Dear, kemunculan buah hati di rahim mungkin jadi momen yang membahagiakan dan ditunggu-tunggu ya! Namun, tahu nggak kalau nggak semua calon ibu bisa merasakan rasa senang itu. Perasaan campur aduk yang dialami calon ibu bisa berkembang menjadi ketakutan untuk melahirkan, yang dikenal dengan tokophobia. Nama lain yang juga populer adalah maleusiophobia dan parturiphobia.
Jadi, tokophobia itu adalah…
Ketakutan seseorang yang teramat sangat dan intens pada kelahiran bayi dan kehamilan.
Dibedakan menjadi…
- Tokophobia Primer
Jenis yang satu ini menyerang wanita yang sebelumnya belum memiliki pengalaman dalam melahirkan. Biasanya, ketakutan ini menyerang wanita dewasa yang pernah mengalami kekerasan seksual, pernah menyaksikan proses kelahiran/persalinan orang lain yang menimbulkan rasa trauma baginya, atau bahkan trauma tersebut dapat terjadi karena menonton video kelahiran dengan inisiatif sendiri. Informasi yang negatif tentang persalinan juga berkontribusi menjadikan sesorang mengalami fobia ini, lho Dear. - Tokophobia Sekunder
Jenis sekunder adalah ketakutan yang tidak wajar pada peristiwa kelahiran, namun menyerang mereka yang sebelumnya sudah memiliki pengalaman hamil atau terkait obstetri. Pengalaman tersebut bisa berupa kematian janin dalam rahim, ekspektasi tentang proses kelahiran yang tidak sesuai dengan yang dialaminya, dan aborsi.
Gejala penderita tokophobia
Penderita tokophobia mengalami pikiran tidak menyenangkan yang terus berulang tentang kehamilan, persalinan, bahkan anak. Dari berbagai cerita wanita yang mengalami tokophobia, mereka pernah merasa terganggu dengan suara anak kecil, berusaha menghindari kehamilan dengan menggunakan pil, dan bahkan dapat berujung pada vasektomi.
Namun, penderita tidak selalu menghindari kehamilan. Masih ada wanita yang mengakui ingin tetap menjadi ibu walaupun memiliki ketakutan yang besar pada kelahiran anak. Penderita tokophobia primer misalnya, mereka cenderung memilih operasi sesar sebagai alternatif cara melahirkan.
Penting untuk diketahui bahwa kondisi ini adalah kondisi serius. Beberapa gangguan lain yang bisa timbul bersamaan dengan fobia ini adalah gangguan kecemasan, depresi, dan obsesif-kompulsif.
Resiko untuk terkena gangguan somatis, kepribadian, dan bipolar akan semakin besar juga, Dear. Nah, sekali lagi, keakuratan dalam mendiagnosa fobia ini juga harus diperhatikan, karena ada beberapa keadaan yang mirip dengan gejala tokophobia lho, seperti ketakutan pada jarum suntik (blood-injury injection), kondisi vaginismus, ketakutan pada pemeriksa vagina, dan lain-lain.
Adakah cara mencegahnya?
Fobia ini bisa dicegah dengan kombinasi berbagai cara, seperti terapi psikologi dan obat-obatan. Hingga saat ini, CBT menjadi metode terapi yang paling sering diberikan untuk pasien dengan tokophobia.
Jika berbicara soal mengelola fobia ini, ibu juga memerlukan bantuan suami, keluarga, suster, dan pendamping persalinan (doula) selama masa kehamilan. Beberapa langkah yang dapat diambil adalah mendorong calon ibu untuk bercerita dan berdiskusi tentang perasaan atau ketakutannya selama hamil, memberi edukasi tentang peran ibu, atau cara mengantisipasi kejadian yang mungkin tidak diinginkan ketika proses melahirkan. Konsultasi rutin juga perlu dipertimbangkan, Dear!
Bagi Anda yang saat ini sedang mengandung si kecil, sehat-sehat dan perbanyak dosis bahagianya ya!
Disadur dari:
- ifwip.org/tocophobia-tokophobia/
- Hofberg, K., Brockington, I.F. (2000). Tokophobia: an unreasoning dread of childbirth. A series of 26 cases. The British Journal of Psychiatry, 176, 83- 85.
- https://www.verywellmind.com/tokophobia-overview-4684507
Ditulis oleh Elvira Linda Sihotang