 tahun.
3. Lalu apakah skizofrenia pada joker ini dapat disembuhkan?
Penderita skizofrenia dapat sembuh, namun kecil kemungkinan untuk dapat pulih 100%. Penanganan berupa psikoterapi dan obat-obatan antipsikotik dapat diberikan untuk penderita skizofrenia. Adapun, jenis terapi yang paling sering digunakan adalah cognitive behavioural therapy (CBT), family therapy dan arts therapy.
Nah, segitu dulu ya penjelasan mengenai gangguan mental yang dialami oleh Joker.
Sekarang kita sudah tahu nih, bahwa mereka yang biasa kita sebut “gila” adalah mereka yang menderita Skizofrenia. Ingatlah, bahwa gangguan ini dapat diobati. Mereka tetaplah manusia yang sama seperti kita. Jangan pernah memperlakukan mereka dengan tidak manusiawi ya!
Have a nice day!
Disadur dari:
- https://www.nhs.uk/conditions/schizophrenia/
- https://www.nhs.uk/conditions/schizophrenia/causes/
- https://www.nhs.uk/conditions/schizophrenia/treatment/
Written by Syarifah Muadzah, seorang mahasiswa psikologi yang sedang berusaha untuk lulus tepat waktu.