Terkadang, seseorang nggak menyadari bahwa ia sedang terlalu banyak mengalami masalah. Hingga pikirannya jadi sangat sulit untuk lepas dari overthinking dan anxiety. Selain bikin nggak nyaman, terlalu banyak overthinking dan anxiety dapat membawa dampak yang serius terhadap kesehatan mental seseorang.
Gejala overthinking dan tanda-tanda anxiety
Apa tanda-tandanya seseorang nggak bisa lepas dari overthinking dan anxiety? Simak penjelasannya dalam uraian di bawah ini!
1. Kamu ingin dapat mengontrol “semuanya”
Respons orang lain, perasaan senang atau sedih orang-orang terdekat kita, sampai kepada hal-hal penting lainnya, seperti keputusan diterima kerja atau adanya virus yang menyebabkan pandemik di penjuru dunia adalah hal yang sangat mustahil untuk kita kontrol.
Seseorang yang memiliki kecenderungan untuk overthinking dan anxiety akan merasa kesulitan untuk bersikap santai dengan kehidupan sehari-harinya. Karena pikirannya dipenuhi dengan keinginan-keinginan untuk dapat mengatur hal-hal yang berada di luar kuasanya.
Belajarlah untuk menyadari, bahwa ada banyak hal di dunia ini yang nggak bisa kita kendalikan.
Mulailah untuk fokus hanya pada hal-hal yang memang dapat kita kontrol, seperti perilaku kita, respons kita terhadap sesuatu, sampai keputusan mengenai dengan siapa kita akan bergaul dan media apa yang ingin kita baca sehari-hari.
2. Overthinking dan anxiety membuatmu sering merasa “kelelahan”
Foto oleh mikoto.raw dari Pexels
Kamu nggak punya aktivitas fisik berat yang membuatmu merasa kelelahan. Oleh sebab itu, kamu pun bertanya-tanya, kenapa rasa lelah kerap menghampirimu, meskipun kamu telah punya waktu yang cukup untuk istirahat.
Rasa lelah yang sebenarnya nggak hanya disebabkan oleh padatnya aktivitas yang banyak kamu lakukan di luar rumah.
Saat kamu terlalu banyak berpikir dan merasa cemas, tubuhmu akan memprosesnya dengan cara yang sama, saat seperti kamu melakukan banyak aktivitas fisik. Inilah yang membuatmu perlahan-lahan merasakan lelah yang sama.
3. Kamu takut banget untuk gagal
Biasanya, kamu yang punya kecenderungan untuk bersikap overthinking punya sifat perfeksionis yang melekat pada dirimu. Hal inilah yang membuat rasa cemas semakin menjadi-jadi, bahkan nggak membantumu sama sekali.
Takut rencanamu nggak akan berjalan dengan harapan, kerja kerasmu berbuah kegagalan— semua hal itu masuk dalam pikiranmu di setiap waktu. Terutama di saat-saat kamu memang punya project penting atau diminta untuk menangani sesuatu.
4. Overthinking dan anxiety “secara bersamaan” kerap membuatmu susah tertidur hingga insomnia
Terjaga di malam hari sudah menjadi rutinitas sehari-hari. Bukan karena niat begadang untuk nonton bola atau kerja lembur, hal-hal yang tetap membuatmu membuka mata adalah kecemasan-kecemasan yang entah mengapa setiap malam rasanya kerap menghampiri.
Overthinking ini kerap membuatmu susah tertidur, melebihi tingkat kafein dari secangkir kopi. Kalau sudah begini, cobalah untuk mempelajari teknik mindfulness.
Saat kamu mempelajari bagaimana caranya mempertahankan pikiran agar tetap berada di sini kini, kecemasanmu perlahan-lahan akan segera mereda.
5. Kamu banyak mengkhawatirkan soal masa depan
via www.unsplash.com
Salah satu yang kerap kali mengganggumu untuk dapat fokus dengan situasi terkini adalah keberadaan pikiranmu yang sering kali nggak berada pada tempatnya—yaitu masa depan.
Nggak jarang, kamu mengkhawatirkan hal-hal yang sebenarnya masih belum pasti mengenai kejadiannya. Soal pernikahan, kelulusan, pekerjaan, atau peristiwa-peristiwa lain—yang sering sekali jadi pemicu dan persoalanmu dalam mengkhawatirkan masa depan.
“Nggak ada yang tahu soal apa yang akan terjadi di masa depan.” Kamu mungkin perlu beberapa kali untuk mencoba merapalkannya, setiap pikiranmu melayang-layang merapal soal masa depan.
Hindari pikiran negatif, meskipun kamu nggak bisa sepenuhnya mengganti pemikiran tersebut dengan hal-hal positif. Namun, kamu patut mencobanya untuk mengurangi overthinking atau rasa cemas yang kerap menghampiri.
6. Kamu nggak bisa percaya dengan penilaianmu sendiri
Salah satu yang menjadi tanda bahwa kamu memiliki kecenderungan overthinking dan anxiety adalah kamu meremehkan dirimu sendiri. Kamu meragukan penilaianmu terhadap sesuatu, nggak pede dengan pilihanmu, sampai pada kesulitan untuk memiliki pendirian sendiri.
Nggak masalah sih untuk mempertimbangkan diri supaya punya sikap asertif. Namun, jangan sampai hal ini justru membuatmu jadi mudah diinjak-injak. Jika kamu ingin penilaianmu dapat dihargai orang lain, kamu juga perlu memberanikan diri untuk menghargai pendapatmu sendiri.
7. Kamu sering banget sakit kepala
Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels
Salah satu tanda yang menunjukkan seseorang sulit terlepas dari overthinking dan anxiety adalah rasa sakit kepala yang sering datang menyerang, nggak peduli waktu.
Overthinking dan kecemasan berlebihan dapat membawa stres. Stres memberikan hormon kortisol pada tubuh yang juga punya dampak yang nggak baik terhadap kesehatan kita.
Cara berhenti mengurangi overthinking dan mengatasi anxiety
Mengatasi pikiran obsesif membutuhkan rencana tindakan. Jika kamu ingin berhenti overthinking, kamu perlu mempelajari caranya secara langsung agar berhasil, dan terus mengulanginya hingga hal tersebut bisa menjadi kebiasaan.
Berikut adalah lima cara terbaik untuk mengatasi overthinking dan anxiety yang tiada henti. Jadi, simak yuk untuk menemukan cara berhenti ovethinking dan anxiety berikut ini!
1. Sadarilah proses berpikir dan hal-hal yang menjadi pemicu kecemasanmu
Tuliskan apa yang memicumu untuk overthinking. Apakah itu ada hubungannya dengan interaksi sosial? Ketidakpastian? Berada di lingkungan baru?
Hal ini dapat membantumu untuk mengenali dan memahami apa yang menjadi penyumbang terbesar dan sumber dari kecemasanmu.
2. Menghentikan overthinking dengan mengatur pikiran
Gunakan perspektif yang lebih luas. Ketika ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu, tanyakan pada dirimu sendiri: apakah hal ini akan menjadi masalah dalam jangka waktu satu tahun? Atau sebulan? Atau malah hanya beberapa minggu?
Dengan menentukan jangka waktu, kamu akan bisa dapat bersikap lebih rileks.
Buat keputusan dengan batasan waktu. Misalnya, kamu mungkin memberi dirimu sendiri waktu sebanyak lima menit untuk memutuskan sesuatu yang kecil (misalnya, apakah kamu akan melakukan pekerjaan rumah atau apakah kamu akan pergi ke gym hari ini).
Ambil waktu untuk beristirahat. Cobalah untuk mengurangi tingkat kecemasan secara keseluruhan dengan beristirahat secara teratur untuk melakukan hal-hal yang menenangkan (misalnya, meditasi 10 menit, membaca novel selama 30 menit, atau berjalan-jalan di taman selama 20 menit).
Meminimalisir hal-hal pemicu overthinking dan anxiety. Ada baiknya juga untuk mulai menerapkan batas waktu dan membatasi diri pada hal-hal seperti bekerja dan membaca email, bermain media sosial, membaca koran dengan berita-berita negatif, sampai mengkonsumsi kafein—yang secara ilmiah terbukti memberikan dampak pada rasa cemas.
Jika salah satu pemicunya adalah jenis sensorik yang berlebihan, kamu dapat memberi diri sendiri waktu seperti membagi-baginya: 20 menit mengerjakan tugas, 10 menit istirahat, untuk kemudian dilanjutkan mengerjakan tugas lagi. Selamat mencoba!
Referensi:
- Hurst, Katherine. (TT). How To Stop Overthinking And Overcome Anxiety Now. Diakses dari: https://www.thelawofattraction.com/stop-overthinking-overcome-anxiety/