• Mental Health
    • Relationship
    • Family Life
    • Personal Growth
    • Theraphy
    • Psychology
  • Story
  • Event
  • Featured
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • Mental Health
  • Story
  • Event
  • Featured

Toxic Masculinity: Cowok Nggak Boleh Keliatan “Lemah”

by Urban Asia
29 Mar 2023
in Personality, Social Life
toxic masculinity

Photo by Elena Darmel on Pexels

585
SHARES
3.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“Ih, cowok kok nangis sih! Ayo, cowok nggak boleh cengeng!”

Toxic Masculinity – Kamu pasti cukup sering mendengar komentar seperti ini dari orang tua pada anak cowoknya. Sejak kecil, banyak dari kita yang dibesarkan dengan konsep yang menekankan sosok ideal cowok dan cewek dan bagaimana cowok dan cewek semestinya bersikap.

Dalam hal ini, cowok biasanya dituntut untuk lebih bersikap “laki” dengan mengambil peran yang dominan, kuat secara fisik, tidak boleh mengekspresikan perasaan sedih secara terbuka, lihai dalam hal seksual, dan lain-lain. Konsep inilah yang disebut dengan toxic masculinity atau ekspresi maskulinitas yang sifatnya negatif.

Related Post

ilustrasi wanita sebagai penjelasan psikologi kenapa sosial media membuat kita insecure

Penjelasan Psikologi Kenapa Sosial Media Membuat Insecure!

August 2, 2023
pertama kali ke Indonesia, sukses bikin fans jadi FOMO Coldplay

FOMO Coldplay? Yuk, Cari Tahu Siapa dan Cara Mengatasinya

May 24, 2023

Dampak Negatif Toxic Masculinity di Masyarakat

Kenapa negatif? Toxic masculinity bisa berdampak buruk buat cowok yang nggak bisa memenuhi “standar” atau ekspektasi sebagai laki-laki. Cowok yang dinilai kurang “laki”, akan merasa diri kurang, lemah, tak berdaya, benci pada diri sendiri, menjadi pemurung, bahkan depresi.

Di sisi lain, toxic masculinity juga bisa mendorong cowok untuk merasa “berhak” bersikap agresif, melakukan kekerasan, dan diskriminasi gender, karena merasa diri sebagai “alpha.” Di Indonesia, misalnya, kebanyakan pria yang melakukan kekerasan seksual kepada wanita berlindung di balik peran gender di mana wanita seringkali ditempatkan sebagai pihak yang harus menurut dan tidak bisa melakukan apa-apa. Dan lebih parahnya lagi, ini bisa menjadikan rape culture menjamur di sekitar kita.

Secara psikologis, cowok yang termakan oleh pandangan ini juga bisa mengalami gangguan mental lebih mudah. Hal ini karena ketika depresi menyerang, mereka cenderung lebih suka memendam permasalahannya sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS menunjukkan bahwa gejala depresi pada anak laki-laki meningkat dari 4,3 menjadi 5,7% secara nasional. Depresi adalah gangguan mental yang berbahaya, sebab bisa berujung pada hilangnya gairah hidup, yang bisa menimbulkan keinginan bunuh diri.

Cara-cara yang Bisa Dilakukan Untuk Mengurangi Toxic Masculinity

Karena nilai-nilai toxic masculinity ini sudah lama ada dan berkembang dalam masyarakat, tentunya nggak mudah untuk mengubahnya. Namun, sebagai generasi muda, kamu bisa membiasakan konsep baru untuk membantu mengeliminasi dampak buruk toxic masculinity pada cowok. Berikut ini cara-ccara yang bisa kita lakukan, terutama sebagai teman wanita seorang laki-laki!

Mendengarkan teman cowok yang curhat

ilustrasi pria curhat
Photo by Cottonbro Studio on Pexels

 

Curhat adalah cara yang sehat untuk meluapkan perasaan. Dengan menceritakan masalah, kamu bisa merasa lebih lega dan tenang, sehingga bisa menghadapi masalah dengan lebih baik.

Berdiskusi dengan orang lain tentang masalahmu juga bisa membuat pikiran lebih terbuka. Curhat tidak hanya dilakukan oleh cewek. Cowok juga boleh kok membagi perasaan dan masalahnya. Dan ini sama sekali nggak ada hubungannya dengan “kejantanan!”

Baca juga: 5 Manfaat Curhat dengan Psikolog: Luapkan Isi Hatimu!

Nggak emosian

Hadapi masalah dengan kepala dingin dan utamakan untuk berkompromi. Mengedepankan emosi untuk menyelesaikan masalah tidak akan membuat kamu tampak lebih gagah atau macho.

Cewek akan lebih suka sama cowok yang lembut dan bisa mengatasi konflik dengan bijaksana.

Nggak mengejek teman cowok yang menangis

toxic masculinity
Photo by RODNAE Productions on Pexels

 

Saat melihat teman cowok menangis karena bersedih, sesepele apapun penyebabnya, hindari untuk mengejeknya. Ketimbang ngatain dia nggak manly atau cengeng, kamu bisa coba tanyakan apa masalahnya dan menawarkan diri untuk membantunya mengatasi masalah.

“Laki” nggak harus dekil

Banyak anggapan yang memandang cowok yang dandan rapi dan modis biasanya nggak macho. Nggak juga kok, guys! Konsep cowok macho bukanlah harus dekil, pakai celana sobek-sobek, naik motor gede, atau berjaket kulit. Penampilan yang rapi, sopan, dan bersih akan lebih enak dipandang. Selain itu, memperhatikan penampilan juga berarti kamu menghargai orang lain.

Apakah kamu ingin mencari psikolog di sekitarmu untuk membantumu atau mencari treatment untuk teman laki-lakimu yang sedang kesulitan? Kamu bisa menghubungi psikolog dengan cepat melalui aplikasi Riliv!

Referensi:

  • Abigail, C. Dimension of Toxic Masculinity in Male Sexual Assault Case at KPI. Retrieved from GHSR Udayana: https://gshrudayana.org/2022/02/14/dimension-of-toxic-masculinity-in-male-sexual-assault-case-at-kpi/
  • Montero, H. (2022). Depression in Men: The Cycle of Toxic Masculinity. Retrieved from Psycom: https://www.psycom.net/depression/depression-in-men/toxic-masculinity
  • Vallie, S. (2022). What Is Toxic Masculinity?. Retrieved from WebMD: https://www.webmd.com/sex-relationships/what-is-toxic-masculinity

Ditulis oleh Itha Prabandhani dari Urbanasia, diedit oleh Neraca Cinta Dzilhaq, M.Psi., Psikolog

Pergi ke psikolog sekarang
Tags: apa itu toxic masculinityciri toxic masculinitycowokcowok nggak boleh nangistoxictoxic masculinity
Share234Tweet146Send
Urban Asia

Urban Asia

Related Stories

ilustrasi wanita sebagai penjelasan psikologi kenapa sosial media membuat kita insecure

Penjelasan Psikologi Kenapa Sosial Media Membuat Insecure!

by Radyastuti Soebroto
August 2, 2023
0

Insecure Akibat Sosial Media - Buat yang sering insecure sendiri...

pertama kali ke Indonesia, sukses bikin fans jadi FOMO Coldplay

FOMO Coldplay? Yuk, Cari Tahu Siapa dan Cara Mengatasinya

by Radyastuti Soebroto
May 24, 2023
0

Tiket Coldplay - "Kalau FOMO, nggak usah ikut nge-war tiket...

kepribadian big five

Mengenal Kepribadian Big Five Menurut Psikologi

by Neraca Cinta Dzilhaq, M.Psi., Psikolog
April 15, 2023
0

Kepribadian Big Five - Setelah sebelumnya kita membahas tentang teori...

thr cair bikin kalap

THR Cair, Simak Caranya Biar Gak Kalap Foya-foya

by Neraca Cinta Dzilhaq, M.Psi., Psikolog
April 12, 2023
0

THR - Kalau sudah bicara soal Lebaran, pastinya nggak sabar...

Load More

PT. RIliv Psikologi Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

  • Mental Health
    • Relationship
    • Family Life
    • Personal Growth
    • Theraphy
    • Psychology
  • Story
  • Event
  • Featured

PT. RIliv Psikologi Indonesia