Apa yang terpikir di benak kalian saat mendengar kata disleksia? Apa saja sih yang bisa dilakukan untuk terapi anak disleksia? Hmm, wait sebenernya apa disleksia itu?
Disleksia adalah gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, atau mengeja. Penderitanya akan kesulitan mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan, dan mengubahnya menjadi huruf atau kalimat.
Penderita disleksia memiliki gejala yang cukup bervariasi, tergantung pada usia dan tingkat keparahan yang dialami. Gejalanya biasanya muncul pada usia 1-2 tahun, atau setelah anak menginjak usia dewasa. Saat balita, gejala disleksia sulit diketahui. Gejala dapat terlihat pada saat anak memasuki usia sekolah, terutama ketika anak belajar membaca.
Meskipun tergolong penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tetapi deteksi dan penanganan sejak usia dini serta penanganan yang tepat, terbukti efektif meningkatkan kemampuan penderita dalam membaca.
Nah, kali ini Riliv akan menyajikan informasi seputar terapi dan penanganan pada anak disleksia. Yuk simak baik-baik!
1. Terapi orthopedagogy untuk terapi anak disleksia
Tujuan dari terapi ini ialah untuk memperbaiki kemampuan dasar belajar anak.
Terdapat 12 sikap belajar yang perlu dikembangkan anak melalui terapi ini, yakni konsentrasi, ketelitian, tempo kerja/belajar, percaya diri, kemandirian, respon instruksi, respon pertanyaan, kooperatif, komunikatif, daya memori, daya juang, dan pemecahan masalah.
2. Terapi integrasi sensori/multi sensori
Terapi ini bertujuan untuk membantu anak memperbaiki masalah integrasi sensori.
Metode ini mengkolaborasikan kemampuan visual, auditori, kinestetik, dan perabaan. Terapi ini dapat dilakukan melalui berbagai cara. Misalnya, anak diminta untuk menuliskan huruf-huruf di udara dan lantai, membentuk huruf dengan lilin (plastisin), menuliskannya di lembaran kertas, dan membunyikan huruf tersebut.
Cara ini dilakukan untuk mendorong terjadinya kerjasama antara pendengaran, penglihatan, dan sentuhan. Dengan begitu akan memudahkan otak untuk bekerja dalam mengingat huruf.
3. Terapi dengan metode fonik, jenis terapi anak disleksia yang sering digunakan
Metode fonik adalah metode yang memanfaatkan kemampuan visual dan auditori anak dengan cara menamai huruf sesuai dengan bunyi bacaannya. Contoh, huruf B yang dibunyikan be, huruf C dibunyikan ce, dan lain sebagainya.
Selain itu, anak akan diajarkan beberapa hal seperti membaca, mengeja dan menulis, memahami huruf dan susunan huruf pada suatu kata, serta menyusun kalimat dan memahami kosa kata baru.
4. Terapi visual dan auditori
Anak dengan disleksia tidak terlepas dari masalah pendengaran dan penglihatan. Terapi visual dan auditori dapat diberikan untuk membantu anak mengenali huruf dan bagaimana membaca huruf tersebut dalam suatu kata.
5. Penanganan lain yang dapat dilakukan untuk anak disleksia lainnya
Terdapat penanganan lain yang dapat dilakukan untuk membantu mengoptimalkan kemampuan anak disleksia. Banyak pihak harus terlibat dalam membantu anak, seperti orang tua dan guru.
Orang tua dapat melakukan hal – hal di bawah ini untuk membantu anak disleksia:
- Mendampingi anak untuk belajar
- Memberikan penekanan pada setiap kata saat membacanya
- Memberikan pembelajaran melalui permainan yang disukai oleh anak, seperti puzzle menyusun kata
- Selalu memantau perkembangan anak
- Selalu memberikan dukungan pada anak untuk belajar membaca
Memiliki anak disleksia mungkin cukup mengejutkan dan kadang menimbulkan perasaan stres pada beberapa orang tua. Namun, ingatlah bahwa anak adalah anugerah dan amanah dari Tuhan.
Segeralah mengonsultasikan dan mendiskusikannya kepada psikolog profesional sehingga anak segara mendapatkan penanganan. Karena penanganan akan lebih efektif saat dilakukan lebih awal.
Disadur dari:
- Geredakis, A., Vergou, M., & Zakopoulou, V. (2017). Complementary and Alternative Approaches to Therapeutic Dyslexia Intervention. World Journal of Research and Review, 36 – 50.
- Schulte-Körne, G. (2010). The Prevention, Diagnosis, and Treatment of Dyslexia. Deutsches Ärzteblatt International , 718 – 727.
- Willy, T. (2019, January 21). Disleksia. Retrieved September 10, 2019, from Alodokter: https://www.alodokter.com/disleksia
Written by Syarifah Muadzah, seorang mahasiswa psikologi yang sedang berusaha untuk lulus tepat waktu.