Diterjemahkan dan dimodifikasi oleh Miftakhul Syaifuddin. Seorang yang sering berpikir positif. Ketika menjadi korban bullying, dapat mengubah bully menjadi energy. Disunting oleh Adismara Putri Pradiri, S.Psi., kandidat psikolog klinis.
Jenis-jenis Bullying – Banyak orang beranggapan bahwa bullying hanya terdiri dari intimidasi fisik dan pemanggilan nama. Isu ini menjadi semakin serius khususnya di kalangan remaja Indonesia.
Faktanya ada 6 jenis intimidasi yang dapat dikategorikan sebagai perundungan, lo. Mulai dari mengecualikan dan menggosipkan orang hingga mengolok-olok ras atau agama.
Bahkan hal-hal yang dianggap kecil pun seringkali tanpa sadar merupakan jenis praktik dari perundungan itu sendiri.
Definisi Perundungan Menurut Psikologi
Perundungan atau bullying merupakan pola yang berulang dan dengan sengaja dilakukan untuk menyakiti orang lain.
Pola yang muncul secara khusus melibatkan pihak yang lebih lemah, muda, dan lebih kecil sehingga memunculkan kerentanan untuk dirundung.
Konsep inilah yang disepakati dari perspektif psikologi dan membedakan dengan agresi pada umumnya.
Alasan Seseorang Melakukan Bullying
Menganggap Target Perundungan Sebagai Ancaman
Menariknya, para pelaku perundungan mengaku bahwa target atau objek bullying dianggap sebagai ancaman.
Meskipun tidak secara fisik, namun para pelaku menganggap sikap mereka yang berbeda dan unik justru akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi pelaku sehingga mereka berusaha untuk melindungi harga diri mereka.
Aksi bullying tidak dapat dibenarkan apa pun jenis-jenis yang dilakukan, namun pemahaman mengapa perundungan terjadi dapat membantu kamu mengerti apa yang sedang dirasakan pelaku.
Keinginan untuk Berkuasa
Banyak orang yang beranggapan bahwa memiliki kekuasaan didapatkan dengan menghancurkan orang lain.
Ini menjadi salah satu alasan bullying di tempat kerja. Pun sama dengan alasan sebelumnya, mereka menganggap target mereka sebagai ancaman terhadap kekuasaan mereka.
Balas Dendam
Motif ini seringkali terlupakan di kalangan studi psikologi. Ada beberapa waktu ketika para pelaku bullying merasa bahwa target mereka telah menyakiti mereka. Namun hal ini bersifat relatif sehingga tidak dapat dijadikan pembenaran.
Selain itu, para pelaku perundungan juga seringkali menjadi seorang korban di suatu titik sebelum perlakuan ini terjadi. Hal ini dikarenakan mereka ingin mengambil kembali hal-hal yang telah dirampas oleh mereka.
Kepengecutan
Motif yang satu ini muncul khususnya pada dunia media sosial. Adanya keberanian karena identitas yang tersembunyikan menyebabkan banyak orang berusaha untuk melakukan tindakan buruk karena merasa tidak akan ada yang mengenal mereka.
Kamu Mungkin Tidak Bermaksud Merundung, Tetapi…
Setiap interaksi sosial pasti memiliki dampak yang berbeda. Terkadang ada teman atau keluarga yang bersikap berlebihan dan membuat kita merasa terintimidasi, seperti:
- “Kamu kerjanya lelet!”
- “Memang kamu tidak bisa diandalkan”
- “Kapan nikah?”
- “Butuh berapa tahun lagi agar kamu kaya?”
- Dan sebagainya.
Semua contoh di atas tergolong dalam bentuk bullying, namun bisa saja memiliki dampak yang positif. Misalnya semakin memotivasi, mengerti ada orang yang peduli dengan ulang tahun kita dan mungkin dianggap sebagai candaan yang biasa.
Celakanya, kita tidak mengerti apa yang orang lain pikiran setelah kita melakukan semua hal itu pada mereka.
Jenis-jenis Bullying yang Perlu Diketahui
Penindasan Fisik
Intimidasi fisik adalah bentuk intimidasi yang paling jelas. Ini terjadi ketika seseorang menggunakan tindakan fisik untuk mendapatkan kekuatan dan kontrol atas target mereka.
Penindasan fisik sering terjadi pada anak-anak atau pada golongan yang terbiasa melakukan tindak kekerasan.
Jika pada anak-anak, pelakunya cenderung lebih besar, lebih kuat, dan lebih agresif daripada rekan-rekan mereka. Sedangkan pada golongan yang lebih dewasa, umumnya pelaku memiliki power atau kedudukan yang tinggi.
Contoh-contoh intimidasi fisik termasuk menendang, memukul, meninju, menampar, mendorong, dan serangan fisik lainnya.
Tidak seperti bentuk-bentuk bullying lainnya, intimidasi fisik adalah yang paling mudah diidentifikasi. Buktinya dapat dilacak melalui visum laboratorium dan pada kasus yang parah dapat dilihat langsung dengan kasat mata.
Gosip atau Agresi Relasional
Hati-hati dengan yang satu ini. Karena dampaknya bukan hanya pada diri kita saja, melainkan dapat merembet ke lingkungan luas.
Agresi relasional atau gosip ini termasuk upaya untuk mencoba untuk menyakiti orang lain dengan menyabotase status sosial mereka.
Pelakunya sering mengasingkan orang lain dari suatu kelompok, menyebarkan desas-desus, memanipulasi situasi, dan merusak kepercayaan.
Tujuan di balik pelaku intimidasi yang agresif adalah meningkatkan kedudukan sosial mereka sendiri dengan mengendalikan atau mengintimidasi orang lain.
Umumnya jenis bullying ini terjadi di kalangan perempuan. Pada kasus tertentu seorang yang gemar melakukan gosip dijuluki ‘frenemies’ alias musuhnya teman-teman.
Jadi sebenarnya jenis intimidasi ini dapat menjadi bumerang apabila sudah terbongkar kedoknya.
Meskipun agresi relasional adalah umum di sekolah menengah, ternyata tidak terbatas pada remaja saja. Bahkan, beberapa bos intimidasi dan pengganggu di tempat kerja lainnya juga terlibat dalam agresi relasional.
Verbal
Nah, jenis bullying yang satu ini sering menjadi pro dan kontra karena cukup susah diidentifikasi daripada jenis-jenis bullying lainnya.
Pelakunya menggunakan kata-kata, pernyataan, dan pemanggilan nama untuk mendapatkan kekuasaan/kontrol atas target.
Termasuk meremehkan, merendahkan, dan melukai orang lain hanya dengan berbicara. Akibatnya, sering terjadi pertentangan dan adu argumen yang tidak sehat.
Selain itu, banyak orang merasa bahwa hal-hal yang dikatakan tidak berdampak signifikan pada orang lain. Berkata sebelum berpikir, cuek, sikap-sikap ini membuat verbal bullying terkesan sering diabaikan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa intimidasi verbal dan pemanggilan nama memiliki konsekuensi serius hingga dapat meninggalkan bekas luka emosional yang dalam.
Cyberbullying
Beranjak ke jenis bullying yang ramai diperbincangkan, cyberbullying. Bentuk intimidasi ini dilakukan melalui Internet, smartphone, atau teknologi lainnya untuk melecehkan, mengancam, mempermalukan, atau menargetkan orang lain.
Contoh dari cyberbullying termasuk memposting gambar yang menyakitkan, membuat ancaman online, dan mengirim email atau teks yang menyakitkan.
Karena remaja gemar terkoneksi online dan memiliki banyak akun media sosial, cyberbullying adalah masalah yang berkembang di kalangan anak muda.
Fenomena ini sering dijumpai karena pelaku intimidasi dapat mengganggu target mereka dengan risiko penangkapan yang jauh lebih kecil.
Cyberbullies sering mengatakan hal-hal yang mereka tidak berani katakan secara langsung. Teknologi membuat mereka merasa anonim, terisolasi dan terlepas dari situasi. Akibatnya, intimidasi online sering kali terlampau kejam dan mengecam.
Penindasan Seksual
Penindasan seksual terdiri dari tindakan yang berulang, berbahaya, dan memalukan yang menargetkan seseorang secara seksual.
Contohnya termasuk pemanggilan nama seksual, komentar kasar, gerakan vulgar, sentuhan tanpa izin, dan materi pornografi.
Misalnya, pelaku intimidasi mungkin berkomentar kasar tentang penampilan, daya tarik, perkembangan seksual, atau aktivitas seksual seorang gadis.
Dalam kasus-kasus ekstrem, intimidasi seksual membuka pintu bagi serangan seksual.
Perempuan sering menjadi sasaran intimidasi seksual baik oleh laki-laki maupun oleh perempuan lainnya. Seorang yang tidak sopan dan memiliki power atau kedudukan mungkin menyentuhnya dengan tidak tepat, membuat komentar kasar tentang tubuh mereka, atau mengusulkannya.
Para perempuan, di sisi lain, mungkin memanggil nama gadis lain seperti “pelacur” atau “gelandangan,” membuat komentar menghina tentang penampilan atau tubuh mereka, dan terlibat dalam mempermalukan pelacur.
‘Sexting’ atau pesan seksual juga dapat menyebabkan intimidasi seksual. Misalnya, seorang gadis dapat mengirim foto dirinya ke pacar.
Ketika mereka putus, dia berbagi foto itu dengan seluruh sekolah. Pada akhirnya, ia menjadi sasaran intimidasi seksual.
Pentingnya Pendampingan Psikologis Bagi Korban Bullying
Pendapingan psikolog seperti melalalui konseling online maupun offline sangat penting, lo!
Hal ini dikarenakan korban bullying bisa beresiko memiliki pandangan diri yang rendah dan berpotensi menjadi pelaku di kemudian hari.
Memutus rantai perundungan menjadi langkah tepat, khususnya pendampingan bagi para korban.
Jika kamu mengetahui korban atau mengalami secara pribadi, silakan menghubungi konseling psikologi online dengan Riliv sebagai langkah pencegahan pertama. Kamu berhak mendapatkan penanganan yang terbaik.
Disadur dari:
- BetterHelp Editorial Team. The Psychology of Bullying: Understanding What’s Behind the Bully. https://www.betterhelp.com/advice/bullying/the-psychology-of-bullying-understanding-whats-behind-the-bully/
- Sherri Gordon. The Different Types of Bullying Parents Should Watch For. https://www.verywellfamily.com/types-of-bullying-parents-should-know-about-4153882
- National Centre Against Bullying. Types of Bullying. https://www.ncab.org.au/bullying-advice/bullying-for-parents/types-of-bullying/
Discussion about this post