Cacophobia – Fobia itu memang banyak macamnya. Tapi mungkin nggak sih, kamu punya perasaan cemas dan ketakutan berlebihan pada orang yang jelek. Hah gimana tuh? Berikut adalah penjelasannya!
Apa itu Cacophobia?
Dalam psikologi, cacophobia adalah rasa takut yang tidak rasional terhadap keburukan bahkan termasuk pada manusia. Istilah ini diambil dari bahasa Yunani yaitu caco yang artinya buruk atau tidak menyenangkan. Jarang ditemukan dan bisa dibilang langka, fobia ini dianggap sebagai fobia spesifik dimana seseorang yang menderita kondisi ini dapat mengalami kecemasan luar biasa ketika mereka menemukan obyek atau seseorang yang mereka anggap buruk.
Mungkin buat sebagian orang, fobia ini susah dipercaya apalagi kalau keburukan itu dirasakan penderitanya pada seseorang. Tapi fobia ini beneran ada, loh! Seperti yang dituliskan dalam wawancara VICE bersama penderita cacophobia, dirinya mengaku sangat kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari dan terpaksa melakukan hal-hal yang terkadang mungkin bisa menjadi boomerang baginya karena dianggap menyinggung perasaan orang lain.
Tiap kali naik kereta, aku bakal terus berjalan—kadang sampai tiga gerbong—sampai aku ketemu penumpang berparas cantik atau ganteng. Aku enggak bisa sembarangan duduk dekat penumpang bewajah jelek. Daripada duduk sebelahan sama orang jelek, mending aku berdiri sepanjang perjalanan. Aku secara otomatis selalu menilai penampilan tiap orang yang aku temui. Jika nilainya di bawah ini, lihat mukanya saja bikin aku gatal-gatal, kayak ada ruam gitu deh. Kalau nilainya di bawah tiga, aku langsung pengin muntah sampai kadang aku harus pindah ruangan demi menghindari paras jelek itu.
Ucap penderita Cacophobia
Apa Penyebabnya?
Secara umum fobia muncul dari kombinasi peristiwa eksternal, yaitu peristiwa traumatis dan kecenderungan internal (misalnya faktor keturunan atau genetika). Dan umumnya juga bersifat obyektif yang tidak bisa dibantah seperti takut ular karena memang ular berbahaya dan mungkin penderitanya memiliki pengalaman buruk dengannya.
Tapi cacophobia berbeda. Fobia ini bersifat sangat subyektif dimana penderitanya yang menentukan apa yang jelek dan apa yang tidak. Satu orang dengan cacophobia mungkin takut pada objek “jelek” tertentu, tetapi orang lain dengan cacophobia mungkin tidak bereaksi sama sekali terhadap hal yang sama. Seperti dalam wawancara bersama VICE, penderita menyebutkan dirinya punya standar sendiri untuk menentukan tingkat keburukan seseorang atau benda tertentu.
Itu kenapa para penderita cacophobia seringkali disalahpahami oleh orang-orang sekitarnya dan memilih untuk menyembunyikan kondisinya karena takut akan penghakiman sosial. Tapi banyak juga diantara para penderitanya yang nggak menyadari akan hal ini.
Apa Gejalanya?
Seperti halnya fobia apapun, gejalanya bervariasi berdasarkan individu tergantung pada tingkat ketakutan mereka. Gejalanya bisa berupa kecemasan ekstrem, ketakutan, dan hal apapun yang terkait dengan kepanikan, seperti sesak napas, napas yang cepat, detak jantung tidak teratur, berkeringat berlebihan, mual, mulut kering, ketidakmampuan mengatakan suatu kata atau kalimat, dan gemetar.
Menurut Cleveland orang-orang dengan cacophobia juga dapat menunjukkan perilaku tertentu:
- Menghindari tempat dan situasi di mana mereka mungkin menghadapi keburukan. Ini mungkin melibatkan melewatkan kegiatan pendidikan, profesional atau pribadi yang penting.
- Mengkritik diri sendiri (rendah diri) dan orang lain secara berlebihan.
- Menghabiskan banyak waktu dan uang untuk perawatan kecantikan dan bahkan operasi agar tidak terlihat jelek.
- Butuh waktu lama untuk bersiap-siap atau berusaha memperbaiki diri.
- Khawatir berlebihan tentang kemungkinan bahwa mereka jelek.
Bisakah Cacophobia Disembuhkan?
Sebenarnya, semua jenis fobia bisa hilang tapi bergantung pada seberapa kuat tekad penderitanya untuk sembuh. Bahkan penderita tidak perlu mengkonsumsi obat-obatan untuk mengurangi efek samping dari fobianya. Seperti fobia lainnya, cacophobia pun juga bisa diatasi dengan tekad yang sungguh dan mencoba beberapa perawatan intensif terlebih jika fobianya sudah sering dialami dan sampai mengganggu keseharian.
Berikut ini adalah beberapa perawatan yang bisa dilakukan:
Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
Terapi ini termasuk kedalam terapi bicara yang dapat membantu orang melupakan pikiran negatif yang terjadi saat mereka memikirkan atau menghadapi keburukan. Salah satu jenis CBT yang dilakukan adalah dialectical behavioral therapy (DBT) dimana terapis meminta orang tersebut untuk memikirkan sesuatu yang jelek dan kemudian setengah tersenyum. Tujuannya untuk melatih penderita mengubah emosi yang terkait dengan keburukan yang mereka rasakan.
Kalau kamu tertarik untuk melakukan terapi ini, kamu bisa memulainya secara online dengan konseling bersama psikolog profesional yang memiliki expertise dalam CBT seperti di Riliv.
Terapi Pemaparan
Dalam psikologi terapi ini biasanya disebut juga dengan desensitisasi, yang dimaksudkan membantu orang dalam menghadapi ketakutan mereka. Proses kerjanya adalah, terapis akan memaparkan seseorang pada hal-hal yang mereka takuti — secara bertahap, seiring waktu, dalam lingkungan yang terkendali. Biasanya dimulai dengan pemaparan yang kurang menakutkan, seperti gambar sesuatu yang agak jelek sampai ke benar-benar menakutkan menurut mereka. Dengan pemaparan secara bertahap ini, penderita diharapkan mampu mengatasi ketakutannya juga secara bertahap. Kamu bisa mencoba metode ini dengan mengunjungi psikiater.
Hipnoterapi
Hipnoterapi merupakan salah satu jenis pengobatan alternatif yang dilakukan oleh psikiater dengan menggunakan imajinasi alam bawah sadar untuk mengatasi permasalahannya. Metode ini bekerja dengan cara membuat otak lebih rileks tapi juga meningkatkan konsentrasi.
Terapi pemaparan, terkadang disebut desensitisasi yang membantu orang menghadapi ketakutan mereka. Terapi akan memaparkan seseorang pada hal-hal yang mereka takuti — secara bertahap, seiring waktu, dalam lingkungan yang terkendali. Dimulai dengan sesuatu yang kurang menakutkan, seperti gambar sesuatu yang agak jelek. Melalui paparan yang meningkat, orang dapat belajar mengelola cacophobia secara meningkat pula.
Disadur dari:
- http://common-phobias.com/Caco/phobia.htm
- https://psychtimes.com/cacophobia-fear-of-ugliness/
Written by Hafiyyan Faza.