Stoikisme Kesehatan Mental – Apakah kamu pernah mendengar istilah Stoikisme? Salah satu gerakan dari filosofi yang berakar pada periode Hellenistik.
Secara umum, istilah dari Stoikisme mengacu pada bagaimana seseorang ‘menahan’ emosi seperti takut atau pun iri yang berasal dari penilaian salah atau false judgement.
Banyak yang menilai bahwa filosofi Stoikisme ini sangat cocok untuk kamu yang peduli dengan kesehatan mental kamu, lo. Mulai dari lebih resilien, bahagia, dan tentunya juga bijaksana.
Bagaimana bisa?
Filosofi Stoikisme dalam Psikologi
Stoikisme sendiri sangat mempengaruhi beberapa sosok besar seperti raja, presiden, dan juga pemimpin besar lainnya.
Menariknya, stoikisme dan ilmu psikologi serta kesehatan mental sangat berkaitan, loh.
Stoikisme sendiri rupanya menjadi salah satu filosofi yang mendasari salah satu psikoterapi yakni Cognitive Behavioral Therapy.
Hal ini dikarenakan masalah psikologis umumnya berakar dari emosi-emosi dan juga pikiran yang salah sehingga menyebabkan ketidakseimbangan kesehatan mental.
Selain itu, stoikisme juga akhirnya tumbuh menjadi beberapa buku self help yang akhirnya menjadi populer di kalangan umum.
Stoikisme lebih fokus pada langkah-langkah preventif yang berpengaruh pada psikologis seseorang, khususnya berkaitan dengan masalah emosional.
Penerapan Stoikisme yang Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental Kamu

Apa aspek dari stoikisme yang membuatnya begitu menarik untuk dipelajari?
Rupanya, konsep resiliensi lah yang memberikan manfaat langsung pada psikologis kamu.
Konsep filosofi ini akan mengajak kamu untuk mengenal apa saja yang dapat kamu kendalikan dan melepaskan hal-hal yang tidak dapat kamu kendalikan.
Selain itu, kamu juga akan diajak untuk menjadi lebih mindful agar bisa menyadari emosi apapun yang mendistraksi kamu. Dengan menyadarinya, kamu lebih bisa mengendalikan respon-respon dari faktor eksternal yang ada.
Dan tentunya, kamu bisa mempraktikkannya untuk mengadopsi cara hidup yang lebih bahagia!
Bagaimana Melatih Mental Stoikisme agar Lebih Bahagia
Apa saja yang dapat kamu lakukan untuk melatih mental ini?
Journalling
Kamu bisa berlatih menulis journalling untuk menganalisis apa yang terjadi dalam sehari-hari.
Dengan begini, kamu bisa menjadi lebih aware tentang hal-hal yang mungkin terjadi tapi kamu lupakan.
Kamu juga akhirnya bisa mengetahui emosi yang kamu rasakan serta mempersiapkan hari esok.
Mengenali Apa yang Bisa Dirubah dan Tidak
Kunci utama dari filosofi Stoik adalah fokus pada hal yang bisa kamu rubah dan melepaskan hal yang tidak dapat kamu ubah.
Ibaratnya, kamu ketinggalan pesawat. Sekeras apapun kamu berteriak, kamu tidak akan bisa mengembalikan pesawat itu, bukan?
Pada saat seperti ini lah kamu bisa menanyakan kembali, “Apa yang bisa kuubah dan kulepaskan?”
Pertanyaan ini bisa menjadi salah satu refleksi harian untuk journalling juga!
Melatih Persepsi
Filosofi Stoik berusaha menggali sudut pandang dari setiap masalah yang ada. Hal ini menyebabkan kamu akan terbiasa untuk melihat dari dua sisi.
Semisal seseorang membuatmu marah karena mereka tidak mengerjakan tugas yang kamu minta, kamu bisa melihatnya sebagai kesempatan untuk berlatih tegas atau belajar memahami.
Ya, kuncinya adalah menganggapnya sebagai sebuah kesempatan, dan menganggapnya untuk mengontrol dirimu sendiri.
Melihat dari Perspektif Burung (Bird’s Eye View)
Perspektif ini merupakan salah satu kekuatan dari filosofi ini yang berkaitan dengan kebahagiaan kamu.
Banyak teknik psikologi yang juga menerapkan konsep ini: Kamu diajak untuk ‘berhenti sejenak’, melihat dari jauh dan juga mengamati seolah hal tersebut begitu kecil.
Ada banyak hal di luar dari masalah tersebut yang bisa kamu lakukan dan juga seperti sebelumnya, menjadi sebuah kesempatan untuk berlatih skill tertentu.
Berlatih Mencintai Apa Saja yang Terjadi Padamu

Ini adalah salah satu filosofi Stoik yang begitu terkenal: Amor Fati atau love of fate.
Ini artinya kamu bisa berlatih untuk menerima semua hal yang terjadi padamu dan mencintainya. Hal ini untuk menghindari perasaan, “Seadainya aku begini, begitu,” yang pastinya tidak akan pernah berakhir, bukan?
Langkah pertamanya adalah berusaha untuk let go hal-hal yang tidak akan pernah bisa kamu dapatkan, kemudian menerima yang sudah kamu miliki sekarang.
Tidak mudah mempraktikkan Stoikisme, namun itulah esensinya: kamu bisa terus belajar dan belajar hingga akhirnya menjadi bagian dari dirimu!
***
Sumber:
- https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-psychology-stoicism/202208/how-stoicism-could-help-you-build-resilience
- https://plato.stanford.edu/entries/stoicism/
- https://modernstoicism.com/does-stoicism-work-stoicism-positive-psychology-by-tim-lebon/