Masalah emosional disabilitas intelektual – Apakah Anda pernah mengenal istilah disabilitas intelektual? Mungkin Anda lebih mengenalnya dengan istilah retardasi mental, namun keduanya memiliki makna sama. Istilah ini mengacu pada kondisi anak dengan masalah intelektual dan juga fungsi keseharian, ya.
Rupanya, kondisi ini membuat mereka juga memiliki masalah emosional yang khas dan sering kali membuat orang tua bingung. Kita simak bersama yuk, apa sih disabilitas intelektual serta masalah emosional yang sering muncul pada anak!
Mengenal Anak Disabilitas Intelektual
Seorang anak bisa didiagnosis dengan disabilitas intelektual (DI) bila terdeteksi sebelum usia 18 tahun. Anak dengan DI seringkali menunjukkan kesulitan akademik serta pemahaman kehidupan sehari-hari, seperti berbicara, membaca, makan, atau aktivitas sehari yang biasanya bisa dilakukan oleh anak seusianya.
Namun berbeda dengan mitos yang beredar di masyarakat, anak dengan DI kebanyakan bisa belajar dan juga bisa hidup mandiri sebagai manusia dewasa, kok! Hanya saja orang tua perlu mengetahui bakat mereka sehingga bisa memaksimalkannya.
Cara Mengidentifikasi Anak dengan Disabilitas Intelektual
Umumnya, anak dengan DI bisa dicurigai dengan masalah akademik dasar seperti baca-tulis-hitung serta kemampuan yang sudah bisa dilakukan oleh anak seusianya.
Bila seorang anak sudah dicurigai, maka penting untuk segera menghubungi psikolog anak agar dilakukan pemeriksaan komprehensif.
Hal ini bertujuan untuk menegakkan diagnosis serta mengetahui kemampuan apa yang bisa dimaksimalkan pada sang anak.
Tidak hanya itu, pemeriksaan juga bertujuan untuk mengetahui penyebab DI pada anak. Mulai dari genetik, psikologi, psikiatri, dan juga pendidikan yang tepat untuk sang anak.
Mempersiapkan Edukasi
Tujuan dari pemeriksaan psikologis adalah untuk menentukan bentuk edukasi baik formal maupun vokasional kepada anak.
Mulai dari perencanaan pendidikan khusus, fokus vokasional yang mampu meningkatkan ketrampilan keseharian anak, hingga mempersiapkan anak untuk hidup di masyarakat.
Anda juga bisa bersiap untuk mencari pendidikan yang tepat untuk anak Anda, ya!
Masalah Emosional yang Sering Muncul
Salah satu permasalahan yang umum ditemui pada disabilitas intelektual adalah masalah emosional.
Mereka sangat mungkin untuk mengalami masalah emosional dan perilaku yang bisa menghambat perkembangan anak.
Frustrasi Karena Tertinggal
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, anak-anak dengan situasi ini akan mengalami keterlambatan dalam mempelajari kemampuan yang seharusnya sudah dikuasai oleh anak seumurannya.
Akibatnya? Saat berkumpul dengan teman-teman, anak dengan DI bisa saja frustrasi dan akhirnya menarik diri. Perilaku seperti cemas, marah, dan juga sengaja bersikap nakal untuk mendapatkan perhatian dari orang dewasa lain sangat mungkin terjadi. Ini dikarenakan anak dengan disabilitas intelektual ingin diperhatikan karena ketertinggalan tersebut.
Bullying
Bullying atau perundungan menjadi penyebab masalah emosional pada anak dengan disabilitas intelektual. Kapasitas kemampuan sosial anak dengan DI yang rendah menyebabkan mereka sulit untuk memahami orang lain sehingga sering dimanfaatkan atau dirundung.
Hal ini menyebabkan anak dengan DI khususnya yang berusia remaja mengalami masalah depresi bahkan suicidal.
Kondisi ini sangat sulit ditangani karena kemampuan bahasa dan keterampilan interaksional yang rendah, salah satunya adalah pengungkapan emosi. Anak bisa saja mengeluarkan emosi marah di segala situasi sebagai bentuk ketidaknyamanannya.
Faktor Risiko Masalah Emosional yang Muncul
Faktor risiko merupakan faktor-faktor yang menjadikan masalah emosional pada anak dengan disabilitas intelektual semakin parah. Apa saja?
Tingkat Disabilitas Intelektual
Disabilitas intelektual sendiri terbagi menjadi beberapa tingkatan yakni ringan, sedang, dan berat.
Anak dengan tingkatan ringan umumnya lebih bisa memahami masalah yang dialaminya dan bisa mengomunikasikannya meskipun tidak sebaik anak tanpa DI.
Sosioekonomi
Faktor sosioekonomi yang dimaksud seperti pendidikan keluarga dan juga kondisi ekonomi keluarga. Anak dengan keluarga yang tidak teredukasi terkait disabilitas intelektual cenderung tidak tertangani dan lebih sering melampiaskan emosinya keluar.
Pun dengan tingkat ekonomi yang rendah bisa mempengaruhi perhatian orang tua. Anak dengan DI membutuhkan kesabaran dan ketelatenan orang tua serta caregiver lain untuk bisa mempelajari keterampilan sosial dengan baik.
Bila orang tua sibuk bekerja dan anak tidak mendapat kesempatan belajar, maka anak dengan disabilitas intelektual akan semakin berisiko untuk mengalami masalah emosional.
Apa yang Bisa Orang Tua Lakukan?
Salah satu langkah yang harus dilakukan pertama adalah mengunjungi psikolog anak untuk mengetahui gambaran kondisi anak.
Bila anak Anda sudah mendapatkan diagnosis disabilitas intelektual dan Anda melihat masalah emosional dan perilaku, maka tidak ada salahnya untuk segera menghubungi psikolog seperti Riliv. Anda akan dibantu untuk menemukan cara dalam mengatasi permasalahan emosional sebelum akhirnya mengikuti terapi.
Terapi ditujukan untuk mengajarkan anak caranya mengelola emosi, sehingga masalah di kemudian hari bisa dihadapi dengan lebih tenang.
Jangan lupa, peran serta orang tua sangat penting, sehingga psikolog Riliv bisa memberikan pelayanan maksimal dalam mendeteksi dan membagikan kemampuan penanganan emosi anak, ya!