Wonder Woman – Semua orang pasti kenal dengan superhero wanita satu ini, bukan? Cantik, kuat, dan berhati mulia, ia menjadi ikon pop culture di seluruh dunia. Namun siapa sangka, bahwa ia adalah ciptaan seorang psikolog? Mari cari tahu bersama di artikel ini, yuk!
Biografi Singkat Sang Pencipta Wonder Woman
Dr. William Moulton Marston (dikenal juga dengan nama Charles Moulton dalam nama penanya) adalah seorang ilmuwan sekaligus psikolog yang telah berkontribusi lama di dunia psikologi. Ia adalah pencetus teori DISC yang sampai sekarang masih digunakan sebagai dasar tes kepribadian DISC.
Marston lahir di Massachusetts. Ia menempuh pendidikan di Harvard University. Dari sana, ia mendapatkan gelar BA pada tahun 1915, LLB pada tahun 1918, dan gelar Ph.D. dalam bidang psikologi pada tahun 1921. Selanjutnya, Marston mulai menjadi dosen, mengajar di American University di Washington D.C. dan Tufts University di Massachusetts. Ia kemudian mengembangkan mesin poligraf dibantu oleh asisten penelitiannya, Olive Byrne. Marston bersama istrinya, Elizabeth, juga tercatat sebagai orang yang menciptakan alat pendeteksi kebohongan.
William Marston meninggal dunia tahun 1947. Ia mendapatkan penghargaan Will Eisner Award Hall of Fame pada tahun 2006 dan namanya sempat diabadikan sebagai salah satu tokoh influensial DC Comics dalam “Fifty Who Made DC Great” tahun 1985.
Wonder Woman dalam Teori DISC
Marston adalah orang yang tertarik sekali dengan dunia komik, dan meyakini bahwa komik-komik yang beredar ternyata memiliki kemampuan untuk mengedukasi masyarakat. Namun, ia melihat bahwa ada kesenjangan gender antara jagoan laki-laki dan tokoh perempuan pada komik-komik superhero di Amerika Serikat di tahun 1940-an. Sebut saja Superman, Batman, dan Green Lantern. Marston adalah seorang feminis yang mendukung emansipasi wanita, sehingga ia kemudian tergerak untuk menciptakan tokoh superhero wanita bernama Wonder Woman. Menurut Marston, Wonder Woman terinspirasi dari tokoh-tokoh wanita yang berpengaruh dalam hidupnya, antara lain istrinya, Elizabeth, asistennya, Olive Byrne, dan aktivis Margaret Sanger.
Oiya, jangan lupa bahwa William Marston juga pencetus teori DISC. Teori kepribadian ini bersifat behavioristik, yang artinya menekankan pada perilaku manusia. Paling seringnya, DISC digunakan untuk mengetahui gaya bekerja seseorang dalam setting organisasi, sehingga bisa mendukung kinerja tim dengan baik. Nah, Marston menginternalisasikan sifat-sifat dari tokoh komiknya ke dalam empat tipe kepribadian DISC. Diana adalah tokoh wanita yang ideal di mata Marston. Ia memiliki keberanian melawan penjahat (Dominance), kemampuan berempati dan public speaking yang baik (Influence), tenang dan tidak impulsif (Steadiness), serta siap menolong siapa saja (Compliance).
Baca juga: 7 Fakta Tes Kepribadian DISC! HR Wajib Tahu!
Simbol Feminisme dan Empati Manusia
Keunikan dari tokoh Wonder Woman adalah kompleksitasnya sebagai superhero yang membedakannya dari tokoh-tokoh wanita seangkatan dengannya. Ketimbang menjadi orang yang diselamatkan, ia menghabiskan waktunya memberantas kejahatan. Dalam kisahnya, ia adalah seorang putri yang berasal dari Themyscira, sebuah pulau fiktif yang dihuni oleh suku wanita perkasa bernama Amazon. Namun, sebagian besar hidupnya dihabiskan di dunia manusia sebagai kurator museum bernama Diana Prince.
Sebagai suku Amazon, ia telah hidup lebih lama dari manusia pada umumnya, namun ia telah mengalami berbagai macam peristiwa sejarah seperti perang, krisis ekonomi, dan bencana alam yang dialami oleh manusia. Di filmnya, ia bahkan harus belajar merelakan kepergian kekasihnya, Steve Trevor. Segala macam cobaan hidup diterpa oleh Diana, namun ia tetap berpegang teguh pada keinginannya menolong umat manusia. Selain itu, yang menjadikan Diana Prince menarik adalah kemampuannya dalam mendeteksi kebohongan. Tentunya, jika kamu pernah menonton filmnya, ia memiliki sebuah tali lasso yang bisa digunakan untuk mengungkap kebenaran saat dililitkan pada seseorang. Yep, sebuah paralel yang mengejutkan karena Marston dan istrinya menciptakan lie detector, bukan?
Meskipun tersohor, di tahun 1940-an, beberapa kaum konservatif mengkritik keras Wonder Woman. Mereka menganggap tokoh tersebut mengajarkan anak-anak perempuan menjadi tidak suka mengerjakan pekerjaan rumah. Barulah pada tahun 1970-an, ketika gerakan feminisme di Amerika Serikat sedang mencapai puncaknya, Gloria Steinem mendirikan majalah Ms. pada tahun 1972, memutuskan untuk menampilkan tokoh Wonder Woman di sampul perdananya di bawah spanduk “Wonder Woman for President.” Harapannya, ia bisa mendukung para perwakilan politik wanita membesarkan namanya. Sejak saat itulah, Wonder Woman menjadi ikon gerakan pemberdayaan wanita di Amerika Serikat.
Seiring berjalannya waktu, Wonder Woman tidak hanya mempengaruhi masyarakat melalui pemberdayaan wanita, namun juga memberikan pesan yang universal tentang kebaikan. Seperti yang ditulis oleh Sarah Gibson dalam High Snobiety, ia adalah superhero wanita yang tidak melulu menggunakan tenaga kasarnya untuk menolong orang, melainkan juga memiliki hati yang lembut. Bagi Gibson, ia adalah tokoh yang wajib diteladani oleh semua gender.
Meskipun Diana Prince hanyalah fiksi, bukan berarti kita nggak bisa menjadi seperti dirinya. Ingat, kan, bahwa kekuatan super Diana adalah empatinya? Kita juga wajib mengembangkan empati pada sesama, sebab empati adalah salah satu ukuran kesehatan mental seseorang. Memiliki empati bukanlah kelemahan, sebab dengan empati kamu bisa memahami orang lain lebih dalam.
Namun tentu saja, sebelum mengembangkan ‘kekuatan super’ satu ini, kamu harus belajar untuk mengenali dan berdamai dengan dirimu sendiri. Memahami diri sendiri memang tidak mudah, dan mungkin kamu membutuhkan ‘pahlawan super’ lainnya untuk menolongmu. Nah, karena itulah, Riliv menghadirkan para psikolog yang bersedia membantumu memahami dirimu sendiri. Yuk, booking sesi konselingmu dengan mudah lewat aplikasi Riliv!
Referensi:
- DC Database Contributors. (n.d.). Wonder Woman (Diana Prince). Retrieved from DC Database: https://dc.fandom.com/wiki/Wonder_Woman_(Diana_Prince)
- Halperin, A. D. (2020). Wonder Woman: Feminist Icon?. Retrieved from NY History: https://www.nyhistory.org/blogs/wonder-woman-feminist-icon
- Mindtools. (n.d.). The DiSCĀ® Model. Retrieved from Mindtools: https://www.mindtools.com/aussi4e/the-disc-model
- Thomas, A. (n.d.). Dr. William Moulton Marston Biography & Facts. Retrieved from Study.com: https://study.com/academy/lesson/biography-of-dr-william-moulton-marston.html
- Walsh, C. (2017). The life behind Wonder Woman. Retrieved from The Harvard Gazette: https://news.harvard.edu/gazette/story/2017/09/harvard-receives-personal-papers-of-wonder-womans-complex-creator/