Parenting – Halo, Parents! Sebelumnya, Riliv sudah membagikan kisah ibunda Lady Gaga beserta sekilas tips darinya untuk menyadari kesehatan mental anak.
Apa yang sebaiknya kita lakukan agar anak merasa nyaman menceritakan perasaan dan masalah yang ia hadapi? Jawabannya adalah menjadi teman yang baik bagi anak untuk merasa nyaman untuk berbagi pengalamannya.
Mengapa kita perlu menjadi teman yang baik untuk anak?
Penerapan parenting yang baik akan berdampak baik terhadap well-being anak, baik secara fisik maupun psikologis. Riset menyatakan bahwa kepuasan hidup, self-esteem, kemampuan memproses emosi dan mengekspresikan diri, serta berkurangnya risiko depresi adalah beberapa contoh nyata dari outcome parenting yang baik. Kemudian, riset lainnya juga menyatakan bahwa komunikasi yang berkualitas antara anak dan orang tua akan mempengaruhi performa anak secara akademik. Maka dari itu, kelihatan banget kan pentingnya dukungan orang tua terhadap anaknya? Sebagai orang tua, tentunya kita pengen anak kita bisa lebih percaya diri dan memberikan dampak positif pada lingkungannya. Untuk mencapai hal tersebut, kita harus memulainya dengan hal-hal kecil.
Baca juga: Anak-anak Nakal? Hindari Lakukan 3 Hal Ini!
Bagaimana cara menjadi teman baik untuk anak?
Berikut adalah beberapa tips dari Riliv yang dapat membantu Parents untuk membangun hubungan baik dengan anak:
-
Dengarkan dan bicaralah dengan anak. Seperti yang dikatakan oleh Cynthia pada artikel sebelumnya, sangat penting bagi kita untuk menjadi pendengar yang baik. Bicaralah dengan anak-anak dengan penuh perhatian. Ketahui hal-hal yang menggelitik hobi mereka, dan berikanlah mereka dukungan untuk cita-cita mereka.
-
Jadilah contoh yang baik bagi anak. Dalam teori belajar sosial, Albert Bandura mengatakan bahwa anak-anak belajar melalui pengamatan dan contoh yang diberikan oleh orang dewasa di sekitarnya. Oleh karena itu, pastikan Parents selalu menjadi contoh yang baik bagi anak. Contohnya, ketika kita berinteraksi dengan orang lain, cobalah contohkan sikap menghargai, bertanggung jawab, dan berperilaku sopan.
-
Habiskan waktu luang dengan anak. Pada usia dini hingga masuk sekolah, anak-anak biasanya akan suka bermain-main. Jika ingin menjadi teman bagi mereka, turut sertalah bermain dengan mereka. Luangkan waktu mengikuti kegiatan sambil mengidentifikasi minat mereka. Bermain sangat esensial bagi anak-anak, sebab mereka bisa mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan fisik yang dibutuhkan untuk bertumbuh.
-
Berikan dukungan emosional. Ketika anak merasa gagal di sekolah, jangan beri mereka hukuman. Justru, cobalah berempatilah terhadap mereka, dan tunjukkan bahwa kita peduli dengan perasaan mereka. Anak-anak akan selalu membutuhkan dukungan dan pengakuan terhadap emosi dari orang tuanya. Di samping itu, bantu mereka untuk mengembangkan keterampilan pengelolaan emosi supaya mereka bisa meningkatkan ketahanan terhadap tekanan di masa mendatang.
-
Berikan kebebasan, namun berilah batasan yang tepat. Anak-anak akan merasa suntuk jika apa-apa tidak diperbolehkan. Pengetahuan dan eksplorasi mereka jadi akan terhambat, begitu pula kemampuan sosial mereka. Maka dari itu, kebebasan yang cukup bagi anak sangat penting. Namun, kita juga harus bisa memberikan batasan dan mengarahkan mereka untuk tidak melakukan perilaku maladaptif.
-
Libatkan anak dengan lingkungan. Tidak hanya Parents yang harus turut andil dalam kehidupan anak, namun Parents juga harus senantiasa melibatkan anak dengan aktivitas sosial. Ajaklah anak untuk bersosialisasi dengan kegiatan bermasyarakat, sehingga mereka belajar untuk membuka diri dengan situasi sosial. Selain itu, bersosialisasi juga akan melatih kepercayaan diri anak, meningkatkan kemampuan decision making, dan mengembangkan problem solving anak dalam menghadapi ketidakpastian hidupnya.
Nah, demikianlah, Parents, beberapa tips yang mungkin bisa diterapkan dalam menjadi teman yang baik bagi si buah hati! Jika memang masih sulit dilakukan, tidak apa-apa, kok. Semua pasti ada prosesnya. Yang penting, seperti yang sudah dikatakan oleh Cynthia Germanotta, masih belajar untuk menghadapi anak itu wajar. Kuncinya adalah terus berusaha.
Masih butuh saran profesional untuk menjalani kehidupan parenting? Tenang, psikolog Riliv siap mendengarkan kisahmu!
Referensi:
- Chen, Y., Haines, J., Charlton, B. M., & VanderWeele, T. J. (2019). Positive parenting improves multiple aspects of health and well-being in young adulthood. Nature human behaviour, 3(7), 684–691. https://doi.org/10.1038/s41562-019-0602-x
- Germanotta, C. B. (2018). When I Realized I Needed to Change the Way I Talk to My Daughters About Mental Health. Retrieved from The Mighty: https://themighty.com/topic/mental-health/cynthia-bissett-germanotta-lady-gaga-mental-health-parenting/
- Zhang Y. (2020). Quality Matters More Than Quantity: Parent-Child Communication and Adolescents’ Academic Performance. Frontiers in psychology, 11, 1203. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2020.01203
Terinspirasi oleh “When I Realized I Needed to Change the Way I Talk to My Daughters About Mental Health” oleh Cynthia Bissett Germanotta. Diterjemahkan oleh Sabrina Rizkahil. Diedit oleh Neraca Cinta Dzilhaq, M.Psi., Psikolog.