Borderline Personality Disorder – Hidup berdampingan dengan emosi yang nggak stabil tentunya bukan hal yang mudah. Butuh tekad yang kuat untuk bisa menjalani semuanya. Riliv kedatangan satu teman yang mau berbagi cerita tentang dirinya yang didiagnosa Borderline Personality Disorder (BPD). Dengarkan, yuk!
Halo Riliv! Aku seorang mahasiswi berumur 21 tahun dan aku didiagnosa Borderline Personality Disorder (BPD) sejak usia 19 tahun. Ya, berarti sudah 2 tahun sejak aku didiagnosa. Oh, iya! Panggil saja aku Y.
Aku dikenal sebagai orang yang pendiam tapi juga aktif bicara, Mungkin karena hal ini juga sih, aku nggak punya banyak teman dan nggak dekat sama keluarga.Aku itu suka merasa takut buat didekati sama seseorang, takut untuk merasakan nyaman, takut kalau dikasih perhatian, dan perasaan-perasaan sejenisnya. Gara-gara ini, aku jadi sering menghindari orang. Padahal, sebenarnya aku juga merasa kesepian dan mau banget punya orang terdekat. Hmm, intinya aku capek, mau punya teman dekat tapi takut dekat sama orang
Selain itu, aku suka tiba-tiba nangis atau marah tanpa ada alasan jelas. Aku sering sekali merasa mood swing. Mood yang berubah-ubah ini muncul setiap hari, bikin aku stres banget, sampai terkadang aku merasa aku bersikap kayak ‘anak bayi’. Terkadang, orang-orang disekitarku bilang kalau aku aneh. Mereka menyebutku dengan ‘bayi dewasa’–si manja yang punya kepribadian ganda. Sedih banget rasanya dibilang seperti itu.
Nggak cuma itu, bahkan beberapa dari mereka bilang aku orang yang manipulatif dan suka drama juga. Orang-orang selalu nyuruh aku buat bersosialisasi, tapi meskipun aku sering coba hasilnya tetap sama. Aku selalu diabaikan ketika coba buat terbuka. Ujung-ujungnya, aku menarik diri lagi. Jadi aku bingung dan capek banget harus menjalani hidup seperti ini. Beruntungnya, aku masih punya semangat dan keinginan buat menghadapi ketakutan ini. Aku mau bisa tau bagaimana caranya terhubung sama orang lain tanpa takut penolakan atau pengabaian. Aku juga mau orang-orang bisa mengerti kalau aku sebenarnya mau menjalin hubungan sama mereka. Aku mau bisa punya kendali dan kelola mood swing yang udah kayak roller coaster ini. Dan aku juga mau orang tahu kalau hidup seperti ini bukan yang aku mau ataupun aku pilih. Aku juga mau orang tau, kalau aku juga mau bisa coping secara sehat, belajar jadi pribadi yang lebih baik dan terlepas dari semua gangguan yang aku miliki.
Sumber Cerita: Yi, kontributor Riliv
—
Kisah ini ditulis dan telah mendapatkan persetujuan berdasarkan pengalaman nyata dari para pejuang sehat mental terpilih, yang telah mengikuti rangkaian acara MindFest 2022, a mental health event by Riliv. Rangkaian acara ini membawa misi bahwa semua orang berhak untuk #SehatMental dan mendapatkan akses serta layanan kesehatan mental tanpa terkecuali. Terdapat berbagai macam webinar, layanan konseling gratis, video mapping installation, dan masih banyak keseruan lainnya yang bisa kamu dapatkan secara GRATIS.
Karena #UdahSaatnya, kesehatan mental jadi prioritasmu.