Jelang presentasi, bertemu orang baru, dan sesi interview, siapa sih yang nggak nervous dengan situasi semacam itu? Tapi mungkinkah hal tersebut jadi pertanda dari social anxiety? Apa tuh? Social anxiety adalah kecemasan sosial ekstrim yang menghinggapi seseorang ketika ia harus berada di situasi yang membutuhkan interaksi, sehingga membuatnya merasa takut dihakimi dan timbul keinginan untuk menghindari rasa malu atau awkward.
Setelah kamu membedakan mana situasi nervous yang normal dengan pola perilaku yang mengarahkankanmu pada social anxiety lewat artikel ini, kamu dapat menggunakan tips berikut agar kamu tetap dapat memiliki kehidupan sosial seperti yang kamu inginkan!
1. Social anxiety memang kerap menyulitkanmu untuk berinteraksi dengan nyaman, tapi hal terbaik yang dapat kamu lakukan adalah ‘menerimanya’
Foto oleh Matheus Bertelli dari Pexels
Ketika situasi sosial memang membuatmu cemas, nggak akan ada gunanya jika kamu terus menyangkal perasaanmu. Akui rasa ketidaknyamanan yang hadir pada dirimu, dan mulailah menerimanya.
Mungkin pada kenyataannya tidak akan semudah yang dibayangkan. Namun saat kita benar-benar belajar untuk menerima sebagaimana apa adanya diri kita, maka kita akan lebih mudah untuk punya kendali terhadap diri kita.
2. Pada dasarnya, kecemasan sosial bersumber dari rasa khawatir. Maka, cobalah untuk mengendalikan dan mengurangi pikiran-pikiran negatif yang seringkali muncul
Saat dirimu dihinggapi kecemasan sosial akan sangat mungkin kepalamu memunculkan berbagai macam asumsi yang mendukung dirimu agar lebih merasa gugup dan nggak betah dengan interaksi yang ada.
Seperti saat orang lain menatap layar handphone-nya saat berbicara denganmu, kamu mungkin akan langsung beranggapan bahwa orang tersebut nggak tertarik berbicara denganmu.
Percayalah, sebelum kamu benar-benar menanyakan dan mendengar jawaban langsung dari seseorang tersebut, informasi yang kamu tangkap nggak akan bisa divalidasi kebenarannya.
Ada kemungkinan bahwa ia baru saja menerima notifikasi yang penting dari seseorang, atau ia tiba-tiba teringat sesuatu untuk dicek melalui ponsel.
Untuk mengatasinya, cobalah untuk menyadari setiap kali pikiran negatif itu muncul. Sadarilah untuk kemudian kamu dapat memberi dirimu sendiri sebuah alternatif jawaban dan pola pikir yang lain.
Seperti, “Wah, dia memang lagi nggak fokus ngobrol. Ada kemungkinan dia bosan, tapi nggak masalah, sih. Siapa tau ada hal yang penting lain yang memang perlu dilakukan. Hal ini nggak ada hubungannya dengan apakah aku termasuk orang yang membosankan atau nggak. Ini adalah kesimpulan yang terlalu cepat dan tajam.”
3. Social anxiety adalah kecemasan yang dapat membuatmu jadi sibuk sendiri bersama pikiran-pikiran. Cobalah untuk mengungkapkan secara tenang apa yang kamu butuhkan
Photo by Sorin Sîrbu on Unsplash
Seseorang dengan kecemasan sosial biasanya kurang bisa bersikap asertif. Asertif adalah suatu sikap dimana seseorang dapat mengungkapkan opini secara efektif dan mempertahankan keinginan pribadi dengan tetap menghargai orang lain.
Saat dihadapkan dengan situasi sosial yang membuatmu harus melakukan sesuatu, cobalah untuk mengungkapkan hal-hal yang kamu butuhkan. Alih-alih terlalu banyak menimbang-nimbang sesuatu, seperti apakah orang lain akan membenci atau menerimamu.
Setiap orang memiliki hak yang sama untuk dapat memenuhi dan dipenuhi kebutuhan pribadinya. Kamu pun nggak perlu selalu mengiyakan keinginan orang lain untuk menghindari situasi awkward.
4. Tiba di tempat meeting lebih awal juga dapat membantumu untuk dapat merasa lebih nyaman dan adaptif dengan situasi yang ada
Social anxiety adalah kecemasan sosial yang sangat membutuhkan keahlian beradaptasi yang tinggi terhadap berbagai situasi sosial, termasuk berinteraksi bersama orang-orang dalam kegiatan meeting.
Meeting tentu nggak bisa dihindari. Tapi, kamu tetap dapat mengantisipasinya. Salah satunya adalah dengan cara tiba lebih awal di tempat meeting.
Jika meeting dilakukan di kantor, datanglah ke ruangan lebih awal dan pilih posisi dan tempat duduk yang paling membuatmu merasa nyaman dan lebih sedikit merasa cemas.
Jika meeting dilakukan di luar kantor, seperti di dalam kafe atau tempat umum lainnya, kamu dapat mengantisipasinya dengan membawa makanan ringan atau membeli minuman hangat yang dapat membantumu merasa lebih rileks.
Nggak ada aturan yang terlalu ketat. Fokuslah pada hal-hal yang membuatmu nyaman dengan dirimu sendiri. Hal ini akan membantumu lebih mudah beradaptasi dan siap menghadapi interaksi yang akan muncul.
5. Social anxiety adalah hal yang bisa kamu bagikan bersama orang-orang terdekatmu. Coba ceritakan kekhawatiran dan perasaanmu pada teman yang nggak akan menghakimimu
Foto oleh Ketut Subiyanto dari Pexels
Punya teman berbagi sangatlah penting, terlebih untukmu yang memiliki kecenderungan untuk merasa cemas terhadap situasi-situasi yang nggak bisa ditebak, seperti kebutuhan interaksi sosial dengan orang lain.
Social anxiety bukanlah hal yang memalukan. Bahkan beberapa orang lain punya kecemasan yang sama terhadap situasi sosial, meskipun dengan taraf yang berbeda-beda.
Maka dari itu, akan sangat normal jika kamu menceritakan kondisi diri dan situasi perasaanmu kepada teman yang paling kamu percaya saat dirimu merasa sulit untuk mengendalikan sendiri pikiran-pikiran negatif yang muncul.
Teman yang baik akan menerima dan nggak akan menghakimi apa yang kamu rasakan. Mereka akan ada di sisimu untuk mendukung dan mendorongmu lebih nyaman dengan situasi yang ada.
Maka dari itu, sangat penting juga untuk melakukan seleksi—kepada siapa saja kamu akan menceritakan kekhawatiranmu. Nggak semua orang, lho, bisa menerima dan menanggapi dengan baik hal-hal seperti social anxiety.
Kalau kamu salah pilih orang, ada kemungkinan kamu akan terjebak dalam situasi yang lebih buruk. Cobalah untuk menceritakan kisahmu pada teman-teman suportif.
6. ‘Pendengar yang baik’ adalah lawan bicara favorit semua orang, lakukan ini jika kamu mengalami kesulitan membawa bahan obrolan
Menurut ahli, semua orang akan menikmati interaksi sosial bersama seorang pendengar yang baik. Belajar menjadi pendengar yang baik akan bermanfaat untukmu yang memiliki social anxiety.
Rasa cemas yang dihasilkan dari situasi dan interaksi sosial akan dapat menurun karena kamu nggak perlu terbebani oleh ide bahwa kamu harus membawa bahan obrolan pada lawan bicaramu.
Cobalah untuk memberi tanggapan atau umpan balik pada setiap pembicaraan yang muncul dengan melakukan pengulangan terhadap poin-poin yang menurutmu menarik.
Hal tersebut akan membuat seseorang yang kamu ajak berinteraksi merasa disimak dan diperhatikan. Nah, siapa sih yang nggak betah kalau obrolannya didengarkan?
7. Bantuan seorang terapis akan jadi opsi yang paling berguna jika kamu semakin kesulitan untuk mengatasi social anxiety sendiri
Photo by Prateek Katyal from Pexels
Setiap orang punya situasi dan kondisi kecemasan yang berbeda-beda. Jika tips-tips di atas tidak membantumu, dan justru memperparah kondisimu, kamu mungkin perlu mempertimbangkan diri untuk pergi ke seorang konselor.
Jika situasi kecemasan sosial ini semakin mengganggumu, dan kamu mengalami kesulitan untuk mengatasinya sendiri, kamu dapat menghubungi profesional melalui bantuan konseling psikolog terpercaya dan telah tersertifikasi di aplikasi Riliv yang bisa kamu download secara gratis di sini.
Seorang profesional akan membantumu dalam memahami, menggali, dan mengatasi penyebab social anxiety yang muncul. Jika kecemasan ini terus terjadi secara berulang-ulang dan terlalu sering, tentu ini nggak bikin nyaman, kan?
Referensi:
- https://www.bustle.com/p/the-secret-to-coping-to-social-anxiety-may-not-necessarily-be-what-you-want-to-hear-67503
- https://www.verywellmind.com/coping-with-social-anxiety-disorder-3024836
- https://www.huffpost.com/entry/tips-for-social-anxiety_n_5a832a7be4b0adbaf3d8056c
- https://youngminds.org.uk/blog/tips-for-coping-with-social-anxiety/